Suara lenguhan kecil terdengar dari arah Harry yang tertidur. Sementara Tom tetap setiap menjaga istrinya yang sedang demam tinggi. Terlihat dari kompresan diatas kepala yang basah, sementara bekas-bekas keringat dingin menjadi embun dibagian rambut dan dahinya.
"Daddy... Mommy sudah bangun?!" Lunar tiba-tiba datang dan berteriak sambil membuka pintu kamar orangtuanya.
"Pelankan suaramu sayang." Tom ingin sekali menjitak kepala anaknya. Dia sudah sering menegur agar Lunar bersikap sopan seperti kelas atas, tapi sayangnya anak itu sedikit pembangkang dan tak peduli. "Kau bisa mengganggu Mommy."
"Ouhh... Maaf, hehe..."
Erangan kecil kembali terdengar oleh keduanya. Sementara Lunar segera mendekat dan ingin melihat ibunya.
Terlihat Harry membuka matanya pelan, sementara dibalik penglihatannya dia melihat sedikit bayangan. Berawal seperti gelap, kemudian cahaya masuk kedalam fetina penglihatannya. Meski tak jelas, dia melihat sosok tubuh yang sangat di kenalnya.
"Tom?" panggilnya ragu dengan suara yang teramat serak.
"Ini minumlah." Tom memberikan segelas air, kemudian membantu Harry untuk bangun dan menyandarkannya di kepala ranjang.
Air itu tandas dan memenuhi kerongkongannya dengan sensasi dingin.
"Be.. Berapa lama, aku tidur?" matanya yang masih sayu menatap suaminya dengan penasaran.
"3 hari, kau tak sadarkan diri selama itu." Sejujurnya dia sudah mengalami kepanikan ketika Harry tak kunjung terbangun.
"Mommy kau tak merindukanmu?" Lunar yang sejak tadi merasa kehadirannya tak disadari mulai cemberut dan marah.
"Lunar?" Harry tersentak kaget. "Ohh... Ya tuhan, aku pikir ini hanyalah mimpi." Harry mulai sedih kembali dan memeluk anaknya erat. "Kemarilah sayangku, aku pikir ini hanyalah bunga tidur."
"Tidak sayang, kami benar-benar sudah pulang." Tom mengelus rambut istrinya dengan lembut.
"Lalu, dimana Altair?" ketika sadar bahwa anak sulungnya tak terlihat.
"Dia, berada di Lab Ramuan, bersama Malfoy muda. Aku meminta bantuannya untuk membuatkanmu obat."
"Ohh... Baik sekali." Harry terharu pada anaknya, mereka sangatlah baik.
"Kalau begitu, istirahatlah kembali. Kau masih belum pulih, shock hebat membuat jiwamu tergoncang. Aku mungkin akan meminta Nona Parkinson untuk membantu terapi pikiranmu."
"Hu'um, terimakasih sayang." angguknya pelan.
"Kalau begitu kami akan keluar, ayo Lunar!"
"Bye Mommy, istirahatlah dengan nyenyak."
.
.
.
.Tak ada yang lebih membuatnya bahagia, ketika melihat keluarga kecilnya kumpul kembali.
Harry terkikik kecil ketika melihat kedua anaknya yang tertunduk masam ketika Tom frustasi mengajari mereka mantera yang sulit.
"Ayo sayang, semangat lah." Dia sedikit berteriak di kursi taman, sementara tangannya memegang apel merah yang mengkilap dengan sedikit bekas gigitan.
Dia pikir dirinya dan keluarganya takkan pernah hisa berkumpul kembali. Ngomong-ngomong, jika suaminya sudah kembali, lalu bagaimana dengan Tom yang berasal dari masalalu? Apakah dia baik-baik saja.
.
.
.
.1 bulan sudah, dirinya kembali berkumpul dengan keluarganya. Sementara pikirannya yang sedang bahagia menjadi pudar ketika teringat dengan teman-temannya yang berada di sel azakaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins (TOMARRY/Tamat)
De TodoAltair dan Lunar, dua anak kembar Harry dan Voldemort yang terbawa kembali menuju masalalu, karena bermain Time Turner. Petualangan keduanya dimasalalu, dimana Mommy dan Daddy'nya masihlah musuh dan berperang satu sama lain. KARYA ASLIKU, DILARANG P...