You and I, Part 11: Tiba-Tiba

61 14 1
                                    

Setelah pertandingan usai, Rico menghampiri  Megumi dan  berencana sedikit berbincang dengannya. Cukup sulit mengajak Gumi untuk mengobrol. Setelah sedikit paksaan dan rayuan, akhirnya Gumi mau menemui dan berbicara dengannya. Megumi menunduk saat diajak berbicara.

"Ngapain sih kamu nunduk terus, yang ngajakin ngobrol didepan, ga sopan", ucapnya sedikit sarkas.

Gumi tersentak dan mengangkat wajahnya sambil bergumam...

"Maaf", lirih Gumi.

Rico menghela napas...

"Gimana kabar kamu?", ucapnya bertanya kepada Gumi.

"Baik, Oh ya Rico gimana? udah sehat? kemana aja?, waktu aku jengukin Jeffery, kata suster kamu udah pulang duluan" Gumi bertanya sangat penasaran, sampai tak sadar kalau dia memberondong Rico dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.

Sepertinya Gumi melupakan fakta bahwa orang yang hampir mencelakainya adalah Rico. Rico memandang Gumi lucu, masih sama seperti dulu Gumi yang ekspresif, ramah dan polos tidak berubah, meskipun hanya dua atau tiga kali bertemu.

"Anu pulang kerumah Grandpa, baik kok" jawabnya.

Setelah sekian lama tidak bertemu membuat obrolan kali ini sedikit atau bahkan sangat canggung. Terbukti beberapa kali obrolah sempat terhenti karena kurangnya topik pembicaraan. Rico bingung harus mulai percakgapan dari mana.

"Maaf", lirih Rico.

"Ya?", balas Gumi. Gumi menunggu Rico melanjutkan ucapannya.

"Maaf, gara-gara aku kamu pisah sama Jeffery dan bikin kamu makin susah", lanjut Rico.

"Oh iya, dibilang gapapa tapi kok gimana, dibilang ada apa-apa tapi ya gimana, aku bingung hehehe", ucap Gumi terkekeh diakhir, menertawakan nasibnya.

"Anu kamu udah tau kan yang sebenarnya?, tanya Rico. Gumi mengangguk kecil sebagai respon.

Ia memandangi Gumi, meskipun sudah dimaafkan tapi rasanya masih saja mengganjal. Ia ingin lebih tau kedaan cewek didepannya ini, tapi ia sungkan.

"Yaudah keluar dulu yuk, ngobrol ditaman aja", ajak Gumj kemudian.

Rico mengangguk, menyanggupi ucapan Gumi. Rico meminta izin pada Gumi untuk berganti baju dulu, mungkin timnya sekarang sudah pulang untung saja ia membawa mobil sendiri. Itupun dengan rengekan pada papanya untuk mengizinkannya. .

Sesampainya diruang ganti, langsung saja mencari lokernya, mencari bajunya kemudian langsung berbenah diri. Ia keluar dari ruang ganti kemudian menyempatkan untuk membuka ponselnya. Ada pesan dari jeffery, namun ia hiraukan.

Ia berlari terburu-terburu, sampai tak sengaja menyenggol salah satu Siswa SMA Louis.

"Lu Rico kan?" Ujarnya tanpa basa-basi.

Rico mengernyitkan dahi sepertinya ia belum pernah bertemu dengan cowok ini.

"Ya", jawabnya sedikit ragu.

"Jangan main-main sama Gumi" ucapnya.

Mereka beradu pandang sebentar, hingga...

"Gua cowoknya Gumi", lanjutnya.

***

Taman hari ini begitu sepi, sepertinya orang-orang lebih memilih meneduh di rumah masing-masing, lagi pula orang gila mana dijam 12 siang bolong keluar rumah di musim kering nan panas seperti ini.

Dan faktanya kedua orang gila itu  memang ada yaitu Gumi dan Rico dan seseorang dibalik pohon. Kini Gumi dan Rico sudah sampai di taman. Belum banyak berubah, hanya saja pohon-pohon disekitarnya semakin tumbuh dan semakin sepi, semenjak tragedi kecelakaan itu, orang-orang semakin tidak ingin berkunjung ke taman ini ditambah cerita mistis kalau sebelum dibangun, taman ini adalah pemakaman kuno, entahlah benar atau tidaknya rumor itu.

Angin semilir menyelimuti keheningan Rico dan Gumi. Sepertinya mereka masih ingin berdiam diri menikmati pemikiran masing-masing. Sesekali Rico melirik pada cewek disampingnya ini. Ia memperhatikan Gumi yang memejamkan matanya, sambil menikmati semilir angin dibawah pohon rimbun ini.

'Tahan Ric, tahan lu gapantes punya perasaan kaya gini kedia' ujarnya menyemangati diri sendiri. 'Inget Ric, lu udah hancurin hidup dia jangan bikin ulah lagi, dia udah ada yang punya' lanjutnya kemudian.

Sedangkan Gumi masih memejamkan matanya menikmati angin sambil teraenyum, ia tak sadar kalau Ia sedang diperhatikan. Toh, ia pikir setelah tiga tahun berlalu baru kali ini, Ia kembali kesini. Anggap saja sedang nostalgia.

Ia membuka mata dan baru teringat kalau ia disini  tidak sendiri tapi berdua dengan Rico. Ia menoleh kesamping dan terkejut, Rico menatapnya intens. Ia mengerjapkan mata bulatnya.

"Putusin Lucas, Pacaran Yuk" ucap Rico tiba-tiba. Kemudian Rico tersenyum manis hingga matanya menyipit sehingga kedua lesung pipinya melengkung kedalam.

Gumi membolakan matanya dihiasi rona merah tipis dipipi bulatnya.

"Hah?" Responnya.

"Aku tahu, ini tiba-tiba dan kamu udah punya pacar, apalagi aku juga yang udah bikin Jeffery amnesia dan udah berusaha untuk bikin kamu celaka juga. Tapii....." Gumi menyimak dengan seksama.

Rico melambaikan tangan didepan wajah Gumi. Sepertinya Ia tidak terganggu sama sekali dan terlalu larut dalam pikiranya. Rico mendekati wajah Gumi, perlahan-lahan hingga hampir menyentuh pucuk hidung Gumi. Tinggal sedikit lagi, Rico menyentuh bibir ranum gadis itu, tiba-tiba saja kerahnya ditarik paksa kebelakang dan jatuh terlentang ke tanah.

Gumi melototkan matanya terkejut, tiba-tiba seseorang muncul dihadapannya dan menarik wajahnya serta memagut bibirnya. Kedua sisi pipi Gumi ditahan oleh kedua tangannya.

Badan Gumi tidak bisa bergerak.
Dalam hati Gumi bingung harus bagaimana, ini terlalu mendadak, tangannya hanya bisa meremas bagian rok depannya.

'Ya Tuhaaan, apalagi ini', Gumi meringis takut dalam hati.

.
.
.

Nah kan,
Tungguin yaa,
vote and comment, drop in below
👇

You and I  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang