16. Lunch

563 101 19
                                    

○○○○
"Kapan menikah?" pertanyaan ini tidak jarang menjadi momok bagi mereka yang belum membina rumah tangga. Hal tersebut terasa semakin 'mengganggu' ketika usia telah matang hingga mapan secara finansial namun belum juga menuju ke jenjang yang lebih serius

Presepsi masyarakat tentang perempuan yang belum menikah diusia yang sudah matang sering dianggap janggal bahkan 'tabu' hingga tak jarang gisera merasa risih dan kesal karena hal itu, Belum lagi sang ibu yang kadang dengan sengaja menyuruh lelaki pilihan nya untuk kencan bersama gisera membuatnya semakin stress

Ini baru beberapa bulan gisera berada di tanah kelahiran nya setelah merantau bertahun-tahun di negeri orang tapi sang ibu sudah hampir 10 kali mengenalkan nya pada seseorang yang katanya 'cocok' dengan nya

"Mi aku gak mau ketemu siapa-siapa lagi" tekan nya pada sang mami

"Why? Kamu belum dapat yang cocok kan katanya yaudah mami carikan lagi sampe ketemu" gisera ulai mengacak rambutnya frustasi ibunya adalah cerminan betapa keras kepalanya dirinya

Selain menuruni wajah cantik sang ibu, gisera juga menuruni hampir setengah sifat sang ibu contohnya keras kepala

"Mi gigi gak mau dikenalin ke cowok lagi karena dia udah deket sama cowok" timpal krysa yang baru saja datang

"Yang bener? Siapa?" Gisera sontak menatap sang kakak tajam, tolong siapapun juga segera tarik gisera pergi dari kedua wanita ini

"Kakak gak usah ikut-ikutan" kryisa tidak menghiraukan sang adik yang kini tengah menatap tajam padanya

"Tunggu aja nanti di ulang tahun nya zoe mi" kryisa semakin gencar menggoda sang adik

"Beneran? Kamu tuh kenapa gak bilang kalo deket sama cowok kalo gitu kan mami gak usah repot nyari-nyari cowok buat dikenalin sama kamu"

"Udah tau repot kenapa masih dicari sih mi, orang aku juga gak minta"

"Ck anak ini" yura menggeleng pelan menatap kelakuan putri bungsunya yang sekarang telah pergi dari hadapan nya

"Kak mami kepo siapa cowok yang bisa bikin gigi lupain masa lalunya" kryisa terkekeh melihat sang mami yang kini tengah mendekat padanya

"Sini aku ceritain" yura semakin mendekatkan dirinya pada si sulung

Dan mari kita tinggalkan kedua wanita cantik yang kini tengah asik membicarakan si bungsu

Gisera menempelkan ponselnya di telinga menunggu seseorang disebrang sana untuk menjawab panggilan nya

"Kenapa?" Tanya seseorang disebrang sana

"Sibuk gak?"

"Engga baru aja selesai praktek" gisera mengangguk lalu keduanya terdiam

Gisera mendadak gugup mendengar suara seseorang disebrang sana yang terdengar lebih lembut dari biasanya

"Mau makan siang bareng?" Gisera mengigit bibir bawahnya sambil menunggu jawaban seseorang disebrang sana

"Gue ada operasi " gisera mengangguk sambil menghela nafas pelan

"Ya udah kalo-"

"Gimana kalo makan siang dikantin rumah sakit, gue masih ada waktu dijam istirahat" sudut bibir gisera terangkat membuat sebuah senyuman kecil

"Kalo gitu gue siap-siap dulu masih ada 30 menit sebelum jam istirahat "

"Hati-hati dijalan gi" gisera menutup ponselnya lalu berbalik

"Hayoo nelpon siapa mana senyum-senyum lagi" gisera sontak dibuat kaget bukan main saat melihat mami dan kakaknya sedang berdiri didekat jendela

"Mami sama kak ica ngapain sihh disitu! Ngagetin aja"

YOU ARE MY DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang