21. Pengorbanan Eyli

54 49 9
                                    


Hai haii

Typo bertebaran mohon di maklumi ya guys 🙏🏻

"Orang yang kuat bukanlah orang yang tak pernah hancur melainkan dia yang bangkit dalam kehancurannya"
.
.
.
...

Happy Reading🥰

Seusai pertemuan Sarah dan Eyli itu, Eyli langsung saja pulang kekosannya dan memberitahu ibunya kalau Eyli memutuskan untuk berangkat ke Qatar besok, ibunya pun bertanya akan keputusan serentak putrinya itu dan Eyli yang terbuka pada ibunyapun memberitahu alasan ia mengambil keputusan itu.

Bu Halimah berusaha memberi nasehat pada Eyli, agar tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan dan memikirkannya dengan matang namun Eyli sudah sangat yakin akan keputusan itu, bu Halimah begitu kagum pada kebesaran hati putrinya.

Tak lama setelah pembicaraan mereka, ponsel Eyli berdering yang menelponnya tak lain adalah Rayyan dan Eylipun mereject panggilan itu hingga beberapa kali.

Eyli berpikir Rayyan mungkin akan menghampirinya karena ia sudah menolak panggilan telponnya mungkin lebih baik baginya jika Eyli berangkat hari ini saja.

Eyli menghubungi agen penerbangan dan memesan tiket untuk keberangkatan malam ini juga tepatnya ia akan berangkat jam 18:25.

Eyli merasa berat melangkah kakinya untuk pergi saat hatinya berada disini namun ini adalah jalan terbaik dalam pikirnya.

"Mah kita beberes yuk mah setelah Eyli pikir-pikir mungkin lebih baik kita berangkat hari ini saja mah, kita akan berangkat nanti malam, Eyli juga sudah menelpon papah dan papah akan menjemput kita nanti dibandara ketika kita sudah sampai ke Doha (ibu kota Qatar)." Ujar eyli sembari berjalan kearah kamarnya dan memasukkan pakaiannya kedalam koper.

"Nak apa keputusan ini tidak terburu-buru?, kamu yakin tidak akan menyesal dengan keputusanmu untuk menjauhi orang yang kau cintai demi orang lain?." Tanya bu Halimah

Eyli yang tengah mengemas pakaiannya itu berhenti sejenak dan melihat kearah ibunya yang berada disampingnya.

"Mah, Eyli melakukan ini dengan ikhlas semata-mata demi kesembuhan Syairah dan Eyli juga tahu betapa sakitnya harus kehilangan orang yang kita cinta apalagi keadaan Syairah saat ini benar-benar membutuhkan pak Rayyan."

"Tapi hati kamu yang akan sakit nak?."

"Mamah tenang saja Eyli akan terus belajar ikhlas untuk itu dan melupakan pak Rayyan, kehilangan cinta manusia mampu mempengaruhi hati kita tapi jangan sampai mempengaruhi keimanan kita hingga mamatahkan cinta kita pada Allah, jadi mamah tidak perlu khawatir Eyli sekarang bukan Eyli yang dulu, Eyli sekarang adalah orang yang belajar untuk menerima kenyataan dan memasrahkan semuanya pada Allah, dan Eyli pasti kuat melewati semua ini."

"Masya Allah nak semakin hari mamah semakin kagum dengan pemikiran kamu nak, mamah bersyukur memiliki anak yang Sholehah dan berhati besar seperti kamu tapi kamu juga harus ingat nak orang yang kuat bukanlah orang yang tak pernah hancur melainkan dia yang bangkit dalam kehancurannya jadi jangan malu untuk mengatakan tidak kuat saat hatimu sedang rapuh kamu bisa mengatakan semua isi hatimu pada mamah."

"Terima kasih mah karena selalu ada bersama Eyli dan selalu mendukung Eyli."

Bu Halimah tersenyum dan memeluk putrinya selepas itu mereka kembali berberes.

Setelah selesai mengemas barangnya Eyli menelpon Sarah dan memberitahunya bahwa Eyli akan berangkat malam ini juga, eyyli juga berpikir mungkin ia harus berpamitan pada Ustadz Hilman dan Ustadzah Fatimah bagaimanapun mereka sudah seperti orang tuanya

Belenggu KeyakinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang