di samping jalan raya kembang gula nomer 3 terdapat bangunan yang berdiri kokoh dan sangat megah, bangunan itu di dominasi oleh warna putih dengan corak berwarna emas serta semu biru muda sebagai tambahannya menambah kesan indah lan mewah pada rumah yang hanya dihuni 6 orang saja, rumah berlantai 2 dengan lampu kristal di tengahnya memiliki halaman luas serta garansi lebar, halaman itu dihiasi oleh beberapa pohon bonsai yang berdiri tegak di atas pondasi yang dibuatkan khusus dari sang tuan rumah, tak lupa bunga yang tertanam apik di halaman itu, tak hanya ada bunga disana namun ada beberapa pohon buah seperti mangga,rambutan,raspberry. Di depan rumah itu dikelilingi pagar yang menjulang tinggi untuk menjaga keamanan rumah mewah itu.
Tak heran setiap kali pengendara mobil,montor,truk hingga pejalan kaki akan menatap rumah yang termasuk indah itu dan tak ayal mereka juga membayangkan bahwa rumah itu menjadi rumah mereka nanti.
Hari ini pemilik rumah sedang menghabiskan waktu dengan keluarganya lebih tepatnya menghabiskan waktu bersama istri tercintanya.
Seperti saat ini sang kepala keluarga sedang bermanja ria di paha sang istri dengan tangan istri yang mengelus lembut rambut suami tercintanya itu.
Padangan kagum selalu setiap hari ia ucapkan untuk membuktikan bahwa ia benar-benar mencintai sang istri dari awal bertemu hingga memiliki 2 kecebong yang mengesalkan baginya, walau begitu ia tak bisa marah pada dua orang yang memiliki darah dagingnya.
"sayang aku mencintaimu" sudah hampir ratusan kali sang istri mendengar perkataan sang suami tercintanya itu, ia bosan mendengarnya walau menyukainya tapi bisakah tak mengatakan cinta atau memujinya? Ingin rasanya ia mencelupkan sang suami di kamar mandi tapi ia takut jika berakhir akan dimakan oleh suaminya itu.
"sudah sayang dirimu mengatakan cinta padaku hampir setiap hari dan itu lebih dari seratus kali,aku tau kau mencintaiku, aku mengerti kau benar benar mencintaiku tapi aku bosan sayang mendengarkan dirimu berkata itu" ucap sang istri sembari mempoutkan bibirnya membuat andrian tertawa gemas akan kelakuan sang istri.
Andrian tak tahan melihat sikap menggemaskan dari istrinya lalu ia menangkup pipi sang istri dan mengecupi berkali kali.
"ughhh...syanggg...lepwasin...yudaaaaaa bwantu bundaa"
Saat sang istri merengek untuk menghentikan ciumannya andrian tak peduli dan tetap melanjutkan kecupan pada istri cantiknya itu.
"yah sudah lah jangan mengerjai bunda kasian pipinya merah" andrian mendengar perkataan sang bungsu langsung mengecek keadaan amel.
Ia panik jika amel sesak nafas atau semacamnya dan benar saja saat ia melihat istri cantiknya terdapat semburat merah pada pipi manisnya, andrian tertawa melihat sang istri blush sembari menundukan wajahnya.
"hm" amel mendengar itu mendongak menatap tajam anak- anaknya lebih tepatnya ardian yang tertawa puas tak lupa wajah amel sekarang memerah akibat ulah 3 pria disitu.
"KALIAN INI NYEBELIN INTINYA BUNDA MARAH SAMA KALIAN, BUNDA MARAH SAMA YUDHA, BUNDA MARAH JUGA PADA ADRIAN, DAN KAMU JUGA SUAMI JELEK AKU MARAH SAMA KAMU INTINYA MARAH!!!" bukannya takut mereka tertawa terbahak bahak dan yudhanta tersenyum tipis melihat sang ibu berteriak dengan wajah memerah menahan malunya.
Mendengar mereka tertawa ia mulai terisak pelan "hiks...j-jahat...k-kenapa ketawa hiks..." membuat 3 pria disana kelpungan.
"aduh bunda jangan nangis dian cuma bercanda kok"
"yudha tidak ingin ikut campur"
"shttt sayang" andrian selaku kepala keluarga mengedong sang istri ala koala dan menepuk pelan pantat gembil milik istrinya itu.
Sedangkan anak anaknya menenangkan ibundanya dengan rayuan dan segala bujukan, melihat bundanya tertidur kedua anak anaknya menyuruh andrian agar membawa sang istri ke kamar serta menemaninya.
Andrian menganguk menyetujui perintah kedua jagoannya itu, ia mulai menaiki lantai kedua dan merebahkan istri dalam kamarnya.
Beralih dengan kedua anak remaja yang terlihat sangat tampan itu yang sedang berbicara sekaligus mediskusikan hal kecil.
"kamu mau nerusin kemana?" tanya sang kakak pada adiknya yang sedang bermain game.
Mendengar pertannyaan sang kakak ia menaruh hpnya dan mulai bersandar santai di sofa.
"mungkin nerusin di smp yang dulu jadi tempat sekolah kakak" mendengar jawaban adiknya yudha hanya menganguk kecil.
Ia berjalan keluar rumah dengan tangan yang dimasukan dalam saku celananya.
"kak mau kemana?"
Tanpa menoleh ia menjawab pertanyaan sang adik bahwa ia ingin memandikan dua kuda besi kesayangannya.
"kak ikutan aku juga mau mandiin si martin" ardian mulai berlari mengikuti langkah lebar sang kakak.
Tujuan mereka berdua yakni garansi mereka mengeluarkan kuda besi masing masing dengan khitmat ardian maupun hendri fokus memandikan montor kesayangannya itu.
Selesai mencuci dia meminta pada sang mbok inah agar mebawakan hpnya dan hp adiknya.
Dengan langkah pelan mbok inah berjalan kearah dua putra majikannya itu dan memberikan ponselnya, setelah melakukan tugasnya mbok inah segera berjalan cepat menuju dapur menyiapkan masakan untuk makan siang nanti.
Tring...tring...tring
Suara hp yudha berdering menandakan bahwa ada panggilan masuk dengan segera ia mengangkatnya tapi saat melihat kontak tak dikenalnya ia hanya menatap datar hpnya itu dan mulai mengangkatnya.
Yudhantaa~
Dari seberang terdengar suara gadis yang terdengar halus namun mampu membuat seorang yudhanta merinding jijik mendengar suaranya.
Hm?
Ayo keluar aku bosan~
Saya sibuk!
Tapi kan aku pacar kamu yudha
mendengar itu emosi yudhanta meningkat.
Sejak kapan bitch? Jngn mengharap suatu hal yang mustahil!
Melihat sang kakak emosi ardian hanya tertawa kecil mendengar ucapan sang kakal tadi.
"yang keberapa kak?"
"diam!!" meledak sudah tawa ardian.
Ia tertawa berguling guling hingga membuat yudha menatap datar adiknya.
"dia gila" pikir yudha.
"saya mau pergi...mau ikut?" ucap yudha sembari menaiki salah satu kuda besinya dengan corak biru.
"gak aku mau ke rumah laras dulu"
"izin bunda"
Ardian hanya meberikan gestur jempol pada sang kakak yang melihat dirinya dari pantulan kaca montornya.
....
Ardian berlari kecang memghampiri pintu kamar bundanya dan sialnya saat sampai disana ardian mendengar erangan sang ayah dan desahan sang ibunda.
"ya tuhan ini baru pagi tolong"lirih ardian.
Ia berpikir pelan bagaimana jika ia berteriak saja? Setidaknya ia tak menganggu kegiatan bunda dan ayahnya kan? Keputusan ardian sudah bulat ia benar benar berteriak di depan kamar sang ibu.
"BUNDAAAA KAKAK SAMA ADEK MAU KELUAR, KAKAK SAMA GANGNYA KALAU ADEK KERUMAH LARAS" dengan terburu buru ia menyaut jaketnya dan tancap gas keluar dari perkarangan rumahnya
Besok lagi ya guys
See you next time<3
KAMU SEDANG MEMBACA
YUDHANTA PUTRA
AçãoSebuah kisah yang mengharuskan seorang gadis gendut mengemaskan bertemu sang ketua geng black shadow Akankah kisah mereka berakhir Happy ending or sad ending