Misi dan Cinta

104 8 0
                                    

Keesokan harinya, Azura bersiap untuk pergi ke kantor seperti biasanya. Dia menguncir rambutnya sambil mengangkat telepon dari rekan kerjanya yang mengingatkanya bahwa Mr. Yuma akan ada rapat penting pagi ini jadi Azura harus segera datang ke kantor.

Azura membawa tas kerjanya dan membuka pintu rumah, tapi ternyata ada Kurapika yang berdiri di sana. Sepertinya Kurapika sengaja menunggu hingga Azura yang membuka pintu rumahnya lebih dulu.

Azura dan Kurapika saling bertatapan canggung. Keduanya saling ingat bagaimana mereka berdebat di tempat lelang saat itu. Dan keduanya kini saling merasa bersalah. Namun, dibandingkan dengan Kurapika, sekarang Azura jauh lebih merasa bersalah. Sebab dia tahu bahwa dia akan melukai hati Kurapika lagi.

"A-apa kabar, Kurapika?" sapa Azura salah tingkah sendiri.

Kurapika tersenyum sendu. "Kabarku baik. Aku mau minta maaf soal dua hari lalu. Maaf kalau aku keras kepala lagi. Padahal ucapanmu ada benarnya."

Azura mensatap lantai. Dia menahan air matanya setengah mati.

Azura membayangkan bahwa dia akan melukai Kurapika sesuai yang Chrollo katakan. Dia bertanya pada dirinya sendiri, apakah akan tega?

Dan saat itu juga Azura sadar bahwa dia akan kesulitan saat melakukannya. 

Kurapika mengusap kepala Azura yang masih membisu. "Kau masih marah, ya? Aku minta maaf, Azura. Kau mau memaafkanku, kan?"

Azura  beranjak. Dia menutup pintu rumah dan menguncinya. Lalu dia pergi begitu saja menghindari Kurapika, tanpa menjawaban ucapan Kurapika sedikitpun.

Kurapika kaget. Dia membenarkan dugaannya bahwa Azura masih marah padanya.

Akhirnya Kurapika mengejar Azura. "Azura-chan sepertinya kau sedang buru-buru, ya? Ayo kita berangkat bareng. Dengan begitu kau cepat sampai kantor," tawar Kurapika yang tidak juga mendapat respon.

"Azura-chan?!" panggil Kurapika sekali lagi.

Gadis bersurai cokelat itu menengok. Matanya berkaca-kaca, menahan semua rasa bersalah pada Kurapika. "Nanti saat aku pulang kerja saja kita pulang bareng. Kau mau, kan? Kalau saat ini aku masih mau sendirian, Kurapika. Maaf, ya?"

Kurapika tersenyum maklum. "B-baiklah. Hati-hati di jalan, ya. Tolong beritahu aku bila kau sudah sampai kantor, ya?"

Azura tersenyum simpul dan mengangguk. Kemudian dia berlari menuju halte bis.

Untunglah bis yang searah ke kantornya sudah datang sehingga dia bisa segera naik bis. Di dalam bis Azura menangis sesegukan. Dia sangat ingin memeluk Kurapika dan meminta maaf. Tapi sekarang dia sedng berada dalam jebakan Chrollo.

•••

Setengah jam setelahnya, Kurapika sampai di kantor. Dia disambut oleh Hanzo dan Melody. Hari ini mereka lumayan santai karena jadwal rapat Mr. Damada masih seminggu lagi.

Kurapika memasuki ruangan kerjanya. Dia membuka beberapa data kriminal yang ditawarkan oleh seorang klien dari kota sebelah yang membutuhkan bantuannya untuk dia bunuh. Kriminal yang menjadi targetnya kali ini sudah kelas kakap, jadi bila berhasil menyelesaikan misi Blacklist Hunter nya dalam jangka waktu yang ditentukan klien maka Kurapika akan mendapat bayaran yang sangat besar. Ya, itulah tugas Blacklist Hunter yang sudah jadi rutinitas Kurapika di sela pekerjaannya sebagai pegawal Mr. Damada.

"Kurapika, bagaimana kau dengan Azura? pakah kalian sudah berbaikan?" tanya Melody sambil mengantarkan camilan ke meja Kurapika.

"Dia sudah mau bicara denganku, sih. Tapi Azura seperti sedang menjaga jarak dariku," jawab Kurapika murung.

KURTA'S HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang