You and I, Part 9: Si Picik Cecilia

56 11 3
                                    

Ditengah perbincangan serius mereka, tiba-tiba Cecil menghampiri Gumi dan Jeffery dengan berlari-lari kecil. Rambutnya yang bergelombang alami diurai tertiup angin, semakin memperkuat citeanya sebagai gadis polos, lugu yang manis. Ditambah wajah yang cantik dengam mata bulat dengan bulu mata yang indah dengan hidung mancung serta tubuh tinggi semampai semakin membuatnya seperti fotokopian seorang dewi dari langit yanv turun ke bumi. Gumi yang memeperhatikan dari jauh saja sudah insecure dengan kesempurnaan yang dimiliki gadis itu.


Setelash sampi di tempat Jeffery dan Gumi, Cecil dengan sengaja menggelendot manja pada Jeffery sambil sesekali melirik sinis pada Gumi.

"Hai sayang kamu ngapain? mau jemput aku ya? padahal aku ga minta jemput tuh, tapi gapapa deh, maaf ya tadi aku harus latihan cheers dulu", ucap Cecilia dengan tingkat kepercayaan diri yang waaaw.

Ia tak menghiraukan keberadaan gadis gendut itu. Meski demikian diujung mata, Cecilia masih bisa melihat ekspresi kecewa Gumi. Jeffery hanya memasang senyum sambil mengusak kepalanya. Senyum itu dan perlakuan itu, semuanya biasanya didapatkan Gumi namun sekarang tidak lagi.

Sepertinya Gumi sudah tidak diperlukan lagi, segera ia melangkah menjauh. Baru menapak beberapa langkah ia berbalik. Gumi hanya bisa memandang iri mereka, kegiatan mengamatinya harus terhenti tatkala  lengannya ditarik oleh Lucas.

"Ngapain lo gangguin mereka?", sinisnya.

"Anu itu, cuma lewat" jawab Gumi.

Lucas memandang tidak percaya dengannya.

"Awas lo gangguin mereka", peringatnya.

Setelah mengatakan itu Lucas melepas cengkeraman tangannya dan segera berlalu dari hadapan Gumi. Gumi hanya bisa pasrah, selalu saja Lucas seperti ini, padahal
dulu Ia dan Lucas berteman baik, kenapa malah jadi begini?, sebegitu kuatkah efek dari pesona seorang Cecilia pada mantan sahabat sekaligus pacarnya ini. Setidak Gumi harus mencari tahu apa yang salah darinya di mata Lucas. Untuk itu ia mengikuti Lucas dari belakang.

Sesampainya diparkiran, Gumi mendekati Lucas yang sedang mencoba mngeluarkan motor sportnya.

"Lucas" panggil Gumi.

"Ck,apaan?, minggir!" usir Lucas

"Kalo kamu emang masih cinta sama Cecil, kenapa ga diperjuangin?". Ucapan Gumi, membuat kegiatan Lucas terhenti kemudian menatap tak suka pada tingkah Gumi.

"Maksud lo?", tanya Lucas kemudian.

"Kayanya kamu tahu maksudku",respon Gumi yakin.

Lucas menghela napas kasar bersiap mengeluarkan kalimatnya.

"Terserah, yang penting dia bahagia apapun caranya", hanya kalimat itu yang bisa Lucas utarakan dan segera mengendari motornya menjauhi area sekolah.

***

Di lain tempat, setelah diantar Jeffery, Cecilia memasuki kamarnya. Ia sebenarnya sedikit curiga dengan pertemuan Gumi dan Jeffery. Ia berpikir apakah ingatan Jeffery sudah kembali?, ia menggeleng-gelengkan kepala tidak menyetujui pemikiran itu. Ia takut semuanya akan terbongkar, sebenarnya targetnya waktu itu adalah Gumi, namun Jeffery yang terkena imbasnya.

Ya, kecelakaan itu disengaja oleh Cecilia dan mamanya, karena mereka tak suka jika Gumi selalu mendatangi kediamannya dengan dalih si bungsu Rendi ingin bertemu papanya. Ia khawatir papanya akan direbut oleh Gumi. Padahal ia tahu papanya lebih memilih Ia dan Sang Mama daripada Gumi. Lagi pula selama ini papanya lebih menyayanginya, apapun yang ia minta pasti dikabulkan.

Selain itu, alasan lainnya adalah Ia memang menyukai Jeffery. Cowok yang membantunya mengambilkan dompet yang dicopet. Namun sayang,saat itu Jeffery sudah memiliki Gumi dan Ia sudah bersama orang lain. Ia bertekad dalam hati, Ia harus mendapatkan Jeferry apapun caranya, ya Ia akan memanfaatkan papanya untuk menekan Gumi.

"Halo", ucap seseorang diseberang sana.

"Heh gendut, udah gua bilangkan jauhin Jeffery, atau lu gua laporin papa sama tante yaa", ucap Cecilia mengebu-gebu.

"hm", telpon ditutup sepihak oleh Gumi.

"Sialan, awas lo" gerutu sebal Cecil sambil membanting ponselnya keatas kasur.

"Pokoknya gua harus ngelakuin sesuatu, apa gua jujur aja ya kemereka, nggak mungkin juga gua harus ngerahasiain ini terus-terus ntar badan gua melar juga kan?", gumamnya.

"Lagipula hubungan gua sama Jeffery pasti bakal disetujuin sih, ya kali enggak, kalo sampe orang luar tau bukan cuma keluarga gua aja yang malu, keluarga mereka juga bakal malu, tapi nggak mungkin sih kan keluarga mereka kaya", khawatirnya kemudian sambil mengelus-elus perutnya yang masih rata.

Cecilia kemudian memungut kembali ponselnya yang ia lempar ia mencoba menghubungi tante Inggrid, lebih baik ia memgaku saja, mungkin dengan cara ini ia bisa menjauhkan Gumo dari Jeffery lewat mama Jeffery.

"Halo tante siang tante", ucapnya ceria

"Halo sayaang ih kok tante kan Mamah hehe", balas Inggrid.

"Duh iya lupa, anu Ma, Cecil ada kabar buat tante", ungkapnya kemudian.

"Iya sayang, kabar apa?", tanya Inggrid

"Cecil hamil Ma, hamil anak Jeffery hampir delapan minggu". Akhirnya Cecilia mengaku.

Tidak ada jawabn dari sana, Cecilia mulai resah dan mulai mengigiti kukunya efek gelisah.  Hingga akhirnya sebuah pekikan kencang menghampiri gendang telinganya

"Aaaakkkk Oh My Good, akhirnyaaa Mama punya cucu, Mama mau ngabarin Jeffery sama Papa dulu ya sayang", teriak bahagia dari seorang Inggrid Kumala yang dikenal tenang tak banyak bicara.

Cecilia bernapas lega, ternyata kehadiran anaknya diterima baik oleh Neneknya. Kemudia sambungan telepon antara keduanya terputus. Kemudian ia mengelus kembali perutnya dan tersenyum licik,
'Bentar lagi anak ini jadi pewaris Pramana, ternyata berguna juga kamu nak, untung gajadi gua gugurin, gak sia-sia gua selalu ngegoda effery, batinnya

.
.
.

Makin ga jelas hueee :(
Gak bosen-bosennya Mai ucapin terimakasih buat kalian yang udah baca dan vote cerita aku ini.
And once again thank you so much, don't forget to vote and comment :)

You and I  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang