Quuensa Natalia Dirgantara
Seorang gadis yang tidak terlalu cantik tapi manis. Pipi chubby yang sedikit kemerahan bukan karena blush on, bibir sedikit tebal, berbentuk hati dan Semerah Cherry.
Regalen Arivin Tanubrata
Soerang remaja SMA dia tampa...
"Lo!". Ucap orang yang sengaja menabrak Alia. "Jalan tu liat-liat! Minta maaf ga Lo!". Tunjuk orang itu ke Alia. "Kok, aku sihh, kamu juga yang nabrak bukannya bantuin malah marah-marah". Ucap Alia sebal, sambil berusaha berdiri disaat Alia sudah berdiri. "Kamu yang minta maaf bukan aku!". Sambung Alia sedikit ngegas, gimana coba yang ga ngegas Kalok orang itu sendiri yang sengaja menabrak kita? Mana di suruh minta maaf duluan lagi, hhuuuuhh.
"Gue? Disuruh minta maaf dulua!?? Sudi! Lo yang salah loh yang minta maaf!". Ucap lelaki itu dengan menatap tajam Alia. Ditatap setajam silet Alia pun nyalinya tiba- tiba ciut, ia merasa terhipnotis oleh tatapan tajam bak elang yang siap memburu mangsanya. "Kenapa diem? Hmm?". Ucap lelaki itu dengan dingin. "Ak-akuu, hmm i-iyaaa aku minta maaf!". Jawab Alia sambil menunduk, lalu tanpa mendengarkan balasan darinya Alia pun lari terbirit-birit, karena takut ditatap olehnya. "Heh cengeng". Gumam lelaki itu. "Woi! Ayo markas!". Ucap temannya "Hmm". Jawab lelaki itu. Lalu mereka pergi ke arah motor masing-masing, ada tujuh orang. Sepertinya mereka anak kelas lX.
Dikediaman Dirgantara "Assalamualaikum,aku pulang papa!!! Papa!!". Ucap seorang gadis yang sudah pulang dari sekolah, ia mencari ayahnya yang entah dimana." Loh biasanya papa jam segini pulang deh." Gumam Alia "Mbok Jum!!". Seru Alia sedikit keras memanggil pembantu. Tak lama kemudian, muncul wanita paruh baya sekitar 50 tahun. "Iya non, Queen?". Jawab mbok Jum yang sudah berada dihadapan Alia, yah Alia kalau di rumah di panggil Queen itu kata Papanya. "Papa mana mbok? Kok ga ada?". Ucap Alia lalu duduk di sofa ruang tamu dan melepas sepatunya. "Emm embok ga tau non soalnya Tuan ga bilang." Ucap mbok Jum. "Oh yaudah deh mbok Queen mau ke atas dulu mau bersih-bersih badan!". Ujar Alia lalu pergi ke lantai dua.
Rumah Alia
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamar Alia
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bau Lavender menyeruak kamar yang bernuana hitam, Alia pun langsung ngacir ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Clek
Alia keluar dari kamar mandi lalu menuju lemari pakaian, ia memilih kaos oblong putih dan memilih celana pendek selutut. Alia duduk dimeja rias menyisir rambutnya. "Huh, tadi siapa sih sok banget kan dia yang nabrak". Gerutu Alia kesal dengan kejadian disekolah tadi.
Brummbrumm
Suara mobil dibawa sepertinya Alia mengenali suaranya, buru-buru Alia turun untuk melihat Papa nya yang pmshdah pulang kerja. "PAPA!!!". Teriak Alia diatas, ia berlari lalu menerjang Papanya dengan pelukan. "Aduhh Queen sayang nanti dulu manjanya, Papa bawa tamu soalnya." Ucap Fernando Dirgantara, papa Alia. Alia pun turun dari gendongan Ppaanya dan melihat kebelakang ternyata ada dua orang satu wanita dan satu seorang lelaki? Papa Alia pun menuntun semuanya untuk duduk di sofa. " Perkenalkan queen dia Alisha Mama sambung kamu dan itu Reno anaknya mama Alisha." Ucap Fernad sambil pengelus kepala Alia pelan. "Hah?? Mereka? Terus emang kapan kalian nikahnya? Kok Queen ga dikasih tau si Pa!". Sebal Alia "Udah dua hari lalu sayang, maafin papa ya ga kasih tau kamu." Ucap Fernad sendu. "Perkenalkan saya Mama sambung kamu Queen." Ucap Alisha sambil mengulurkan tangannya ke depan Alia. Alia pun menerima uluran tangan Alisha. "I-iyaa tan- eh mama alisha". Ucap Alia gugup karena baru mengenal wanita ini sekisar umurnya 29 tahun. "Lalu ini anak Saya Reno". Ucap mama alisha memperkenalkan anak laki nya.
"Reno". Jawab Reno dengan singkat "I-iyaa kak". Ucap Alia menunduk karena ditatap Reno intens. "Yaudah papa sama Mama mau pergi kekantor bentar ya sayang soalnya ada urusan pekerjaan, jadi kamu sama kak Reno dirumah aja". Seru Fernad lalu ia berdiri dan mengecup puncak kepala Alia dengan sayang. "Iya Pah hati-hati mama alisha juga hati-hati ya!!". Jawab Alia, lalu ia masuk kedalam untuk menuju dapur mempersiapkan camilan untuk Reno.
"I-ini kak dimakan camilannya." Ucap Alia canggung karena baru mengenal Reno. "Hmm, makasih". Jawab Reno singkat Alia duduk di sofa dekat Reno. Hening Alia tak tau harus memulai topik dari mana. Saat di keheningan Reno berucap. "Lo kelas berapa?". Ucap Reno memecahkan keheningan mereka. "Ak-aku masih kelas sepuluh kak, emm Kalok kak Reno?." Jawab Alia berusaha sedikit tenang agar tidak canggung. "Gue kuliah S2." Ujar Reno ia melihat intens Alia atas sampai bawah. "Menarik". Seringainya. "Apa kak?". Ucap Alia saat mendengar ucapan Reno samar-samar. "Dimana kamar gue?". Ucap Reno mengalihkan pembicaraan tadi. " kamar Kaka ayo ke atas ikut Alia". Ujar Alia lalu ia berdiri terlebih dahulu dengan Reno mengikuti dari belakang sambil melihat sekeliling. "Ini kak kamar Kaka, disamping situ kamar aku Kalok butuh apa-apa bilang ya kak." Ucap Alia saat sudah sampai di kamar Reno.
Clekk
Reno melihat-lihat kamarnya warna cokelat dan elegan. "Hah, cantik kenapa harus jadi adek gue si". Ucap Reno lalu menghisap rokok yang sudah ia buka tadi.
Drttttttdrttt
Bunyi handphone Reno, ia mengambil hp nya lalu menekan tombol hijau.
"Wahhh bro dua hari ini kagak ada kabar mane loh dua hari ini, ck gue di ganggu terus sama tuh nenek lampir dikampus pas Lo kgk ada." Seru seseorang di sembrang sana, ia teman Reno panggil saja Evan Andrean.
"Hmm nyokap gue nikah sama keluarga dirgantara." Ucap Reno.
"HAHH???? YANG BENER COK!." Seru satu orang namanya Vito Pangestu. "Ga usah teriak juga ogeb gue gibeng Lo!". Ucap Evan sebal, karena Vito teriak disamping telinganya.
"Ketemuan di cafe biasa!." Ucap Reno tanpa bantah lalu mematikan sambungannya.
Disisi lain yang tak lain Evan dan Vito pun berdecak, "sabar orang sabar banyak jodohnya". Ucap Vito sambil mengelus dadanya.
"Cabut ayok ke cafe biasa". Ujar Evan lalu mengambil kunci diatas nakas dan keluar. "Woi tunggu elah tai Lo!." Seru Vito lalu cepat-cepat menyusul Evan.