37. Adegan Panas

2.7K 7 0
                                    

SKIP BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR.

..........***..........
Malam hari begini—meski badannya capek nggak ketulungan, bahkan baru dua jam yang lalu ia pulang kerja—Rian tetap keluar memenuhi janjinya pada Beni. Ia bela-belain datang demi Inez.

Tatkala memasuki club malam, selain hentakan musik DJ yang begitu keras menyambutnya, Beni pun entah datang dari mana tiba-tiba udah muncul di depannya layaknya pocong dan langsung membawanya ke sebuah meja yang udah ia booking beberapa jam yang lalu. Seperti biasa ia selalu memesan VIP room bila bersama teman-temannya.

Rian dan Beni gabung di sofa dengan Yoyok yang tengah asyik bersama cewek seksi di sebelahnya. Tampak Yoyok mencium hingga meraba-raba cewek yang bertelanjang dada tersebut.

Beni terkekeh geli, sementara Rian hanya menggelengkan kepalanya.

"Lo ngapain ajak anak satu ini?" gerutu Rian.

"Gue nggak ngajak, dia sendiri yang minta ikutan." Beni mengedikkan bahunya sembari menuangkan sebotol minuman beralkohol di gelas Rian dan untuknya.

Rian mendengkus jengkel. Ia tahu jika tuh cowok ikutan bakalan panjang urusannya. Perkara satu bisa menjalar ke mana-mana jika ada di tempat seperti ini. Informasi yang akan ia gali otomatis akan mundur jauh sebelum acara Yoyok selesai. Apalagi mengamati nafsu si kampret Yoyok yang udah terbakar kayak gitu, Rian yakin tuh anak bakal ngotot memuaskan dirinya terlebih dulu.

"Halo, Yan," sapanya begitu tahu Rian udah bergabung bersama Beni, walaupun mata dan tangannya tetap fokus pada sasaran utama.

Rian mencebik melihat kearoganan Yoyok yang selalu tidak bisa mengontrol nafsunya.

Ia hanya diam mencoba bersabar. Rian meneguk minuman yang udah dituangkan Beni seraya memperhatikan kembali kelakuan sobatnya satu itu. Terlihat Yoyok begitu semangat dan memindahkan tuh cewek ke atas pangkuannya hingga adegan panas pun terjadi.

"Kampret, sialan banget lo, Yok!" Rian spontan membanting gelas sloki ke atas meja.

Anak itu benar-benar nggak tahu waktu. Dikira ia datang untuk menyaksikan adegan dia, apa!

"Bentar, Yan, tanggung! Punya gue lagi tegang, nih."

"Ah, ah, ahh!" Si cewek kepanasan.

Shit!!

Rian memijit-mijit jidatnya. "Yok, lo kalo mau lanjut, pergi ke hotel sana!"

"Gimana, cantik?  Mau lanjut sama gue?" tanya Yoyok tanpa menjawab teriakan Rian.

Cewek itu tersenyum sambil mengeluarkan desahan liarnya. "Gue kepanasan, Sayang. Kenapa harus tanya lagi?" Dadanya naik turun dan diraihnya bibir Yoyok dengan ganas.

Yoyok yang udah tegang di bawah pun menggesek-gesekkan ke area cewek itu meski masih terbalut dengan celana. Mereka beradu liar di atas sofa tanpa malu-malu.

"Lagi, Sayang. Terus."

Tangan Yoyok meraba-raba dan mencengkeram bokong seksi di depannya.

"Lo udah punya cowok?"

"Belum. Kenapa?"

"Kenapa belum? Lo hebat dalam hal ini," rayuan Yoyok makin kenceng dalam bisikannya.

"Ah, ah, enak banget, Sayang." Cewek itu menarik rambut Yoyok ke belakang dengan napas ngos-ngosan. "Emang ... hufh ... kalo gue hebat ... huf, huft ... lo mau jadiin gue cewek lo, Sayang?" ucapnya dengan suara mendesah bercampur napas naik turun.

Yoyok tidak menjawabnya, tetapi memberikan tatapan berbinar yang penuh nafsu birahi. Senyumnya mengembang dan terdapat pemujaan dari sorot matanya untuk cewek berambut pirang tersebut.

Yoyok masih melihat mata cewek itu, lalu turun ke bawahnya. Dada itu begitu besar, Yoyok meraup ke dalam mulutnya dan bermain di sana.

Cewek Agresif VS Cowok PolosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang