Misi Gelap

91 10 0
                                    

Keesokan harinya setelah pelelangan, Azura pulang kerja menaiki bus kota seperti biasanya. Sejak perdebatannya bersama Kurapika semalam di tempat lelang membuat Kurapika tidak mengontaknya sama sekali, mengirimi pesan singkat saja tidak. Azura menghela napas, dia menyesal malah marah padahal Kurapika sangat mengkhawatirkannya.

Aku akan meneleponnya dan meminta maaf, aku sangat merasa bersalah padanya, batin Azura seraya menatap laman pesan chatting mereka kemarin siang saat sebelum berdebatan antara dia dan kekasihnya terjadi.

Beberapa menit kemudian, bus berhenti di sebuah halte dekat rumah Azura. Azura membayar ongkos busnya lalu dia keluar dari bus. Lalu Azura berjalan pulang ke rumah seraya berjalan kaki.

Baru saja melangkah beberapa meter setelah turun dari bus, seseorang menggendongnya dan menculiknya. Azura berteriak tapi dibungkam dengan sebuah benang-benang halus dari orang lain selain yang sedang mengendongnya.

Di tengah rasa panik, dia berusaha mengingat wajah seseorang yang menggendongnya ini. Dia merasa seperti tidak asing. Dan setelah Azura ingat baik-baik, ternyata orang ini adalah anggota Ryodan yang saat itu bertengkar dengan Kurapika dan nyaris melukainya.

Kini Azura menyadari apa makna ke khawatiran Kurapika, dan sekarang dia sadar akan di sandera oleh Ryodan. Nasibnya kini sudah berada di antara hidup atau mati.

Akibat panik tapi tidak bisa bicara karena terbungkam benang Machi, akhirnya Azura pingsan selama perjalanan menuju markas Ryodan.

Di markas Ryodan, Feitan dan Machi menyerahkan Azura pada Chrollo. Gadis itu kini dalam dekapan Chrollo Lucifer yang sedang duduk di tengah-tengah semua anggotanya yang duduk dengan posisi melingkar.

Semua anggota Ryodan terkaget, tak menyangka orang terdekat pria pengguna rantai ternyata memiliki paras yang elok. Hisoka--pria anggota Ryodan--menatap dari kejauhan jadi penasaran pada gadis yang masih belum siuman itu.

"Ketua, apakah tidak apa-apa membiarkannya dalam pelukan Anda?" tanya Phinks khawatir.

"Tidak apa-apa, lagi pula meskipun gadis ini juga punya kekuatan, kekuatannya belum sebanding dengan hunter amatir." Chrollo tersenyum ramah.

Azura membuka kelopak matanya perlahan. Dia memfokuskan pandangannya yang kabur. Dan setelah pandangannya jelas, Azura kaget dia mendorong Chrollo supaya menjauh tapi kekuatan pria itu tidak sebanding dengannya.

"Selamat datang. Maaf sudah tidak sopan karena kami sudah menculikmu. Tidak ada yang terjadi, dari tadi kau hanya pingsan," cetus Chrollo dengan ramah. Dia berbicara pada Azura dengan sangat sopan.

Azura melihat sekelilingnya. Dia juga mengatur napasnya karena shock.

Saat sedang mengedarka pandangannya ke sekitar, Azura menunjuk Feitan. Semua pandangan langsung tertuju pada Feitan.

"Kau yang waktu itu, kan? Kau orang yang bertengkar dengan Kurapika dan kau hampir melukaiku karena kau tidka melihat aku sedang melintas di antara kalian, kan?!" cecar Azura marah.

Feitan kaget, tapi dia memutar jengah bola matanya. Kemarahan gadis itu membuat teman-temannya jadi menatapnya bingung.

"Emangnya dia siapa?" bisik Hisoka pada Feitan.

"Mana aku tahu, hapal saja tidak. Tapi saat itu aku pernah bertengkar dengan pria pengguna rantai," jawab Feitan malas.

"Wah ... berarti jatuhnya reunian ga sih," ledek Hisoka seraya tertawa.

Feitan hanya berdecak sebal dan memejamkan matanya.

"Nona, benar namamu Azura Eitogawa?" tanya Chrollo lembut.

KURTA'S HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang