Pagi telah tiba kini si sulung berjalan menghampiri ibunya yang sedang menyiapkan beberapa makanan.
"ingin berangkat sayang?" tanya amel melihat anaknya yang sudah rapi tak lupa jaket merah yang ia pakai.
"hm"
Yudhanta mendudukan dirinya di kursi lalu mulai memakan makanan yang telah ibunya ambilkan.
Dari arah tangga terdengar derap langkah si bungsu yang keluar dengan baju khas sd.
"lihat bunda ada anak SD disini" ejek yudhanta melihat pakaian putih merah milik adiknya.
"ck setidaknya aku tinggi dan sedikit kekar" ardian merengut kesal lalu dengan sigap mendudukan dirinya disebelah sang ayah.
"maka dari itu badan bongsormu tidak cocok dengan baju SD itu"
"bunda setuju dengan kakakmu sayang"
"bundaaa" rengek ardian melihat sang ibu mendukung kakaknya.
"tidak ada anak SD bisa menaiki montor CBR250?" ardian melempar buah anggur pada yudhanta namun buah itu meleset mengenai kursi yang diduduki yudhanta.
"dan kamu ahli dalam bela diri"
"terserah"
Dengan srakas ardian memakan lahap sarapannya, mengabaikan ucapan yang kakaknya lemparkan pada dirinya.
"nanti tolong antarkan adikmu kesekolahan ya" yudhanta mengangguk mendengar perintah ibunya.
"oh ya bunda ayah mana?" ardian bingung tumben sekali sang ayah tak ikut sarapan.
"ayahmu berangkat pagi karena ada masalah nanti bunda susul ayahmu kesana"
Acara sarapan telah selesai, setelah berpamitan dengan ibunda kini yudhanta berjalan ke arah montornya yang telah dikeluarkan dari bagasi oleh pak somat.
"makasih pak"
"sama sama den" ucap pak somat dengan senyum.
"cepet" yudhanta memberikan helm pada sang adik dan diterima baik olehnya.
Setelah memakai helm ardian segera naik ke montor sang kakak.
"udah?"
"hm"
Mendengar jawaban adiknya yudhanta segera menjalankan kuda besinya ke SD Binar Bangsa.
Sesampainya di sekolahan SD Binar Bangsa ardian segera turun dan memberikan helmnya pada sang kakak.
"pulang jam berapa?" ucap yudhanta sembari menerima helm dari adiknya.
"ntar dijemput ayah"
"oh"
"oh doang?!!" tanya ardian.
"terus?"
"tidak jadi!"
"dasar anak SD"
"aku bukan anak SD kak!"
"tidak sadarkah sama pakaian yang kamu pakai?"
Seakan tersadar dengan apa yang di ucapakan kakaknya lantas ia melihat pakaiannya dan reflek mengumpat.
"what the fuck"
"mulutnya mau di tonjok?" yudhanta menatap datar adiknya yang mengumpat sedangkan sang adiknya menatap sekilas sang abang.
"tidak, udahh sana pergi"
"ngusir?"
"tidak tapi kan kakak katanya mau pergi" ardian kadang heran maksud sang kakak kelamaan disini itu apa? di usir tidak terima! Pikir ardian.
KAMU SEDANG MEMBACA
YUDHANTA PUTRA
ActionSebuah kisah yang mengharuskan seorang gadis gendut mengemaskan bertemu sang ketua geng black shadow Akankah kisah mereka berakhir Happy ending or sad ending