episode 15

35 4 0
                                    

Setelah sampai dirumah kakeknya valensia segera turun dari montor laras dan berjalan masuk dengan laras yang mngekorinya dibelakang.

"val aku menginap ya"

Valensia menoleh menatap laras lalu setelahnya ia mengangguk kecil.

"laras bisa tidur satu kamar dengan valen"

Laras menganguk namun ia lebih memilih duduk didepan tv sembari menemani mbah rebo terlebih dahulu.

Valensia pergi meninggalkan laras yang sedang menemani kakeknya, kini valensia menganti pakaiannya dengan pakaian santai untuk tidur.

Ia mulai mengambil hp dan melihat beberapa notifikasi, saat melihat nomer tak dikenal valensia melotot horor.

Punaku🐥 (5 pesan belum terbaca)
Sudah pulang?
Laras tidak ngebutkan?
Besok diriku ingin kesana boleh?
Setelah sampai jangan lupa makan
segeralah tidur

+62-831-4519-**** ( 1 pesan belum terbaca)
Besok tepat malam hari saya akn menjemputmu

Valensia meremat rambutnya dan memukuli batal yang ada disampingnya.

"akhh valen goblok, bisa bisanya nambrak abangnya ardian"

"nanti kalau dia kesini aku harus gimana?"

"gak mau digebukinnn"

"gengnya seremm mana tinggi-tinggi lagi"

"mamaa mau pulang hueeee T^T"

Valensia terus bergumam tak jelas, ia juga mengulingkan badanya ke kanan ke kiri, kegiatan itu terhenti ketika laras datang dan menatapnya aneh.

"ngapain lu kek gitu?" tanya laras menyerit heran.

"gak papah"

"oh" sembri berjalan ke arah kasur dan mulai merebahkan tubuhnya disamping sang sahabat.

Dan memejamkan matanya diikuti oleh valensia.

....

Tak terasa malam kembali tiba, laras sudah kembali kediamannya dan kini hanya menyisakan valensia yang sedang ketakutan, walau valensia takut untuk bertemu kakak dari ardian tapi valensia tetap menemuinya, ia akan meminta maaf saat bertemu nanti.

Brum...Brum...

Valensia berlari keluar rumah, ia menatap pengendara montor itu yang berjalan mendekat tanpa melepas helmnya.

Valensia menuduk meremat tangannya kuat, lagi lagi ia mengumpat akan kebodohan yang telah dilakukannya kemarin malam.

Dibalik helmnya yudhanta tersenyum gemas menatap calon miliknya, tanpa basa basi yudhanta menarik tangan valensia tanpa menghiraukan pekikan kaget dari sang empu.

"e-ehhh b-bentar dong"

Yudhanta memutar malas matanya dibalik helm, dengan segera ia mengendong valensia dibahunya dan membawanya ke arah kuda besi miliknya.

"h-heh turunin"

Panik? Jelas saja, kini mata sipit valensia menatap sekitarnya, ia senang saat melihat sepupunya keluar dan itu bertepatan dengannya.

"kakk winn tolongg"

Yang dipanggil valensia bukanya membantu malah melambaikan tangan padanya.

YUDHANTA PUTRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang