Pesta Bersama Kurapika

160 15 2
                                    

Hari Minggu sore, Azura yang baru saja pulang kerja buru-buru menaiki bis supaya lekas sampai rumah. Harusnya hari Minggu adalah jatah Azura libur kerja, tapi ada beberapa berkas yang harus dia urus maka dari itu Minggu pekan ini dia harus lembur kerja.

Malam ini Azura ada janji bersama Kurapika. Mereka akan pergi ke pesta ulang tahun anak perempuan Mr. Damada yang mana adalah bos dari Kurapika.

Setelah sampai rumah, Azura langsung mandi. Gaunnya sudah dia siapkan dari malam sebelumnya. Supaya saat pulang kerja dia tinggal menggunakannya saja, tidak perlu cari-cari lagi.

Benar saja, baru juga selesai mandi dengan tubuh yang masih berbalut handuk, Kurapika meneleponnya. Azura terkaget, lebih baik dia menjawab telepon dari temannya itu lebih dulu.

"Azura, aku sudah di depan rumahmu," kata Kurapika.

"A-ano, aku baru mau dandan. Tolong tunggu sebentar ya. Nanti kalau sudah aku segera menghampirimu, Kurapika," jawab Azura dengan ringisan dan senyum kikuk di depan cermin.

"Ah, baiklah. Jaa," pungkas Kurapika sebelum menutup panggilan teleponnya.

Aduh, dia sudah sampai depan ternyata. Dia gesit juga! batin Azura merasa malu seraya memakai gaunnya buru-buru.

Setelah mengenakan gaunnya dengan benar, Azura menyisir surainya. Kali ini dia menggelung rambutnya biasa dan menambah jepit di sekitar poninya sebagai pemanis.

Azura beranjak, dia mengambil tas kecil, dompet dan ponselnya. Lalu segera meninggalkan rumah dan menemui Kurapika yang menunggunya di dalam mobil.

"Kurapika-san!" panggil Azura dengan semangat seraya berlari kecil.

Kurapika menengok. Gadis pujaannya begitu anggun dengan balutan gaun warna maroon sepanjang selutut.

Kurapika melengkungkan senyum miring.

"Kau sangat anggun," puji Kurapika singkat.

Pipi Azura memerah. Dia menatap Kurapika malu-malu.

Rasa sukanya pada Kurapika kian menjadi.

"Thank you so much," jawab Azura.

Pemuda bersurai pirang itu keluar dari mobil. Dia menggandeng tangan Azura dan menuntunnya untuk masuk mobil, menduduki kursi di samping jursi kemudinya.

Azura hanya bisa menunduk. Dia sangat senang diperlakukan bak seorang putri oleh Kurapika.

Tangan Azura terasa gemetar. Perlakuan manis Kurapika yang sederhana itu membuat jantungnya berdegup kencang. Sebab baru kali ini ada pria yang memiliki sikap dan sifat manis seperti Kurapika.

Azura mengepalkan kedua tangannya. Dia memejamkan matanya sejenak.

Aku menyukai pria ini, aku jatuh hati padanya. Tapi bagaimana caraku untuk menyampaikannya? batin Azura.

Kurapika yang baru saja memasuki mobil kembali melirik Azura. Dia melihat gadis itu memejamkan kedua mata dan mengepalkan kedua tangan.

Kurapika berdehem. "Kau kedinginan, kah?"

Azura sontak terlonjak. Tak menyangka Kurapika sudah memasuki mobil lagi.

Gadis itu tersenyum sendu. Dia menggeleng pelan.

"Tapi kenapa kau gelisah?" tanya Kurapika lagi, keheranan.

Azura tersenyum. "Jangan dipikirkan, aku sedang memikirkan sesuatu yang tidak begitu penting."

"Kalau sesuatu itu tidak penting, maka kau tidak perlu memikirkannya kan?" timpal Kurapika seraya melajukan mobilnya.

Gadis bersurai cokelat itu terkikik geli. "Suatu saat Kurapika-san akan tahu sendiri apa yang sedang aku pikirkan."

KURTA'S HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang