#2 Rapuh yang Utuh

10 1 2
                                    

Pulang sekolah, Raya harus bekerja paruh waktu di Restoran yang cukup besar. Gajinya sangat cukup untuk memenuhi kehidupannya. Hanya saja, Raya kesuliatan untuk mengatur waktu dengan sekolahnya. Itu yang Raya jalani baik sebelum ayahnya menghilang maupun setelah ayahnya menghilang.

Ayahnya Raya melarikan diri setelah pertengkaran besar, ini sudah kesekian kali ayahnya melarikan diri, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kemudian kembali lagi tanpa rasa bersalah. Tapi tidak untuk kali ini, Raya orang pertama yang akan melawan kembali Ayahnya, dia tidak ingin ibunya dibodohi lagi dan lagi.

"Permisi pelayan!" Panggil salah satu pelanggan, ia fokus melihat menu buku.

Raya menghampiri pelanggan itu. Matanya fokus pada kertas pesanan yang ia bawa.

"Kaya biasa mbak, Beef Meatball nya 1 sama Coffee Latte nya 1 ya."

Saat Raya melihat pelanggan, tidak disangka ternyata pelanggan itu adalah Azran. Mereka saling menatap satu sama lain, keduanya sama-sama terkejut. Raya hanya diam walaupun ia juga terkejut.

"Lo kerja di sini ya? Keren juga," Tanya Azran.

"Iya, makasih," Ucap Raya yang langsung beranjak.

Sekitar 15 menit pesanan sudah siap. Raya segera mengantar pesanannya dan langsung pergi melanjutkan pekerjaannya.

"Ya!" Ucapkan Azran yang langsung menahan Raya dengan menarik tangan.

"Duduk dulu dong sebentar."

"Gaada waktu."

"Pleaseee..."

"5 menit," Ucap Raya sambil mengehela nafas.

Raya langsung duduk tepat di kursi samping Azran.

"Lo baru ya kerja di sini?"

"Ya."

"Gue biasa makan di sini Ya, sering banget. Makanya tadi kaget liat lo kerja di sini, biasa nya gue di layanin sama mas mas itu tuh," Ucap Azran sambil menunjuk ke arah orang yang ia maksud.

"Mas Ari?" Sahut Raya sambil melihat ke arah orang tersebut.

"Yap! Tapi sekarang udah ada peri kecil jutek yang ngelayanin gue, kayaknya bakal tiap hari gue kesini," Ucap Azran dengan sangat senang dan sudah pasti dia sedang menghibur Raya.

Raya memutarkan bola matanya, muak sekali ia mendengar kata-kata sok manisnya itu.

Karena sikapnya yang seperti itu ke banyak perempuan, membuat tidak ada yang bisa tau kata-kata Azran itu memang benar nyatanya atau hanya bercanda.

Raya merasa Azran hanya mengganggunya, jadi dia langsung pergi.

"Ehh, belum 5 menit ya.." Ucap Azran menahan Raya.

"Pembahasan lo ga penting, gue gamau buang-buang waktu," Ucap Raya sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Bentar dikit lagi," Ucap Azran menahan Raya lagi.

"Pulang jam berapa?"

"10."

"Oke, udah sana lanjut kerja. Semangat Raya!"

Raya langsung meninggalkan Azran dan melanjutkan pekerjaannya.

Azran menunggu Raya pulang, mana mungkin dia tega membiarkan gadis yang terlihat seperti anak kecil itu pulang sendirian larut malam.

Selama menunggu, Azran memperhatikan gadis itu sambil tersenyum dari mejanya. Di bawah lampu lampu indah di restoran itu di mata Azran yang paling bersinar tetap Raya.

"Lucu ya dia gemes kalo ceria gitu," Gumamnya.

Jarum jam sudah menunjuk ke arah 10, Raya sudah selesai membereskan restoran dan ia segera memesan ojek online. Azran yang melihat Raya sedang menunggu langsung ia menghampirinya.

BerbalikWhere stories live. Discover now