Siang ini, Raya ada acara bakar-bakar dengan teman kelasnya. Seperti biasa Azran menjemput Raya ke rumah, kakaknya Raya memberitahukan keberadaan Azran, Raya pun mempercepat geraknya dan segera ke depan.
Selalu di setiap harinya, Raya terlihat cantik dengan celana legging dan kaos oversize, karena hari ini akan masak memasak, jadi Raya mengenakan baju yang simpel. Harum Baccarat yang sudah menjadi ciri khasnya. Tas hitam, jedai, dan topi tak akan tertinggal.
Azran memandangi peri kecilnya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Peri kecil ini memang selalu cantik, terus saja buat aku makin jatuh cinta.
Raya akan mengambil daging yang kemarin sudah dibeli, kemudian dibawa ke Rumah Alno. Lagi-lagi setiap acara pasti selalu di Rumah Alno. Raya ingin ikut Azran menarikan uang patungan dan berbelanja ke pasar.
Tetapi, Azran tidak mengizinkan, karena ia tidak ingin peri kecilnya itu kepanasan apalagi sampai kelelahan, jadi lebih baik ia mengantarnya ke Rumah Alno. Tidak mungkin Raya hanya diam, di Rumah Alno, ia mencuci dan memotong daging-daging nya.
Kali ini pria manis itu tidak bisa melarangnya, ia hanya berpesan jika merasa lelah, tidak usah dilanjutkan.
Tiba-tiba nada bicara Azran serius,
"Narla blokir aku Ya."
"Hah? Kenapa?"
"Gak tau, perasaan semalem masih gapapa kan? Hh ada aja deh masalah, padahal baru aja semalem gue ngerasain beban gue ilang sebentar. Emang gue disuruh mikir terus nih."
Apa yang Raya pikirkan tentang sikap Narla selama ini sepertinya benar, ia mulai goyah, rasa takutnya mulai menggebu-gebu. Entah dirinya harus memilih Azran atau melepasnya.
Kemudian Azran langsung pergi berbelanja ke pasar. Sudah pukul 5 sore tapi belum ada teman-temannya yang datang, begitulah mereka, sengaja datang terlambat agar tidak disuruh membantu.
Akhirnya dari memotong daging-daging, mencuci, menusukan daging ke tusukan, menusukan otak-otak dan sosis, membuat resep bumbu, itu semua hanya Raya dan Becca yang mengerjakan. Sejujurnya Raya sangat kelelahan, cuma mau bagaimana lagi?
Setelah Adzan Maghrib, sudah lumayan banyak temannya yang datang, Pria manisnya Raya pun sudah datang kembali, ia baru saja selesai mandi. Ia melihat Raya yang sudah kelelahan itu langsung di hampirinya, Azran meminta Raya untuk berhenti dan istirahat. Tetapi jika Raya berhenti, ini tidak akan selesai.
Akhirnya Raya meminta Azran cukup membantunya saja. Raya menggoreng baso di dapur, bersama Becca dan Alno. Saat sudah selesai, Becca dan Alno menaruh baso itu ke depan. Azran tiba-tiba masuk meminta minyak untuk kakinya yang di cakar kucing. Raya bergegas membersihkan lukanya dengan tissue.
"Jangan Raya, gaboleh, gue sendiri aja..,"Ucap Azran yang langsung meminta tissue itu dari tangan Raya.
Raya mengambil minyak dan memakaikannya di kaki Azran
"Jangan Raya.."
"Kenapa sih daritadi gak boleh mulu."
"Nanti tangan lo kotor, nanti tangan lo berminyak," Ucap Azran sambil membersihkan tangan Raya.
"Hah? Karna itu? Hhh"
Aneh, pria ini sampai tangan Raya kotor karenanya saja ia tidak rela. Raya dan Azran masih di dapur berdua, mereka duduk di bawah, di samping pintu sambil mengarah ke depan kipas.
"Capek kan..," Ucap Azran sambil mengusap-usap pipi Raya yang sedang termenung karena kelelahan.
Raya mengangguk.