10

1.5K 99 8
                                    

. . .

Brak!

"Apa yang kau lakukan pada Jimin?! " Jungkook mendobrak paksa pintu studio Yoongi dengan kuat, matanya memanas saat melihat Yoongi malah terlihat biasa saja tanpa salah sedikit pun setelah ia membuat mata Jimin sembab semalaman dan membuat Jimin tidak bisa tidur dengan tenang.

"Dimana sopan santun mu? " Yoongi berputar dengan kursinya untuk melihat siapa pelaku yang menganggu ketenangnya. Ternyata Jungkook yang tengah mengepalkan tangannya saat mendengar suara Yoongi yang malah terdengar sangat santai.

"Persetan dengan sopan santun, lalu bagaimana dengan ucapan sampah mu kemarin, apa ucapan mu kemarin pantas pada Jimin hyung ku?!, bercerminlah sebentar saja hyung!, kau sudah melukai hatinya! " Jungkook sangat mengebu gebu berbanding terbalik dengan Yoongi yang malah berbalik kembali pada posisi semula dan menyeruput americanonya dengan mata yang masih fokus pada layar besar

"Ck,Pria itu sangat lemah ya, aku kira makiannya kemarin sama keras dengan wataknya, tapi ternyata?,,,,, lemah." Yoongi melirik jungkook dengan skor matanya, meyakinkan bahwa  Jungkook masih di sana dan mendengarkan segalanya.

"HYUNG! " jungkook sudah tidak bisa menahan emosinya dan memekik kuat sampai urat urat pada lehernya terlihat.

"Kau melatih urat pada lehermu dengan bagus Jung, tapi aku tidak berminat untuk mendengarnya, jadi pergi lah" Yoongi berujar sembari berbalik menatap tajam mata Jungkook yang sudah nyalang karna emosi.

"Ku pastikan kau menyesal hyung! " Jungkook berbalik pergi, niatnya untuk menghajar wajah lempeng itu karna ia masih mengingat kodratnya sebagai adik untuk tidak lancang dengan manusia yang sialnya harus ia hormati.

"Terserah"

. . .

21.00 kst

Cklek,,,,,

Jungkook kembali memasuki kamar Jimin dan melihat air mata sudah mengering di pipi merah Jimin, pasti hatinya masih sangat hancur mengingat kejadian itu, Jimin yang malang.

Jungkook berjalan perlahan tanpa membuat kebisingan melangkah menuju tepi kasur Jimin lalu duduk perlahan di tepi kasur.

"Sudah paling benar kau menghilangkan perasaan mu untuk laki laki seperti itu!, pria seperti Yoongi hyung memang tidak pantas di beri hati selembut hatimu hyung, sudah selesaikan semua masalah perasaan mu di sini, sudah cukup hyung. Kau berhak bahagia! "Bisik Jungkook yang tak kuasa melihat Jimin hyungnya tertidur dengan mata sembab ia memeluk Jimin sembari meneteskan air mata

" Kau harus bahagia hyung"

. . .

Esok paginya Jungkook mengajak Jimin untuk berjalan jalan di tepi sungai Han dengan pakaian tertutup karena mereka sama sekali tidak kawal bodyguard, mereka membahasa banyak hal untuk bisa mengalihkan pikiran Jimin dari ucapan menyakitkan Yoongi.

"Kau senang hyung?" Jimin mengangguk dengan permen kapas besar berwarna kuning di tanganya, Jimin merengek ingin permen kapas sejak tiba di sungai Han.

"Makanlah apapun yang kau mau dan lakukan apapun yang membuatmu senang, aku akan selalu mendukung mu"Jimin tersenyum sendu menanggapi ucapan Jungkook.

" Oiya, aku ada sedikit kejutan untuk mu hyung" Jungkook menyunggingkan senyum manisnya.

"Oh?, apa? " Jungkook melambaikan tangannya seolah memberi isyarat untuk seseorang datang dari balik pepohonan.

"Hah?, Jaemin? " Jimin sumringah dan dengan terburu buru berlari kecil menghampiri Jaemin yang membawa balon dengan bentuk bebek.

Hap,,,,,

Jaemin menangkap tubuh Jimin yang manggil namun anehnya bergetar dan Jaemin dapat merasakan dengan jelas bajunya basah.

"Mine?, kau kenapa? " Jimin menggeleng dan mengeratkan pelukanya.

"Dia kenapa? " Tanya Jaemin pada Jungkook yang masih ada di sana.

"Biarkan Jimin tenang dulu, dan dia akan menceritakannya padamu, tunggu saja, kalau begitu aku pergi dulu aku masih banyak urusan" Jaemin mengangguk sebagai jawaban.

. . .

Hari ini Yoongi tengah menunggu seseorang di salah satu caffe di Gangnam, ia baru saja memesan americano hangat tanpa gula sedikitpun.

"Sudah lama menunggu? " Ucap seorang wanita yang baru saja tiba di caffe itu lalu mendudukan dirinya di depan Yoongi.

Wanita dengan rambut pendek berwarna coklat itu menyunggingkan senyum ramahnya pada Yoongi namun tidak ada balasan sedikitpun dari si pemilik kulit putih pucat itu.

"Bagaimana harimu Yoongi? "

Yoongi mengalihkan pandangannya yang semula menatap pemandangan kota yang di batasi kaca kini menatap tajam wanita itu.

"Aku tidak suka basa basi, apa rumor itu benar?, apa kau benar menyukai ku? "

"A-aku,,,,, "

Tbc

hurt feelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang