Part 16 : Kerajaan Bawah Laut

96 4 0
                                    

Gleid mengerjapkan matanya begitu suara keributan sekitar berhasil mencuri perhatiannya. Dia yang sudah tidur lama semenjak pulang sekolah kemarin hingga malam menjelang dan berganti pagi lagi, baru membuka mata untuk yang pertama kali.

Ya, bahkan makan malam Gleid lewatkan. Maka tak heran jika kini perutnya sudah berkeroncong menagih asupan makanan.

Dengan kondisi mata yang belum terbuka sempurna, gadis itu turun dari ranjang. Dia berjalan sempoyongan keluar dari kamar tanpa memperhatikan sekitar. Tangan sibuk mencengkeram perut yang teramat nyeri. Sesekali bibir mengeluarkan ringisan.

“Bunda Ratu, lihat! Princess sudah bangun!” Pekik nyaring langsung menyambut Gleid begitu tiba di lantai satu. Derit undakan tangga terakhir bergema di penjuru ruangan.

Samar-samar Gleid mengerutkan kening mendengar panggilan itu. Suara derap kaki yang mendekat tampak berdegung di telinganya.

“Putri, kau sudah bangun?”

Gleid mengerjapkan matanya walau terasa berat. Di detik berikutnya, bola mata membulat besar begitu menolehkan kepala ke samping. Senyum manis yang Gleid dapat dari seorang wanita paruh baya dengan pakaian dan pernak-pernik kerajaan memenuhi badannya. Sebuah mahkota berlian di kepala wanita itu berhasil menarik perhatian.

“Kamu ...,” Suara Gleid tercekat. Gadis itu gelagapan ketika menyadari dirinya berada di tempat yang asing. Tempat yang menyerupai bangunan mewah kuno yang amat terawat.

Sekitar yang ramai oleh bisik-bisik membuat deru napas Gleid tak beraturan. Bagaimana bisa dia terbangun di sebuah ruangan yang tidak dia kenali? Rumahnya mana? Gadis itu bertanya-tanya.

“Kalian siapa?” cicit gadis itu.

Wanita dengan mahkota berlian itu mendekat---hendak menyentuh pundak Gleid---membuat gadis itu mundur selangkah. Bersiaga.

Lantas senyum tipis yang menenangkan terbit di bibir wanita cantik dan anggun itu. “Jangan takut, Putri. Selama di sini, saya jamin hidupmu akan baik-baik saja,” katanya.

“P-Putri? Namaku Gleid, bukan Putri.” Gleid menyela. Tidak suka dipanggil dengan nama lain.

“Siapa pun nama kamu. Selama kamu di sini, saya dan seluruh penduduk kerajaan bawah laut akan memanggil kamu dengan nama Putri,” kata wanita dengan beberapa dayang-dayang yang ikut serta di belakangnya itu.

Sejenak Gleid dibungkam oleh ucapan tegas itu.

“Jadi, kalian ini siapa? Dan aku di mana sekarang?” Sekali lagi Gleid bertanya. Meski sebelumnya sudah menerka-nerka dalam hati tentang keberadaannya saat ini.

Lagi, senyum manis itu terukir indah di bibir si wanita bermahkota berlian. Melirik salah satu dayang di sampingnya dan memberinya kode lewat gerak tubuh yang dibuat.

Seakan paham dengan permintaan sang ratu, dayang paling cantik dan gemulai di antara dayang-dayang lainnya itu membuka suara.

“Putri, kau sedang berada di Kerajaan Bawah Laut sekarang. Sebuah kerajaan yang berdiri tepat di dasar laut. Tempat bangsa mermaid hidup dan berkembang biak,” kata sayang bernama Clarissa itu sembari seutas senyum di bibir.

Sementara Gleid melayangkan pandangan ke sekitar. Tampak mengamati lamat setiap sudut ruangan megah itu. Meski demikian, telinga terpasang dengan baik mendengar setiap kata yang terlontar dari bibir dayang itu. Namun, penjelasan selanjutnya dari Clarissa berhasil mengalihkan atensi Gleid dan menatapnya.

“Tidak sembarang orang bisa melihat istana ini dan bahkan menginjakkan kakinya ke sini. Hanya beberapa orang tertentu saja yang beruntung, seperti Tuan Putri.” Clarissa menunjuk Gleid dengan telapak tangannya. Gerakan tangan itu dibuat se-anggun mungkin.

“Mengapa demikian?” Kernyit samar hadir di dahi Gleid, lanjut menelengkan kepala. “Lalu, kenapa aku bisa menjadi orang yang terpilih?” tanyanya penasaran, meski dalam hati sudah menerka-nerka akan sebuah jawaban.

Senyum tipis itu masih terukir di sana. Terlihat sabar menjelaskan satu persatu kepada Gleid. “Tuan Putri terpilih menjadi princess mermaid saat bulan purnama beberapa bulan lalu,” jawabnya.

Princess Mermaid?” Pura-pura tidak tahu dan menanyakan hal itu, padahal Gleid sedang mengulik sesuatu tentang alasan dibalik terpilihnya dia sebagai salah satu orang berpengaruh di kerajaan bawah laut kelak.

“Ya, Princess Mermaid. Putri Mahkota yang akan bersanding dengan Prince Merman kelak menjadi penerus pemegang takhta kerajaan bawah laut.”

“... Setelah kepemimpinan Raja Aresta dan Bunda Ratu Sena berakhir,” lanjut Clarissa seraya melirik sosok wanita di sebelahnya.

Secara refleks, Gleid mengikuti arah pandang dayang itu. Baru dia tahu siapa sosok cantik di hadapannya itu.

Senyum tiada henti terukir di bibir Ratu Sena. “Selamat datang di kerajaanku Gleidrenty Mahatma!” sambutnya gembira.

***

TBC.

Dua Dunia (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang