Satu

2K 135 11
                                    

Enjoy lof 💅

💚

Gimana? udah vote?

●●●

At 06.23 AM

"NALAAA TURUN KAMU! AYO CEPET SARAPAN, YANG LAIN UDAH NUNGGU!" teriak sang bunda dari arah ruang makan. Beliau bernama, Yuna Alesya.

"BENTAR BUNDAAA, NALA LAGI NYARI DASI... IH KEMANA SIH TUH BENDA GEPENG ELAHH" sahut Nala dari kamarnya dengan frustasi. Kamarnya telah ia porak porandakan akibat mencari benda gepeng tersebut.

"YAUDAH TURUN DULU, NANTI BUNDA CARIINNNN" teriak lagi bunda Yuna dengan suara sedikit serak.

"Bun, udah. Jangan teriak teriak, kasian tenggorokkan kamu" timpal sang ayah menatap prihatin pada istrinya. Beliau bernama, Zian Pradipta.

"Udah, duduk dulu. Nih minum" ayah menyodorkan segelas air yang langsung di teguk oleh bunda.

"BUNDAAAA" teriak Nala yang tengah melangkah turun dari tangga dengan berlari.

"JANGAN LARI LARI NALA, NANTI JATOH!" pekik sang ayah dengan khawatir. Putri bungsunya ini benar benar.

"Aman kapten, mendarat dengan sempurna" ucap Nala sambil cengengesan trus hormat bendera.

Ayah menghela napasnya, "kamu cari apa tadi?"

"Dasi Nala ayah, gak ketemu ketemu. Capek! kenapa si Nala harus cari cari dia. Kenapa gak dia aja yang dateng ke Nala? dasar benda gepeng, jelek, bau tai!" gerutu Nala sambil cemberut.

"Itu yang di tangan lo apa?" sebuah nada sedikit berat tiba tiba terdengar. Dia kakak lelaki Nala, Arkana Pradipta. Anak pertama dari pasangan Yuna dan Zian yang kini tengah berada di bangku kuliahnya. Semester 4, Fakultas Kedokteran.

Sedangkan dia, Nala Ayesha Pradipta anak terakhir dari pasangan Yuna dan Zian yang kini berusia 17 tahun dan menempati bangku SMA kelas 12. Dia jahil, absurd, berani, ceria serta ekspresif. Meskipun kelakuannya kadang bikin Yuna dan Zian ingin membuangnya, mereka tetap menyayangi dan menjaga putri semata wayangnya itu.

Nala mengalihkan pandangannya pada tangannya lalu tersenyum bodoh, "hehehe"
ternyata oh ternyata benda gepeng yang ia sumpah serapahi berada di tangannya sedari tadi.

"Sumpah La, adik siapa si lo?! bodohnya nyampe DNA" Arkana menatap miris adiknya.

"Miris gue liatnya njing!" Arkana meraup kasar wajahnya.

"Bang!" tegur ayah tak suka mendengar anaknya seperti itu.

"Ck ck ck, bang Kana bang Kana. Mulutnya kasar bener, pasti karena pergaulan bebas nih" Nala bersidekap dada menatap mengejek abangnya. Sedangkan sang abang menatap kesal adik satu satunya itu.

Melihat itu bunda memijit keningnya yang terasa pusing, begitu frustasi dengan kelakuan putri semata wayangnya.

"Hehehe maap atuh kanjeng bundaa" Nala memasang dasinya lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Udah yo family, mari sarapan!" ajak Nala lalu duduk di bangkunya dengan semangat.

Mereka pun sarapan dengan khidmat.

"Arkan, anter adik kamu dulu" sahut bunda seraya mulai membereskan piring piring kotor di meja.

"Yah bun? jangan dong" Arkana menatap tak percaya bundanya.

DUCHESS REYNA [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang