15. Berubah?

489 86 15
                                    



○○○○○

"Gue liat-liat dari jauh muka lo sepet amat jen" nadeo meletakan nampan berisi makanan nya didepan jenando

Jenan meletakan sendok miliknya lalu menatap nadeo bertanya "Menurut lo kalo gue-eh gak jadi deh" nadeo menatap sang sahabat dengan aneh

"Lo kenapa sih? Gue tau sih lo emang dasar nya aneh tapi biasa nya kalo dirumah sakit enggak tuh" jenan mendelik sebeluk kaki nya melayangkan sebuah tendangan yang sukses membuat nadeo meringis

"Emang kurang ajar punya temen" nadeo menatap tajam jenan yang kini telah pergi meninggalkan nya sendiri

Jenan baru saja berganti baju untuk melakukan operasi namun seklebat bayangan kemarin menghentikan nya, ia menggeleng pelan sambil mengusak rambutnya kasar Bayangan yang ada dikepalanya sama, hanya sepotong ingatan tentang bagaimana wajah gisera yang berada diatas tubuhnya setelah itu jenan tidak mengingat apa yang terjadi selanjutnya, karena hal itulah membuatnya frustasi

"Dokter semua telah siap, pasien juga sudah di pindahkan " Jenan menoleh lalu mengangguk 

"Saya segera datang" jenan menghela nafas kasar untuk yang terakhir kalinya sebelum memasuki ruang operasi

"Lo harus buang masalah pribadi lo sekarang" jenan berjalan mantap memasuki ruang operasi yang telah siap dengan beberapa dokter dan perawat didalam nya

setelah kurang lebih 4 jam jenan keluar dari ruang operasi dengan wajah lelah

"Kerja bagus semuanya" 

"Dokter tidak ikut makan malam bersama kami?" jenan menghentikan langkahnya lalu berbalik 

"Maaf dokter-

"Kirimkan saja alamatnya, saya akan menyusul" perawat tadi tampak membelak sebelum akhirnya tersenyum 

"Baik dokter Saya akan kirimkan alamatnya segera" jenan mengangguk lalu pergi sedangkan para dokter dan perawat tampak berseru senang karena sang dokter akhirnya menerima ajakan mereka 

Perlu dicatat bahwa seorang jenando memang hampir tidak pernah ikut berkumpul dengan para rekan maupun bawahan nya diluar pekerjaan, karena itulah ia dicap sebagai seorang yang dingin dan sombong namun entah mengapa akhir-akhir ini ada beberapa perubahan kecil yang dapat dirasakan rekan-rekan nya yang telah mengenal jenando sejak lama 

Dokter kebanggan rumah sakit itu tampak ceria dan mulai terbuka kepada para rekan nya ia bahkan tak lagi memarahi para dokter koas yang tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan yang sering ia ajukan dan dengan baik hatinya menjelaskan jawaban yang seharusnya

tak jarang pula dokter tampan itu secara tidak sengaja kedapatan tersenyum kecil menatap ponsel dan tampak sangat berbahagia jika mendengar sebuah notifikasi masuk diponsel miliknya, Perubahan ini tentu saja membuat rekan-rekan nya merasa senang karena akhirnya seorang Dokter jenando tidak lagi bersikap sedingin beruang kutub

●●●●

"Gi lo bener suka sama si jenan-jenan itu?" Yeji menatap sang sahabat yang kini tengah asik mengaduk adonan kue yang tengah dibuatnya bersama dengan liya

"Engga suka deh kayanya- "

Tapi gue udah jatuh cinta sama dia" giselle tersenyum lebar membuat liya menatap nya aneh

"Wahh gila lo sampe arina tau syok pasti dia- "

"Gue syok kenapa?" Yeji terlonjak kaget saat mendengar suara arina yang sudah berada dibelakangnya

Begitu pun gisera dan liya yang sontak menoleh dengan wajah tidak kalah terkejut

"Lo kapan masuk nya rin!! Ngagetin aja"  celetuk yeji

YOU ARE MY DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang