Ketenangan Hati

157 18 0
                                    

Sesuai yang Kurapika minta, Azura datang ke apartemen Kurapika demi mendapatkan informasi seputar scarlet eyeball dari desa Kurta. Gadis itu datang seorang diri sepulang kerja.

Di apartemen tersebut, Azura disambut langsung oleh Kurapika yang baru saja selesai mandi. Kurapika mempersilahkan nya duduk di ruang kerja pribadinya.

 Kurapika mempersilahkan nya duduk di ruang kerja pribadinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Azura, silahkan diminum. Maaf hanya ada susu strawberry yang bisa kujamu untukmu," kata Kurapika sambil mendudukkan bokongnya di kursi tepat di sebelah Azura.

Azura mengangguk. "Doumo arigatou, Kurapika."

Pemuda bersurai pirang itu menuang sedikit bir di gelasnya lalu meneguknya habis. "Scarlet eyeball sangat berkaitan denganku. Jadi aku sensitif bila membahas itu."

"Mohon maaf sebelumnya, Kurapika."

"Kau tidak perlu minta maaf, Azura. Takdir memang tidak bisa diprediksi dan jangkauan manusia tidak selebar daun kelor. Aku tak menyangka kau akan mengetahui soal bola mata dari desa Kurta di pelelangan." Kurapika mencondongkan tubuhnya pada Azura.

"Itu artinya kau sering melihat data pasar gelap, bukan?" tanya Kurapika kemudian.

Azura mengangguk. "Itu benar. Bos ku suka sekali barang antik. Alhasil beliau jadi selalu update soal barang-barang yang di lelang di Yorknew. Ini sudah kesekian kalinya aku mengecek barang di sana, dan beliau lagi-lagi membicarakan scarlet itu lagi. Karena bosku selalu kalah lelang untuk memenangkan scarlet eyeball tersebut."

Kurapika mengatur napasnya. Saat membicarakan bola mata Kurta yang ditawarkan di pasar gelap sangat menusuk dadanya.

Azura tahu Kurapika gelisah. Sontak dia menghentikan kalimatnya. Dan menatap Kurapika khawatir.

"Aku adalah penduduk desa itu, Azura."

Degh

Manik sapphire Azura terbelalak. Dia spontan memeluk Kurapika.

Azura merasa bersalah.

Azura merasa dia sudah melukai hati Kurapika dengan membahas topik sensitif ini. Dia menyesalinya.

Azura menyesali sudah menanyakan perihhal desa Kurta pada Kurapika.

Bukannya tidak sepaham, justru Azura sangat sedih karena melihat pemuda yang di hadapannya ini ternyata sedang berjuang mati-matian untuk menyembunyikan luka lamanya.

"Maaf, Kurapika."

Manik Kurapika berubah menjadi scarlet tanpa dia kehendaki. Perubahan emosi juga mempengaruhi warna mata khas klan Kurta.

Dan saat ini Kurapika sedang mengalaminya.

Tangan Azura mengelus punggung pemuda itu. Kurapika rupanya membalas pelukannya meski ragu-ragu.

"Aku ada di sana, tapi bajingan itu mengambil mereka semua dariku," lirih Kurapika.

"Mereka tak hanya mengambil nyawa keluarga dan kerabatku, tapi mereka semua mengambil sepasang mata klan kami dengan tega. Saat menyaksikannya, rasanya aku seperti dibunuh, tapi aku tidak kunjung mati."

KURTA'S HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang