#6 Jatuh atau Cinta

6 1 2
                                    

Malam hari di Rumah Zibran, hanya ada Raya, Azran, Desima dan Zibran pastinya, mereka saling bercerita disepanjang waktu berlalu. Tidak disangka, pembahasan mereka semakin dalam sampai akhirnya Azran menjelaskan tentang perasaannya selama ini dengan Raya.

Azran mengakui ia sudah tertarik kepada Raya sejak beberapa bulan lalu. Ia mencoba mendekati tapi sangat sulit, ia rasa tidak akan berhasil. Sudah beberapa kali Azran mencoba menjauh tapi tidak bisa. Saat mereka sudah berteman dekat, mereka harus menjaga jarak karena permasalahan dengan Narla.

Saat mereka sudah semakin dekat, Azran kira Raya meresponnya karena ia sudah mau membuka pintu untuknya, namun ternyata salah besar. Raya menganggapnya hanya teman. Ditambah, tiba-tiba Raya punya hubungan dengan Erga. Itu semua membuat Azran menyerah dan sedikit demi sedikit menjauh.

Namun, ternyata Raya tidak beruntung mendapatkan laki-laki yang kasar padanya. Itu membuat Azran kembali perduli dan mengambil kesempatan untuk merebut hati Raya lagi. Sesungguhnya, selama ini Azran tidak pernah berhenti perduli dengan Raya.

Raya tidak habis pikir mendengar semua ini, ia merasa sudah jahat kepada Azran karena ternyata selama ini secara tidak langsung, Raya menyakiti Azran dengan perlahan. Hatinya terombang-ambing, ia tidak tau harus berbuat apa.

Raya berusaha untuk biasa saja. Namun sifat tidak enaknya tidak bisa di bohongi, Rasa bersalah menyelimutinya sangat erat. Tetapi mau bagaimana lagi? Semua sudah terjadi, biarkanlah berlalu.

"Untuk sekarang sih perasaan gue udah gak terlalu, cuma ya.. gue gak tau ya kedepannya gue bakal suka lagi atau gimana, we never know," Ucap Azran sebagai penutup confess nya itu. Padahal sangat jelas ia masih menyukai Raya, ia hanya menahan perasaan itu.

"Waduh waduh ternyata!" Seru Desima.

"Nah sekarang lo Bran! Ayo buru!"

"Skip! Udah yu pulang."

"Yah ga seru lo!"

Raya menyeduh kopi, sudah gelas yang keempat di hari ini. Hanya dengan meminum kopi pelampiasan yang bisa Raya lakukan ketika masalah menyerbu, sama seperti ibunya. Seiring berjalannya waktu, Raya mencoba bersikap biasa saja, tetap akrab seperti sebelum Raya mengetahui segalanya.

Libur akhir semester Raya hanya berdiam diri di rumahnya. Sudah beberapa hari berlalu, rasanya Raya ingin sekali bermain lagi bersama teman-temannya.

Sangat kebetulan, Azran menelfonnya mengajak Raya bermain, Raya tidak bisa keluar karena khawatir bertemu lagi dengan ayahnya. Jadi Azran dan Zibran memutuskan untuk bermain di rumah Raya saja. Azran dan Zibran akan datang nanti malam, untung saja Raya sudah menyetok kopi dan mie instan.

Azran sangat merindukan peri kecilnya itu, terakhir bertemu mereka hanya sedikit berbincang kemudian Raya pulang. Rindu begitu bergejolak di hatinya, dan obat rindu hanya bertemu. Mau sejauh apapun Raya berada, Azran tetap rela mendatangi Raya karena rindunya.

Raya sedikit membereskan rumahnya kemudian ia mandi dan bersiap. Jersey bola milik ayahnya yang masih ia kenakan dan celana jogger putih yang sangat cocok di tubuhnya, parfume Baccarat kesukaan Raya yang tidak pernah dilewatkan. Jarum jam terus berjalan, Azran dan Zibran tiba-tiba sudah ada di depan rumahnya.

Raya menyuruh mereka masuk dan duduk, teras rumah Raya cukup besar dan tertutup dengan taman kecil di samping juga bunga-bunga yang indah. Raya sangat pintar menata ruangan, mungkin bisa tiga bulan sekali ia rubah dekorasi rumah nya.

Raya menyeduhkan tiga kopi dan tiga mie instan untuk dirinya dan 2 tamunya. Harumnya kopi membuat ketenangan mendatangi Raya.

"Halo peri kecil!" Ucap Azran dengan sangat excited.

BerbalikWhere stories live. Discover now