○○○○○
Gisera berjalan menuju lift dengan kedua tangan yang penuh dengan kantung belanjaan dan koper yang dibawanya, setelah menyelesaikan jadwal terbang nya hari ini gisera memutuskan untuk makan malam bersama jenan tentu saja setelah memastikan bahwa dokter tampan itu memiliki waktu malam ini
Setelah menaruh koper ia segera berjalan menuju dapur apartement jenan, ia mulai menyusun beberapa belanjaan untuk mengisi kulkas kosong pria itu
Hari ini gisera akan membuat steak burger atas kemauan jenan, ia bilang makanan itu mengingatkan nya pada bekal pertama yang gisera berikan padanya, Mengingat hal itu membuat gisera diam-diam tersenyum bahagia karena jenan masih mengingat bekal pertama yang diberikan nya
Hampir 20 menit gisera berkutat didapur dengan sangat fokus hingga ia tidak menyadari bahwa sejak 5 menit yang lalu seorang tengah berdiri menatapnya dengan senyuman lebar
"Baunya enak banget" gisera dibuat tersentak saat sebuah suara menyapa disekitar telinganya belum lagi saat sebuah tangan yang tiba-tiba melingkar di pinggangnya
"Jeno" gisera hendak berbalik namun pria itu menahan nya lalu meletakan kepalanya dibahu sempit gisera
"Gue laper" gisera berusaha mati-matian untuk mengontrol detak jantunynya yang tengah berdetak dengan sangat kencang akibat tingkah jenan yang tidak seperti biasanya
"Bentar lagi selesai, mending lo bersih-bersih dulu sana" pria itu mengangguk lalu melepaskan pelukan nya dan berjalan menuju kamar
Meninggalkan gisera yang tengah memegang dadanya sambil berusaha bernafas dengan benar "Deket jeno emang gak baik buat kesehatan jantung gue" celetuk gisera sambil menggeleng kan kepalanya ribut"Ayo fokus gisera, masakan lo belum selesai"
Setelah beberapa menit kemudian akhirnya mereka berdua kini tengah duduk berhadapan dengan makanan yang sudah tertata di meja makan, hanya saja suasana mendadak canggung membuat gisera menggigit bibir bawahnya pelan ia merasa bingung ingin memulai obrolah dari mana
Ini semua masih karena efek backhug yang diberikan jenan tadi padanya
"Udah dibilangin jangan suka gigit bibir, kenapa gak inget-inget" gisera mengerjap pelan lalu terkekeh kecil
"Hehehe maaf lupa" jenan menghela nafas pelan lalu mengangguk
"Btw Makasih makanan nya, selamat makan" gisera mengangguk lalu menatap jenan untuk menunggu bagaimana reaksi pria itu
"Gimana? Rasanya lumayan kan?" Jenan mengunyah makanan nya lalu menatap gisera
"Enggak lumayan, tapi Enak " gisera sontak tersenyum lebar " kalo gitu makan yang banyak jeno" jenan tersenyum kecil melihat gisera mendekatkan beberapa makanan padanya
"Lo juga makan yang banyak gak usah diet-diet, gitu aja udah cantik" jenan memelankan suaranya diakhir membuat gisera menutup mulutnya agar tidak tertawa kencang
"Perhatian banget sih pak dokter, jadi baper deh" celetuk gisera
"Ya udah baper aja gak papa" sahutnya cepat
"Hah gimana? Gimana?"
"Apanya?"
Gisera memicingkan matanya menatap jenan yang menunduk seolah fokus dengan makanan didepan nya
"Ck dasar cowok tsundere"
Suasana sempat mendadak sunyi karena keduanya yang kini tengah fokus dengan makanan didepan nya sampai suara jenan memecah kesunyian
"Lo emang sempet belajar masak dengan pekerjaan lo yang sesibuk itu?" Jenan menatap gisera bertanya
"Disempet-sempetin sih soalnya kalo gak gitu gue gak makan" gisera terkekeh
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY DESTINY
Historical FictionKisah mereka berdua yang dipertemukan takdir untuk menyembuhkan luka masing-masing Start : 17/01/23 End :