"Hatiku senang saat bersamamu. Kau harus tahu itu," ujar Kurapika.
Sebenarnya Kurapika sangat tidak pandai dalam berkata-kata manis. Tapi kali ini adalah dorongan dari hati kecilnya sendiri.
Ini hal yang besar. Baru kali pertama seumur hidupnya, Kurapika merasakan nyaman pada seseorang. Trauma dan dendamnya seketika lenyap saat sedang bersama Azura. Maka wajar saja bila kini Kurapika menginginkan hati Azura juga.
Terlepas dari rasa cintanya pada Azura. Kurapika sangat sadar bahwa dirinya adalah dendam yang berbentuk manusia. Rasanya Kurapika belum merasa puas bila belum membunuh habis Genei Ryodan. Dan Kurapika belum merasa puas bila semua bola mata klannya belum terkumpul kembali.
Jemari Kurapika mengusap pipi Azura. Dia menatap gadis itu dalam.
Ada rasa marah dan cinta dalam satu waktu. Mungkin marahnya bukan untuk Azura, tapi Kurapika khawatir bila dia memiliki Azura sebagai kekasih ... Kurapika takut Azura akan membencinya dan dia juga sangat takut akan menyakiti hati Azura.
Azura menatap Kurapika iba. Tergambar sebuah kesedihan dari raut wajah pemuda itu. Dia mengulurkan kedua tangannya untuk memeluk Kurapika.
"Kurapika ... kau mengatakan hal yang membuatku senang. Tapi kenapa kau terlihat sedih?" lirih Azura dalam pelukan itu.
Kurapika akhirnya mendekap Azura meski masih malu-malu. "Bukan sedih. Aku hanya merasa ... kenyamanan yang saat ini kurasakan hanyalah kesementaraan saja."
"Kenapa, Kurapika?"
Kurapika merenggangkan pelukannya. "Aku merasakan hal baru, hatiku ternyata jatuh cinta. Mungkin aku belum terbiasa."
Azura mengalihkan pandangannya ke lantai. Dia yakin sudah ada wanita lain yang berhasil menakhlukan hati Kurapika.
"Mungkin kau hanya mengagumi aku Azura. Tapi aku mencintaimu."
Degh
Azura membola. Dia kembali mengeratkan pelukannya pada Kurapika. Azura menangis.
Kurapika mendekap gadis kesukaannya. Dia mengelus punggung Azura.
"Kenapa kau menangis?" tanya Kurapika cemas.
"Jangan mengatakan hal yang membuatku jadi bimbang, Kurapika. Aku takut kau berbohong soal perasaanmu itu."
Kurapika kembali merenggangkan pelukannya dan meraih dagu Azura.
"Kau ingin bukti yang bagaimana, hmm? Katakan saja, Azura."
"Entahlah. Tapi aku khawatir ucapanmu tadi hanya ucapan ketika kau sedang hampa."
Kurapika memagut bibir dalamnya sendiri. Diamnya menyiratkan banyak makna.
Di satu sisi dia menginginkankan ikatan bersama Azura, tapi di sisi lain dia khawatir Azura akan terbaikan olehnya karena dia masih terfokus pada kedua misi besarnya.
"Azura ... seperti yang sudah kukatakan bahwa kau mungkin mengagumiku dan aku mencintaimu. Maka dari itu, coba kenali aku lebih dalam lagi dan aku akan mencoba mengenalimu lebih dalam juga. Dengan begitu kita sama-sama mengerti apakah kita berdua memang pantas bersama atau malah sebaliknya," tutur Kurapika tulus.
Kurapika hanya ingin mereka berdua tidak terluka. Dia berharap Azura mau mengerti.
"Kau benar," jawab Azura seraya melepaskan rangkulannya dari Kurapika. "Kita harus saling mengenal lebih dalam satu sama lain."
Kurapika mengangguk. "Aku hanya ingin kau tidak terluka karenaku yang sesekali masih dikelabuhi dendam. Meskipun dendamku itu bukan untukmu."
Kurapika merangkul pinggang Azura kembali, menuntunnya untuk semakin dekat dengannya. Napas Azura tercekat. Jatak mereka begitu dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KURTA'S HEART
FanfictionCOMPLETED - Kurapika x OC Dunia hunter begitu keras, bagaikan hidup di alam rimba. Seorang pemuda bernama Kurapika Kurta hidup di tengah dendam. Hidup dikelilingi teman yang berhati baik dan tulus ternyata belum mampu membuat dendamnya pada sekelomp...