#7 HTS

7 1 2
                                    

Azran sudah sangat yakin, akan menjalin hubungan dengan Raya. Untuk saat ini, mereka menjalani hubungan tanpa status terlebih dahulu, jika waktunya sudah pas, Azran akan menembak Raya.

Tidak terasa, Idul Adha sudah tiba. Azran mengajak Raya keluar saat malam takbiran. Kakaknya Raya sedang menginap di rumah Raya, kakaknya menginap hanya ingin melihat Azran yang Raya ceritakan itu. Saat Raya dijemput oleh Azran, kakaknya menghampiri dan mengadu kepada Azran.

"Zran! Cewek lo gak mau makan noh dari kemaren."

"Hah? Raya yaampun.. ayo cari makan! Kak, pinjem Rayanya ya!" Ucap Azran yang langsung beranjak.

Kakaknya Raya tertawa melihat adiknya sudah dijaga oleh laki-laki.

"Raya mau apa?"

"Apa aja."

"Ayam mau ya?

"Iya."

Raya sedang marah kepada Azran karena mengetahui Azran masih sering mengobrol dengan mantannya lewat pesan, sebenarnya hanya karena Azran tidak enak untuk tidak membalasnya. Makanya Raya tidak mau makan dan sangat cuek kepada Azran.

Azran yang sangat peka, menyadari hal tersebut, dan ia mengingat-ingat kesalahan yang ia lakukan.

"Raya? Raya marah gara-gara gue masih chatan sama mantan gue ya?"

"Gak tau."

"Maaf ya.. gue gak akan respon lagi, janji!"

"Hhh buktiin aja."

"Siap ibunda maharaja."

Mereka berkeliling sebentar mencari makan lalu kembali ke rumah Raya.

"Masih marah gak?"

"Masih," Jawab Raya bercanda.

Saat Raya makan, Azran melepas jedai Raya, ia ingin membelai rambut panjangnya yang indah itu. Sedang makan saja Raya terlihat lucu di mata Azran, entah matanya terbuat dari apa, mungkin perlu diperiksa. Selama Raya makan, Azran tidak berhenti memainkan pipi Raya dengan jarinya yang iya tekuk.

"Ini boleh dimakan ga?" Ucap Azran sambil mencubit pipi Raya dengan ibu jari dan telunjuk."

"Boleh. Kalo udah jadi pacar."

"Oke, sekarang juga aku sudah pacarmu."

"Nooo, aku belum mau Zran."

Azran menunjukkan bahwa ia mengubah wallpaper ponselnya dengan foto Raya.

"Ihh kok kaya ada Raya nya?"

"Gatau nih, siapa suruh cantik cantik."

"Siapa yang ngegombal terus kerjaannya? Azran Denandra Putra!"

"Siapa yang bikin orang gemes terus kerjaannya? Raya Dinaswara!"

Azran tadinya ingin langsung pergi ke tongkrongan, ia ditunggu oleh temen-temennya. Namun, mata dan hatinya masih haus bersama Raya, akhirnya Azran ke tongkrongannya setelah Raya selesai makan.

Sejujurnya Raya sedih karena ia harus sendirian lagi, hanya saja, Raya tidak ingin egois dengan membatasi Azran bermain dengan temannya, kecuali jika sampai tidak ada waktu untuknya, mungkin itu akan membuat Raya diam seharian.

Pagi ini Bunda Raya datang ke rumah Raya bersama seorang pria, yang ternyata pria itu adalah pacar baru bundanya. Hatinya sedikit remuk mengetahui hal itu, Raya mencoba menutupi ketidak senangannya. Ia menghampiri dan salim.

"Ini Faraya?"

"Iya om."

"Temen Raya nanti malem mau main ke sini bun," Ucap Raya sambil memakan kue kacang yang Bundanya bawa.

"Cewe cowo?"

"Cowok 2, Bunda mau ketemu dulu gak?"

"Boleh."

Sayang sekali, Azran dan Alno datang agak malam. Bundanya Raya tidak bisa menunggu terlalu lama karena akan segera pulang. Bundanya Raya berpesan kepada Raya untuk tidak macam-macam dan menjaga diri, itu sudah pasti dilakukan Raya.

Pukul 9 malam, mereka baru saja datang membawa roti bakar untuk Raya. Zibran selalu menjadi nyamuk, ia selalu menemani Azran dan Raya berduaan. Zibran yang cintanya tak terbalas sangat makan hati melihat mereka.

Azran membawakan hoodie oversize miliknya, ia ingin sekali melihat Raya memakai itu. Namun, itu terlalu oversize, size XL besar itu membuat Raya tenggelam. Mereka semua tertawa, Raya melepas hoodie itu dan Azran yang memakai.

Setelah itu mereka foto-foto, sudah pasti yang menjadi korban untuk jadi fotografer siapa lagi kalau bukan Zibran. Azran mengirim foto berdua nya ke status.

Raya sudah lelah berfoto, ia mengantuk. Azran menaruh kepala Raya di bahunya, tidak pernah lupa, ia membelai rambut Raya. Azran sangat menyukainya, rambut Raya sangat halus dan wangi bukan main. Raya terlelap di sandaran itu, tetapi ia masih sadar.

Azran menikmati suasana itu, hangatnya mendekap peri kecil ini, dan malam hari yang sunyi.

Azran mencium kepala Raya dengan amat lembut dan sangat lama. Raya menyadari itu, ia hanyut, sama seperti jika orang tuanya mencium kening Raya saat ia tertidur, pasti Raya menahan tangis.

Raya merasakan sosok Ayahnya di diri Azran, itu membuatnya semakin terhanyut. Di mana saat Raya sedang merindukan ayahnya, ada Azran yang mengobati rindu itu.

"Raya? udah jam 12, aku harus pulang. Raya istirahat di dalem ya," Ucap Azran yang membangunkan Raya dengan sangat lembut.

"Pulang? Harus sekarang?" Ucap Raya yang selalu sedih jika Azran pulang.

"Besok lagi oke? Besok aku temenin lebih lama lagi," Ucap Azran sambil mengecup kening Raya.

Tidak lupa Raya salim kepada Azran sebelum pulang. Ia masuk kerumah lalu langsung menjatuhkan diri ke atas kasur, saat Azran pulang, ketenangannya seakan hilang begitu saja, entah ini perasaan apa, tapi Raya sangat nyaman sekali.

"Apa ini rasanya pulang ke rumah yang benar-benar rumah? Entah perasaan apa yang menerjangku saat bersamamu Zran, mungkin memang aku sudah menyukaimu, aku tidak tau. Dekapanmu sama seperti Ayahku dulu. Aku rindu Ayah, dan dirimu datang sebagai obat rindu itu," Batin Raya.

BerbalikWhere stories live. Discover now