Why | BTS

1.1K 89 18
                                    

Warning! Aku nulis ini mendadak, tanpa ada rencana alur, ending dll. Aku nulis ngalir aja cuma buat luapin emosi ya. Jadi jangan berharap banyak sama ceritanya, dan maaf kalau banyak typo dsb.

Aku melihat kedua kakak kembarku sedikit berlari kearahku. Ini waktunya pulang sekolah, dan aku selalu pulang bersama mereka.

"Menunggu lama, eoh? Maafkan kami yaa" Kak Jimin, kakakku yang lebih tua berujar sambil mengusak lembut surai coklatku.

Aku menggeleng pelan sambil tersenyum. "Aku baru berdiri disini lima menit lalu kak, kebetulan aku sedang ada kelas tambahan"

Bohong, aku sudah berdiri dan menunggu mereka lebih dari dua jam yang lalu. Tapi aku juga tidak mengerti, mengapa aku berbohong.

"Baiklah, ayo kita pulang. Hari ini kita naik grab car?" Kali ini Kak Taehyung yang bersuara. Dia terlihat berharap kali ini, aku jadi tidak enak hati.

Aku menunduk sejenak. "Aku ingin naik TJ kak, apa boleh? T-tapi, kalau kalian ingin naik grab tidak apa. Jangan selalu memaksakan untuk menuruti apa mauku Kak"

Kak Jimin terlihat mengeryit heran. "Kau ini bagaimana. Kan tadi sudah menunggu kami, jadi kita harus pulang bersama. Apalagi kakak kakak yang lain kan juga sudah mempercayai kami untuk bisa pulang bersama"

"Kak, aku sebenarnya tidak perlu-"

"Sstt!! Rasanya tidak buruk juga kalau harus naik TJ tiap hari, kami senang kok. Apalagi naiknya kan juga bersama adik kecil kami, ya kan Jim?" Kak Taehyung memotong penjelasanku. Aku semakin merasa tidak enak hati. Kami bersaudara, kandung malah. Tapi entah mengapa, aku terus merasa tidak enak hati. Seperti orang asing.

Kak Jimin menganggung antusias, lalu menarik lenganku dan mulai melangkah kearah halte depan sekolah.

Aku tersenyum diam diam. Menatap kedua kakakku yang asik berbincang berdua, dan terkikik keras entah karna lelucon apa.

Ahh, seketika aku jadi merasa ingin mempunyai saudara kembar. Atau hanya sekedar adik, yang bisa aku ajak bercanda sampai aku bisa tertawa lepas. Juga.

Entah berapa lama perjalanan kami, hingga kami sampai rumah pada pukul tujuh malam.

Kami berpapasan dengan Kak Yoongi, kakak kedua ku, sepertinya dia baru saja baru pulang kerja.

"Kalian baru sampai? Kok malam banget?" Dia bertanya pelan tanpa ekspresi. Wajahnya ketara sangat lelah sekali. Kantung matanya sangat terlihat hitam, kontras dengan kulitnya yang seputih susu.

Kami mengangguk bersama. "Tadi kami naik TJ kak, dan kita harus transit karna ada halte yang sedang dalam masa perbaikan" Kak Taehyung menjelaskan.

Kak Yoongi hanya mengangguk. Aku tau dia penasaran mengapa kami selalu menaiki TJ, padahal sangat mudah untuk kami memanggil supir atau untuk sekedar memesan grab car.

Tapi mungkin rasa kantuk dan lelahnya membuat dia yang pendiam, semakin malas untuk mengeluarkan lebih banyak suara.

"Kenapa kalian naik TJ? Pak Gi kan ada. Bukankah kalian berdua ada rapat dikampus hari ini? Jangan terlalu menyiksa diri seperti itu" Kak Hoseok datang entah dari mana dan bertanya penasaran kepada kedua kakak kembarku.

Yeah, dan aku hanya bisa meneguk air liur ku sendiri. Aku sangat menyesal, dan semakin merasa bersalah.

"Tidak apa Kak. Kami sedang ingin jalan jalan" Kak Jimin menjawab santai.

"Uang kalian habis? Nanti biar kakak transfer lagi, kalian bisa jalan jalan kemanapun kalian mau, bukan naik TJ" Kak Yoongi menyahut. Suara nya tenang, tapi aku merasa sedang diomeli.

Oneshoot Brothership END ll JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang