Tautan Hati

106 9 0
                                    

Paginya, saat dini hari Kurapika merasa lengannya kebas karena dia memeluk Azura dalam waktu yang lama, saking lelapnya. Pria itu membuka matanya dan melihat Azura yang juga masih memeluknya. Lengan Azura juga masih melingkar, memeluknya dari malam terakhir mereka berbincang-bincang.

Saat Kurapika beringsut, Azura ikut terusik. Gadis itu membuka matanya dan dia akhirnya merasakan lengannya kebas juga. Kurapika tertawa lirih, dia sadar bahwa tidur mereka berdua sama-sama lelap.

Azura mengganti posisi tidurnya, dia membelakangi Kurapika. Tidurnya kembali lelap.

Kurapika yang memperhatikan Azura sontak tersenyum. Dia mengagumi Azura yang mempedulikannya tanpa dia minta. Dia suka kehangatan hati gadis itu.

Saat baru saja mau mengelus rambut Azura, Kurapika kaget karena tiba-tiba Azura kembali tidur menghadap ke arahnya.

"Tidurmu nyenyak?" tanya Azura setengah sadar.

Kurapika hanya tersenyum dan mengangguk. Hati Kurapika justru merasa damai melihat Azura ketika dia membuka mata setelah terbangun dari tidurnya.

Azura meraih tangan Kurapika, dia menciumnya. Sang empu tangan sontak merasakan pipinya memanas.

"Kurapika, dengar ini. Bila kau ada keluh kesah, kau bisa bercerita padaku. Terlebih lagi, soal klan Kurta, aku sangat mengerti kesedihanmu. Tapi tolong, jangan terlalu hanyut di dalamnya. Anggap saja itu sebuah misi, rasa sedihmu ubahlah menjadi kekuatan dan keteguhan bahwa kau yang satu-satunya bertahan akan baik-baik saja. Kau akan melanjutkan hidupmu dengan baik sebagaimana saat mereka masih ada di sampingmu," tutur Azura mengingatkan Kurapika.

Kurapika menatap mata sapphire Azura dalam. Tersirat makna bahwa gadisnya tidak rela dia bersedih.

Kurapika berganti menggenggam tangan Azura. Dia menciumnya lama. Dia rasai kulit lembut tangan gadisnya.

"Azura ... setelah mengenalmu aku merasa hidupku ternyata belum sebuntu yang aku pikir. Aku ingin melanjutkan hidup ... bekerja dengan baik, memiliki keluarga kecil yang bahagia dan mati dengan damai setelah tua nanti. Tapi aku memiliki kekuatan yang bisa mengurangi umurku," jelas Kurapika.

"Apa maksudmu? Kekuatanmu yang mana?"

"Kau sudah tahu rantai nen ku, bukan? Saat aku memadukan kekuatan rantaiku dengan kekuatan scarlet eye maka itu adalah momen dimana kekuatan emperor time ku aktif. Dengan aktifnya emperor time, maka aku menjadi sangat kuat dalam bertarung. Namun di saat bersamaan usiaku berkurang satu jam. Jadi setiap detik emperor time itu aktif maka akan mengurangi usiaku selama satu jam."

Degh

Azura tentu kaget. Dia beranjak duduk dan memegangi kepalanya.

Kurapika ikut beranjak duduk. Dan dia mengelus pucuk kepala gadisnya.

"Azura, kenapa?"

Manik Azura mengerling menatap Kurapika dengan sayu. Dia menggeleng lemah. "Kenapa harus ada kekuatan semacam itu?"

Kurapika beranjak. Dia duduk dengan posisi sila di depan Azura. Dia meraih kedua bahu gadis itu.

"Azura. Itu suatu kombinasi energi yang membuatku jadi kuat. Saat pertama aku menjadi hunter aku ingin kuat saat bertarung sendirian. Dan emperor time itulah salah satu faktor yang membuatku jadi kuat."

"Itu artinya kau sudah sangat sering menggunakan emperor time, Kurapika?"

"Iya. Terutama saat bertemu musuh dengan kekuatan yang besar. Aku reflek menggunakannya."

Azura hanya diam. Dia memejamkan mata dan menyembunyikan wajahnya dibalik helaian rambut panjangnya.

"Azura ...."

KURTA'S HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang