You and I, Part 16: Reuni and Our Destiny

56 7 0
                                    

Delapan tahun kemudian

Perempuan gemuk itu baru saja selesai membereskan perkakas dapur Cafe miliknya. Seperti biasa, meskipun dia owner dari cafe tersebut ia selalu datang lebih awal dan pulang lebih akhir, memang terlampau rajin.

Cafe ini tidak terlalu besar namun ramai oleh pengunjung yang datang silih berganti. 'Sunday Cafe' namanya. Cafe ini bukti Jerih payah Gumi selama ini, setelah tujuh tahun bekerja keras di perusahaan pariwisata ternama di Bandung "Madaranjana Group" yang ternyata adalah milik keluarga Rico.

Saat itu Gumi terkejut karena ternyata pemiliknya adalah si Rico. Ia baru tahu setelah dua tahun lalu ia diperkenalkan secara resmi sebagai CEO dan pemilik saat perayaan ulang tahun perusahaan yang ke-45. Memang sudah hampir lima tahun setelah kelulusan SMA Gumi dan Rico tak saling bertukar kabar.

Satu tahun terakhir ini, Gumi memutuskan menjadi pegawai pasif dan fokus pada bisnis nya sendiri. Ia hanya akan datang ke kantor apabila memang diperlukan, dan ya besok ia harus datang kekantor karena adanya audit tahunan bersama 'bos tampannya' itu.

Pasti tentunya hampir lima tahun tak bertemu ada rasa canggung, tapi Rico selalu berusaha mengakrabkan diri lagi dengan Gumi.

Setelah selesai merapikan tatanan meja, menutup jendela, mengecek kompor, kini saatnya Gumi kembali kerumah. Ia bergeas menuju pintu, tak lupa menguncinya. Karena besok ia tak akan datang ke Cafe, tadi sebelum pulang Gumi sudah menyerahkan kunci cadangan kepada Ami salah satu karyawannya.

Gumi mulai menstarter motor maticnya. Ia tak terlalu terburu-buru. Ia senang menikmati angin semilir yang menerpa wajahnya. Keadaan kota masih saja ramai, padahal sudah hampir tengah malam. Namun sepertinya manusia-manusia sekarang lebih suka beraktivitas di malam hari.

Para pedagang kaki lima yang berjejeran di pinggir jalan dan manusia yang  bergerombol disekelilingnya bagaikan sebuah bongkahan gula yang dikerubungi koloni semut yang padat merayap.

Salah satu diantaranya itu adalah Gumi.
Ia mampir sejenak di salah satu kedai yang menjual sate bakso bakar dan seblak pentol korea. Kedua jajanan itu akhir-akhir sedang menguasai pikirannya. Toh la juga ia tak ngemil dimalam hari seperti dulu. Sekarang Gumi lebih peduli akan kesehatannya. Postur tubuh juga tidak gendut tapi gemuk saja.

Setelah mengantri cukup lama, ia memutuskan duduk ditempat lesehan yang disediakan oleh penjual tadi. Ia memulai makan disambi melihat ponselnya. Ia sempat lupa jikalau besok ia harus bekerja, jadi ia memutuskan sedikit mengerjakan pekerjaannya.

Larut dalam pekerjaan, kegiatannya terinterupsi oleh kehadiran bocah kecil yang tiba-tiba bersembunyi dibelakang punggungnya.

"Eh?", responnya terkejut dan bingung.

"Sstttt, tante sebentar ya aku mau ngumpet, ada Oma sama Daddy, Rion ga mau pulang dulu masih mau main disini", ucap bocah kecil itu tiba-tiba.

"Kok gitu, kasihan kan Oma sama Daddy kamu nyariin, udah yok keluar, lagian bener kata Oma sama Daddy kamu ini udah malem, kan besok sekolah juga kan?", bujuknya kepada bocah itu.

Rion menggeleng tanda tak setuju, kembali ia berujar..

"Ih justru itu aku gamau", rengeknya sambil memanyunkan bibir.

"Rion", panggil seseorang dengan nada tegasnya.

Mendengar itu sontak Gumi dan Rion membalikkan badan. Mata Gumi membola, ia berusaha meredakan degup jantungnya. Pun demikiam dengan seorang pria dewasa disana yang sedang menatapnya. Tak jauh berbeda dengan Gumi, nampak Si Pria menunjukkan raut wajahnya yang terkejut bahkan sedikit pucat mungkin karena tak menyangka akan bertemu dengan Gumi lagi.

You and I  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang