Keesokan harinya yudhanta meminta valensia agar mengirim lokasi rumahnya, ia ingin menjemput sang kekasih untuk pergi ke sekolah. Dengan segala paksaan dan bujukan akhirnya valensia memberikan lokasi rumahnya.
Usai berpamitan pada ayah dan bundanya yudhanta segera pergi kerumah sang kekasih tak lupa membawa helm untuk dipakai valensia. Yudhanta menaiki montornya lalu menyalakan kuda besi kesayangannya, setelahnya ia pergi menjauhi perkarangan rumahnya menuju rumah valensia.
Dalam perjalanan kerumah sang kekasih yudhanta memikirkan beberapa hal yang akan ia kejutkan pada sang kekasih. Dari kejauhan yudhanta melihat valensia menunggunya, ia berhenti di depan valensia menatap intens sang kekasih.
"hijabnya kurang besar, itu dada kamu kelihatan"
"biarin"
"pakai celana panjang?" tanya yudhanta dan dibalas gelengan dari valensia.
"pakai dulu sana"
"ck gak usah entar telat!!!"
"baru setengah 7 sayang tidak akan terlambat"
"akhh iya deh iya" valensia memberikan tasnya pada yudhanta lalu berlalu begitu saja tanpa menghiraukan tatapan sang kekasih.
"bisa bahaya jika kakinya terlihat saat menaiki montor ini" gumamnya.
7 menit berlalu kini yudhanta melihat sang kekasih berjalan kearahnya dengan pipi yang mengembung, sepertinya ia kesal, samar samar dirinya tertawa melihat tingkah gemas sang kekasih.
Saat sampai disampingnya valensia menaikan rok span yang ia pakai untuk menunjukan bahwa dirinya memakai celana panjang. Yudhanta tersentak dan segera menutupi matanya dengan kaca helm yang kini tengah dirinya pakai.
"sialan"desisnya pelan.
"pakai" walau samar samar valensia mengerti apa yang diucapkan yudhanta.
Valensia menerima helm yang diberikan yudhanta dengan bantuan dari kekasihnya helm itu sudah terpasang apik di kepalanya, setelah sesi pemasangan helm tadi valensia segera menaiki montor sang kekasih.
"tasnya mau dibawain atau kamu bawa?"
"mager bawa kamu aja deh"
Mendengar jawaban sang kekasih yudhanta mengendong tas milik valensia di depan, sedangkan dibelakang tubuhnya ia juga mengendong tas miliknya sendiri.
"sudah?"
"eummm"
"pegangan" valensia memegang tas yudhanta kuat.
"sudah"
"disaya"
"gak mau...ribet tau...tas kamu isinya meja, jadi pegangan tasmu saja"
Yudhanta menghela nafas lelah akan keras kepala miliknya, tanpa berlama lama dirinya segera menjalankan kuda besi itu menuju sekolahan valensia.
Diperjalanan valensis bergumam tak jelas karena terhalang helm jadi yang yudhanta dengar hanya.
"awumm awu tufaman wuyu"
Perjalanan ke sekolahan valensia terisi tawa lirih milik yudhanta kekasih valensia.
Sesampainya disekolahan yudhanta membantu melepaskan helm sang kekasih dan perlakuan itu membuat beberapa orang menatapnya. Tak segan segan yudhanta juga membenarkan hijab sang kekasih agar tidak memperlihatkan dadanya.
Valensia mengantungkan tangannya, yudhanta melihat itu memberikan uang 50an dua yang kebetulan ada di jaketnya, melihat itu valensia mengeplak helm milik sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
YUDHANTA PUTRA
ActionSebuah kisah yang mengharuskan seorang gadis gendut mengemaskan bertemu sang ketua geng black shadow Akankah kisah mereka berakhir Happy ending or sad ending