"Hyung? "
Yoongi hanya menatap jimin sekilas lalu kembali pada layar ponselnya, ia baru saja keluar dari studionya selama berhari-hari, jimin hanya tersenyum maklum, ia tau betul hyungnya ini sangat sibuk di tambah lagi Yoongi kini memiliki project lagu bersama wendy redvelvet.
"Apa Hyung sudah makan?, mau aku ambilkan? Aku baru saj----"
"Tidak perlu, aku akan makan di luar" Jimin sedikit menaikan kedua alisnya antusias, dia juga mau makan di luar bersama hyungnya ini, jarang jarang JiMin bisa berinteraksi dengan Yoongi.
"Kemana? dengan siapa? " Yoongi mematikam ponselnya lalu memasukkannya ke dalam saku celana.
"Wendy, resto di dekat sungai Han" Jimin kembali tersenyum namun di balik senyumnya seperti ada yang terluka namun tidak terlihat.
Bukan tanpa alasan, Jimin sendiri sudah menyukai Yoongi sejak awal debut, jimin kagum, dan Jimin suka, semua hal tentang Yoongi baginya Yoongi tidak ada lawannya, Strong feeling. Itulah yang di rasakan Jimin. Namun akhir-akhir ini Hyungnya malah di rumorkan tengah dekat dengan Wendy bagaimana hatinya tidak sakit?.
"Boleh aku ikut? " Yoongi menghela nafas beratnya.
"Jangan, aku pergi dengan Wendy untuk membicarakan project"
"Boleh ya, ya, ya yaaaa Hyung janji aku tidak akan mengganggu" Jimin tersenyum.
"sudah ku katakan jangan. Apa masalah mu Jim?, kenapa kau selalu ikut campur urusan ku dengan Wendy?, apa yang salah dengan mu? " Tanya Yoongi dengan wajah tidak sukanya terhadap prilaku Jimin yang aneh belakangan ini
"Hyung aku hanya tidak mau rumor itu membuat reputasi grup kita jelek" Dengan perlahan Jimin mencoba menjelaskan, namun malah menyulut emosi Yoongi.
"Apa kau memang seperti ini?, egois? Kau menyalahkan ku sekarang? Dan menyangkut pautkan semua hal dengan rumor?!, park Jimin urusi dulu rumor mu dengan seulgi baru kau boleh berkomentar tentang rumor ku, cih...bukankah dirimu yang memperburuk keadaan grup?, ck sudahlah kau membuang waktu berharga ku" Yoongi berlalu meninggalkan Jimin yang terpaku di tempat.
Seburuk itukah Jimin di mata Yoongi?, Jimin hanya mau membuat hyungnya jauh dari masalah dan terlepas dari itu Jimin memang egois ia akui itu karna rasa Cintanya pada Yoongi, ia tidak mau Yoongi menyukai siapapun selain dirinya, dan soal seulgi Jimin tidak pernah menyukai wanita itu.
"Maaf Hyung, tapi aku sama sekali tidak memiliki hubungan dengan seulgi" Ucap Jimin lihir.
. . .
Resto
Wendy dan Yoongi tengah berbincang ringan pasal project yang akan mereka buat di akhir tahun ini, namun tiba tiba Wendy membahas tentang rumor yang beredar belakangan Ini tentang dirinya dan Yoongi.
"Kau lihat berita tentang kita? " Yoongi menyeruput kopi panasnya lalu mengangguk.
"Mereka terlalu cepat mengambil kesimpulan, aku menjadi takut bahkan untuk membuat suatu project dengan lawan jenis" Ucap Wendy sembari menyesuaikan lirik dengan nada.
"Jangan pedulikan hal itu, mereka memang suka mencari ribut dan membuat kita menderita dengan memposting hal yang tidak benar" Wendy hanya mengangguk dan kembali fokus .
. . .
"Hyung!!!! " Dari kejauhan suara nyaring Jungkook terdengar sampai ke ruang tengah dorm.
"Ais kau ini, ada apa? " Jungkook tertawa geli melihat Hyung mungilnya tengah mengikat rambut coklatnya yang mulai panjang.
"Kau lucu Hyung" Senyum lembut tercetak jelas di wajah Jimin.
Jimin sangat menyayangi Jungkook lebih dari dirinya sendiri, bayi bongsor ini sudah ia anggap sebagai adik kandungnya, kalau bukan Jungkook yang menghibur Jimin. Mungkin kini Jimin sudah lama mengurung diri.
"Kembali ke topik kelinci nakal" Jimin menarik baju Jungkook, hingga membuat Jungkook terjatuh dan duduk di sofa sebelah Jimin.
"Hahah, baiklah² Begini Hyung manisku, Tae Hyung baru saja memberi tahu ku bahwa dirinya akan merencanakan piknik bersama bulan depan Hyung,,,,, pasti seru" Gigi putih itu terlihat lucu saat Jungkook tersenyum.
"Lalu? "
"Kau beri tau Yoongi Hyung ya? Aku tidak mau bahkan member lain juga tidak mau, Yoongi Hyung galak sekali akhir akhir ini" Jimin menggulum bibirnya.
"Bukanya masih ada Seokjin Hyung?" Jungkook memutar merotasikan matanya malas.
"Kau seperti tidak tau Seokjin Hyung saja, moodnya kadang kadang susah di tebak, bisa bisa panci pink di dapur terbang lagi" JiMin terkekehterkekeh mendegar penuturan lucu jungkook.
"Dia sibuk Kook, aku tidak yakin dia mau" Menggulum bibirnya, ia tau betul hyungnya itu susah di ajak bicara.
"Yahhhh" Bahu Jungkook merosot dan mempoufkan bibirnya pertanda dia sedih, Jimin dengan cepat mencairkan suasana agar tidak terkesan menyediakan.
"Hahah jangan cemberut begitu dong, baiklah² Hyung mu yang tampan ini akan mencobanya ya" Jimin mengusak lembut surai hitam Jungkook dan tidak lupa dengan senyuman sebagai pelengkapnya.
"Aku ke kamar dulu ya Kook, nanti kalau Yoongi Hyung sudah pulang tolong kabari aku" Jungkook mengangguk semangat membuat anak rambutnya bergerak lucu.
"Pasti sangat menyakitkan menjadi dirimu Hyung" Bisik jungkook sembari melihat kepergian Jimin ke kamar.
Tbc.