You and I, Part 12: Lelah dan Muak

78 14 0
                                    

Lucas menjauhkan wajahnya dari Gumi, sedangkan Gumi masih diam tak berkutik memandang kosong kearahnya. Wajahnya memerah antara malu dan marah. Ia memalingkan wajahnya kepada Rico. Bukankah Ia sudah memperingatinya untuk tidak mendekati Gumi.

Ya, yang mengakui Gumi sebagai pacarnya adalah Lucas. Sambil menatap tak suka kepada Rico, ia tegas berbicara kepadanya...

"Udah gua bilang kan, Gumi cewek gua kenapa lo tiba-tiba main sosor aja kayak bebek ha?", ucapnya sambil menarik Gumi ke kebelakang badannya.

Rico menanggapinya hanya dengan tersenyum remeh. Ia berdiri dari posisinya dan tak menghiraukan ocehan Lucas. Rico berbalik badan menuju motornya yang tak jauh dari tempat mereka. setelah duduk, ia mulai menyalakan motornya, ia membuka kaca helmnya...

""Dah Mimi See You", ucapnya tersenyum dan mengerling genit pada Gumi.

"Oh ya Gumi coba cek ponselmu, pacar mu yang asli minta kita ketemuan hari Minggu", ucapnya sambil menekankan kata pacarmu yang asli.

Ia kembali menutup kaca helmnya dan melajukan motornya, melewati Gumi dan Lucas, meski tidak nampak tapi Lucas yakin, kalau Rico sedang menatap benci padanya.

Mendengar pernyatan Rico tadi membuat Lucas menatap Gumi dengan rasa jengkel dan penasaran...

"Ngapain ngajak ketemuan?" tanya Lucas.

Gumi haya menggelengkan kepala tidak tahu. Ia memang belum menghidupkan ponselnya sedari tadi. Tapi ia sedikit berharap banyak kalau perkataan Rico tadi memang benar.

"Gua ikut lu kalau ketemuan sama mereka, ayo gua anter pulang", ucapnya sedikit melunak tidak ketus seperti biasanya. Ia menggenggam tangan Gumi dan mengajaknya pulang.

***

Setibanya dirumah, Gumi menawarkan Lucas untuk mampir, tapi Ia menolak. Ia masih lelah secara fisik dan mental setelah kalah turnamen, ditambah si Rico juga ikut-ikutan bikin emosi. Lucas mengantar Gumi hingga kedepan pintu.

"Dah masuk sana, besok aku jemput lagi", kata Lucas kemudian diangguki oleh Gumi.

Setelah itu Lucas pamit dan berjalan ke motornya. Hampir mendekati motornya, Lucas menghentikan langkah dan kembali berbalik berjalan menuju Gumi. Ia mengecup kening Gumi.

"Gua gasuka lu deket-deket Rico sama Jeffery, gua gatau gimana hubungan rumit kalian, karena gua cuma tau sekilas. Gua ngelakuin ini semua bukan semata-mata gua naksir Cecil, itu dulu cuma masa lalu, sekarang ngga lagi. Sekarang gua sukanya lu", Ia menjeda ucapanya sambil memperhatikan gumi dan mengelus-elus kepalanya pelan.

Si lawan bicara hanya diam, nampak terkejut dengan ungkapan Lucas tadi. Gumk hanya memerhatikan cowok dihadapannya ini.

" Nggak tau mulai kapan sukanya, mungkin dari kita kecil,semenjak kita pisah waktu kecil beda rasanya. Lo ga bisa ditemuin dan lost contact. Sejujurnya gua sedih, dan kesepian akhirnya ketemu Cecil dan gua anggep dia itu lu karena sifat kalian hampir mirip, dan akhirnya gua mutusin bakalan jagain dia karena gua takut. Gua takut kehilangan lagi" lanjutnya.

Gumi memperhatikan lamat-lamat Lucas yang masih mengajaknya berbicara dan mengelus kepalanya. Ia semakin bingung dan frustrasi.

"Gausah bingung, gausah dijawab juga gapapa, gua cuma mau ungkapin perasaan gua aja. Tapi kalau lu mau juga gapapa sih gua seneng-seneng aja" Lucas tersenyum manis.

"Cepet diselesain ya Mi, kasihan Jeffery sama lu, lu juga capek kan harus nungguin dia dan ditekan terus sama mamanya, sedangkan Jeffery, gua gatau apa yang dia rasain", terang Lucas.

Gumi menunduk dan berkaca-kaca. Benar, semua yang dikatakan Lucas adalah benar. Jujur saja dia juga sangat lelah dengan keadaan ini.

Lucas kemudian memeluk Gumi dan menepuk-nepuk kecil punggungnya. Sedikit lama pelukan itu berakhir, karena ia tahu kalau Gumi sedang dilema menentukan solusi atas segala masalahnya. Ia mengangkat wajah Gumi dan memegangi pipinya. Lucas terkekeh geli melihat wajah gumi, ia kasihan tapi juga nampak lucu. Sedangkan Gumi yag diperlakukan seperti itu semakin menangis tersedu-sedu.

Sekali lagi ia membawa Gumi dalam pelukannya. Gumi terisak.

"Ututuuuu calon pacar gembulku", ucapnya menggoda sambil sedikit menggoyang-goyakan badan mereka pelan.

"Udah ya jangan nangis lagi, nanti aku temenin kamu ketemu sama Jeffery, dan selesain ini oke, apapun hasilnya", bujuknya kemudian.

Gumi mengangguk menyanggupi. Lucas melepaskan pelukannya. Ia menjauh menuju motornya, dan berbalik badan dan melambai pada Gumi...

"Dah sayang", ucapnya sedikit berteriak. Lucas menaiki motornya dan pulang kerumahnya.

***
Setelah kepulangan Lucas, Gumi langsung ganti baju dan melakukan pekerjaan rumah, belum selesai ia beberes ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya dengan tergesa. Gumi mendecak sebal, sungguh tidak sopan kelakuan brutalnya. Ia membukakan pintu untuk tamunya ini.

"Ada apa?", tanya Gumi gak berminat pada Cecilia. Kalau tahu yang mengetuk pintu Cecilia, Gumi tidak mau membukakan pintu, lagian ia sudah capek dengan tingkah polahnya.

Sedang Cecilia hanya acuh tak menghiraukan pertanyaan yang ditanyakan Gumi padanya.Cecilia sebenarnya enggan menemui Gumi seperti ini, tapi demi mempertahankan hubungannya dengan Jeffery, mau tidak mau ia harus melakukannya.

"Gua udah bilang kan jauhin Jeffery, kok lo nggak ngerti-ngerti sih? Udah deketin Rico, masa lo mau deketin Jeffery juga gila lo?" Cerocosnya tanpa jeda.

" Nggak ngaca lo? Udahlah berisik gua males debatin hal yang sama terus-terusan, ujung-ujung nya lo yang menang dan lo juga minta papa buat ngancem gua kan?" tantang Gumi pada Cecil.

"Ck, Ceciil, Ceciiil terserah lo mau ngapain deh nggapeduli gua, mau minta Tante atau Papa terserah buat ngancem gua silakan aja, dah beneran capek gua ngadepin keegoisan lu, Kalo masalah Rico lo tanya aja sama dia sendiri, lagian kalian udah jadi mantan ngapain masih kepo, terserah dia mau deketin siapa aja dong", balas Gumi.

Cecil tak berkutik, ia marah atas perkataan Gumi. Setelah dirasa cukup, langsung saja Gumi menutup pintu rumahnya sedikit kasar. Ia tak peduli dengan Cecil yang teriak-teriak nggak jelas disana.

" Ibu sama anak sama aja, nggak ada bedanya" lirih Gumi memperhatikan kepergian Cecilia.

Tak sengaja Gumi menemukan keberadaan Sang Papa yang berada di sekitaran kontrakannya. Kali ini ia hanya memandang malas pada papanya. Biasanya ia akan senang bila tidak sengaja bertemu dengannya. Tetapi untuk kali ini tidak, Ia sudah muak dengannya. Terlihat, Papa Gumi memandangi rumahnya. Gumi hanya mengedikkan bahu, kemudian ia melanjutkan pekerjaan rumahnya dan segera pergi bekerja.

.
.
.

Aslik maksain banget ini alurnya, tiba-tiba bingung guys, ceritanya mau diapain huhu
Maaf banget kalau nggak nyambung yaa:(
I hope you still enjoy with this story, thank you so much for always waiting me, don't forget to vote and comment, and drop in below
👇

You and I  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang