"Ahh mauu Mixue!!!," Batin Raya. Siapa lagi yang bisa ia andalkan selain Azran.
Panggilan Azran...
Halo, kenapa ya?
Hehehe, ada motor gak?
Kenapa emangnya?
Mau jajan mixue, bm banget sumpah tolongin gue
Dasar bocah Mixue hahaha
Bolee?
Bolehh, jam 8 gue jemput ya
Asikkk makasii
Iyaa, yaudah yu siap-siap
Di bulan Desember ini, Raya mulai berdamai dengan semua. Ia dengan Narla sudah berinteraksi lagi. Dirinya dengan Azran pun sudah tidak ragu. Raya sekarang menjadi gadis ceria, ramah, sedikit bawel, iseng dan sangat aktif sekali, dia sudah bukan seorang Raya diam seribu bahasa lagi, menurutnya, kurang baik untuk berteman.
Raya mengingat pesan dari seorang pria yang masih ia cintai hingga saat ini.
Lo gak boleh nahan, biarin diri lo jadi diri sendiri, diri lo yang ceria ini.
Pria yang selalu melarang Raya untuk dewasa, melarang Raya untuk bahagia, melupakan Raya betapa bersyukurnya dengan segala kekurangannya, membuat Raya merasa mejadi seseorang yang sempurna saat diasingkan. Azran memang pembimbing yang baik.
Setelah berbulan-bulan lamanya, akhirnya Azran menjemput Raya lagi, hanya saja, dengan perasaan yang berbeda.
Raya dengan celana panjang hitam dan baju rajut, kumis yang ia bawa, tidak lagi harum Baccarat yang melekat di tubuhnya, melainkan harumnya charming yang lebih memabukan, tidak lagi tas hitam yang ia bawa, shoulder bag berwarna salem motif croco menjadi penggantinya.
Raya melihat sudah ada Azran yang menunggunya di depan pagar. Tidak lagi hoodie hitam atau jaket angkatan laut yang ia kenakan, melainkan hoodie berwarna abu-abu yang membuatnya sangat fresh, sendal hitam yang masih sama dan gelang hitam yang selalu menghiasi tangannya. Gelang kaki dan kalung yang tak lagi menghiasi dirinya.
Raya tutup pagar dan segera naik ke motor, tak disangka, Azran masih sama, masih dengan selalu membukakan pijakan kaki motor. Raya pegangan pada pundak Azran dan naik, harum Azran yang masih sama, membuat Raya semakin merindu.
Tidak berubah, Azran selalu banyak masalah yang membuatnya lelah. Azran sekarang sangat sibuk karena kegiatannya yang menumpuk. Mereka bercincang banyak hal yang telah dilalui masing-masing, setelah sekian lama sibuk dengan hidup sendiri, akhirnya kini mereka berbagi cerita lagi.
Untuk kali ini Raya yang menjadi pendengar, dia lebih tertutup sekarang, memendam masalah dan dia menutupi dengan keceriaan palsu dirinya.
Orang-orang mungkin mengira ada perubahan baik di diri Raya karena sudah tidak terlalu diam dan terlihat sedih, mereka tidak tau jika Raya tidak pernah baik-baik saja, Raya hanya tidak ingin merusak suasana atas kesedihannya.
Itu membuat Raya saat ini, dalam kondisi apapun, sehancur apapun hatinya dan dirinya ia akan selalu tersenyum dan bertingkah seolah tak ada beban dalam hidupnya.
'Kalo gimana ya sekarang?"
'Aman, biasa aja gak ada apapun. Lebih karna gue bodoamatin aja sih makanya jadi gak kerasa kalo itu masalah, nikmatin aja kaya minum kopi."
"Buset buset hahaha, bagus sih, sekarang lo jadi lebih tenang ngadepin masalah, kalo dulu kan panikan, overthinking parah, jangan diulangin ya.."
"Hahaha bener, berlebihan. Udah ga lagi kok."