You and I, Part 7: Perjanjian Rahasia

60 7 0
                                    

Seperti janji kemarin malam, Jeffery mengantar Mamanya pergi. Ia tak tahu akan kemana, tapi dilihat dari sepanjang jalan yang mereka lewati, mengarah kerumah Megumi. Entahlah mungkin hanya kebetulan pikirnya. Hampir satu jam perjalanan, akhirnya mereka telah sampai di sebuah toko besar.

'Grosir Bu Sri'

Papan nama terpampang nyata didepan toko besar itu. Jeffery mengernyitkan kedua alisnya, sejak kapan Mamanya mau belanja ditempat seperti ini. Bukan bermaksud untuk menghina, tempat ini bersih dan rapi bahkan bisa dibilang toko serbaguna ini duplikat supermarket versi kampung.

Setelah mesin mobil dimatikan, mereka turun dari mobilnya. Banyak orang sekitaran sana memeperhatikan Jeffery dan mamanya. Bagaimana tidak penampilan yang mencolok dan serba mewah, tentu saja mencuri atensi setiap orang. Sedikit memperbaiki penampilan, Mama Jeffery melangkahkan kaki sambil mengangkat dagunya tinggi-tinggi seakan ingin menunjukkan status, derajat dan martabatnya kepada semua orang.

Orang-orang yang melihat hanya mendecak dan mencaci dalam hati, 'dasar orang kaya sombong' mungkin seperti itulah kalimat yang cocok menggambarkan tingkah laku istri Pramana. Jeffery hanya menggeleng-geleng kepala melihat tingkah Mamanya yang tak berubah, masih saja sombong padahal menurut cerita papa dan kakek neneknya dari pihak papanya, ia mengatakan kalau mamanya juga berasal dari kampung.

Mama Jeffery berjalan kearah tempat Gumi berjaga. Ia menghentikan langkah sekejap, ia meragu apakah harus menghampiri atau tidak. Setelah berdebat dengan dirinya sendiri, ia memutuskan menghampirinya...

"Megumi" panggilnya.

"Iya, eh tante?" Gumi yang sibuk menaata jualan pun terkejut akan kedatangan Mama Jeffery dan bagaimana bisa Mama Jeffery tahu ia ada disini, sedangkan dulu ia tak pernah bercerita akan pindah.

"Ekhm, gimana kabarmu?", entahlah Inggrid tiba-tiba saja menjadi gugup.

"Baik tante, oh iya terimakasih tante waktu itu sudah mau membiayai operasi adik saya" ucap Gumi tulus.

"Eh iya sama-sama terimakasih juga udah nepatin janji kamu, ya walaupun kamu masih menguntit dia kan? gapapa tante gamasalah asal jaga batas aja, inget janjimu ya jangan diingkari" Mama Jeffery menjawab sedikit pongah.

Tiga tahun yang lalu bersamaan dengan kecelakaan yang dialami Jeffery, Deni mengalami patah tulang karena bermain bola, ia membutuhkan banyak uang apalagi biaya operasi itu sangat besar bagi Gumi.
Ini menjadi kesempatan bagi Mama Jeffery untuk menekan Gumi. Ia akan membiayai operasi Deni dengan syarat harus menjauhi putranya.

Ia tidak setuju atas hubungan mereka. Mama Jeffery tak mau citra kelurganya menjadi buruk jika memiliki menantu sepertinya, apalagi fisiknya uh sangat tidak enak dipandang gendut dan kumuh. Ditambah lagi, Gumi juga menjadi penyebab kecelakaan itu, Jeffery menolong Gumi yang akan tertabrak. Gumi selamat tapi Jeffery yang menjadi korban. Sungguh ia benar-benar membenci gadis gendut ini.

Saat itu Gumi hanya bisa pasrah dan sepakat, ini juga demi adiknya. Ia sebenarnya tak ingin, namun apa daya yang bisa dibuat keadaan saat itu memang sangat mendukung dirinya untuk menyetujui perjanjian iti.

Terjadi jeda cukup lama disana, canggung, tegang, mencekam, mungkin itu kata-kata yang dapat mewakili suasana kali ini. Gumi juga bingung harus berbicara apalagi. Apalagi melihat Mama Jeffery justru hanya memandang kosong etalase didepannya.

"Maaf tante, mungkin ada barang yang dibutuhkan?" gumi bertanya sopan.

Mama Jeffery kelabakan, "Eh iya, nggak ada yasudah pokoknya jangan macem-macem kamu yaa". Setelah itu Inggrid langsung melengos menjauhi Gumi.

***

Tanpa mereka sadari Jeffery ada diseberang etalase kaca sedang menguping pembicaraan mereka, ia mulai memahami kondisi ini. Mungkin ia akan bertanya langsung padanya. Segera, setelah sang Mama pergi, ia ikut menyusul. Tak lupa ia mengambil jajan secara acak dan sembarang sebagai barang bukti.

Sedikit ngos-ngosan ia menemui mamanya.
"Maaf Ma Jeffery beli snack ini buat nanti basket", ia mencoba mencari alasan untuk bisa menemui Gumi

"Loh basket lagi?" tanya Mama Jeffery.

"Iya Mah bentar lagi ada turnamen". Dalam hati Jeffery meminta ampun kepada Tuhan karena sudah berbohong pada Mamanya.

"Oh oke, yaudah kalo gitu mama pesen taksi aja deh, kasian kamu harus bolak-balik", tawar Inggrid kepadanya.

Segera Ia langsung memesan taksi online. Setelah menunggu beberapa saat taksi online itu datang.

" Mama mau main kerumah Cecil dulu yaa, byee sayangnya Mama" Inggrid pamit, sambil mengelus kepala sang putra.

"Iya hati-hati Mah" Jeffery menjawab sambil memperhatikan Mamanya masuk kedalam taksi dan menjauh.

"Oke Gumi Let's talk", gumam Jeffery.


.
.
.

Sebelumnya terimakasih buat temen-temen yang udah vote di part sebelumnya, I really appreciate that, and I'm so happy...
Vote dan komen kalian sangat berarti karena memotivasi Mai untuk bisa lebih baik kedepannya dalam menulis cerita...
Thank you so much udah mau mampir baca cerita ini, happy reading guys :)

You and I  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang