. . .
Mata yang sedari tadi tertutup kini sedikit demi sedikit terbuka saat pantulan cahaya menusuk kedua netranya, JiMin dapat merasakan dirinya sudah tidur cukup lama namun badan nya terasa begitu sakit, JiMin memegangi kepalanya yang masih berdenyut ngilu sambil sesekali matanya mencoba memfokuskan untuk melihat sekitar dan memposisikan tubuhnya untuk duduk, namun baru saja melihat pada satu sisi JiMin sangat terkejut, bagimana tidak di hadapannya kini hanya ada cahaya terang dengan background putih begitu juga dengan sekelilingnya.
Tidak ada siapapun hanya dirinya yang masih mengenakan pakaian saat di pemakaman, JiMin binggung dan panik apa yang terjadi pada dirinya ia sama sekali tidak ingat apapun sampai bisa berada di sini.
"Jim" Saat masih dengan Kepanikanya tiba tiba saja suara yang sangat JiMin kenal dan JiMin rindukan memanggil namanya.
Spontan detik itu juga mata JiMin berkaca kaca saat dirinya menatap kearah depan dan melihat sosok yang sangat ingin ia peluk sosok yang sangat JiMin sayangi, sosok yang masih menjadi pemenang di hatinya.
"Y-yoongi h-hyung? " Bulir air mata kembali menghiasi wajahnya, sosok di hadapannya pun mulai mendekat dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya senyum yang selama ini JiMin rindukan.
"Hai jim, kenapa menangis?, aku tidak suka melihat mu menangis" Yoongi menuntun JiMin untuk bangun dari duduknya tadi.
"Hyung??? " Yoongi terkekeh pelan dan mengusap air mata Jimin.
"Iya sayang, ini aku Hyung mu, kau merindukan ku? " JiMin mengangguk ribut, Yoongi mendapa point seribu dengan pertanyaannya itu.
"Sangat Hyung, kenapa kau pergi begitu saja?? Hiks aku rindu, aku tidak hiks mau sendiri hiks tanpa mu hikssss" Yoongi tersenyum geli saat melihat hidung JiMin yang mulai mengeluarkan ingus.
"Hey suuut,,,,, JiMineeee, dengarkan aku baik baik apa JiMin pria yang kuat? " Tanya Yoongi sembari menyingkirkan anak rambut JiMin yang menghalangi mata sembab itu.
"Ya! hiks aku kuat hiks" Jawab JiMin sembari memegangi baju putih panjang yang Yoongi kenakan dengan kuat seolah tidak mau lepas.
"Itu kau tau, jadi mulai saat ini kau harus kuat ya, jangan suka menangis dan jimine harus terus menjalani hidup JiMin seperti biasa, jangan terlalu larut dalam kesedihan aku tidak pergi jauh aku ada, selalu melihat JiMin dari atas, kalau kau merasa sedih atau sendiri lihat saja ke langit ya, aku ada di sana melihat mu " JiMin kembali menggeleng
"Aku memang kuat tapi jika hiks tidak ada Hyung hiks aku tidak sekuat itu hiks, aku masih membutuhkan mu Hyung ku mohon kembali. " JiMin menangis semakin kencang yang membuat Yoongi menangkup kedua pipi JiMin sembari mengelus pipi JiMin dengan kedua ibu jarinya.
"Jim, dengarkan aku, tidak ada yang tau kapan aku akan terus bersama mu dan kapan aku akan pergi dari mu jim, yang pasti kita tau jangan pernah menyia-nyiakan seseorang selagi dia masih bersama kita, dan aku sangat menyesal untuk itu jim, maaf tidak bisa terus bersama mu dan selalu menjauh darimu, aku pun di sini merasakan hal yang sama dengan mu, lupakan aku ya jim, aku pria jahat aku tidak pantas untuk kau tangisi, setelah ini hiduplah dengan bahagia ya, cari pengganti yang lebih baik dari ku, jika bersama jaemin adalah hal yang terbaik untuk mu aku rela Jim, karna aku mencintaimu " Setelah mengatakan itu Yoongi perlahan demi perlahan tubuh Yoongi menghilang dengan senyuman yang masih membekas untuk JiMin.
"Tidak ku mohon jangan pergi HYUNG HIKS KEMBALI KU MOHON" JiMin masih berusa mengenggam baju Yoongi dengan erat.
"Jimine aku menyayangimu" Shuyyyyyshyyyyy 💨💨💨💨
Hilang.......
"T-TIDAK! HYUNG!!!!!!! "
PUK!
"Sayang! "