Tepat keesokan harinya setelah lomba debat, Irish dan Wina pindahan dari asrama ke kontrakan. Dan seperti yang udah dibicarakan sebelumnya, Abe hari itu betulan dateng bareng Jay untuk bantu beres-beres.
Sekitar jam sembilan pagi, motor Abe udah terparkir rapi di depan rumah yang alamatnya keluar di shareloc yang dikasih Wina. Motornya dia parkir di depan sebuah rumah dengan halaman yang lumayan luas, dan karna baru pertama kali alias takut salah alamat, akhirnya motor tersebut ia parkirkan di luar halamannya.
Ketika Abe dan Jay denger suara celotehan Wina dari dalem rumah bercat putih itu, tanpa ba-bi-bu si cowok Giovanni langsung jalan masuk.
Abe on another hand memilih untuk jalan lambat-lambat waktu dia liat Irish lagi ngobrol sama seseorang. Cowok, tapi gak ketauan siapa karna posisinya munggungin arah Abe dateng. Sempet-sempetnya lelaki itu mendengus tipis-tipis karna ngeliat mata Irish yang berbinar-binar.
Excited banget kayaknya.
"Siapa tuh?" tanya Abe setelah lelaki yang ngobrol sama Irish berlalu.
Irish nyilangin lengannya di dada. "Kepo."
"Excited banget kayaknya," cecar si lelaki. "It got me thinking if you ever had the same face while talking with me."
Muka Irish berubah ???? soalnya terlepas dari apakah dia bercanda atau betulan nanya... BISA-BISANYA NANYA KAYAK GITU.
"Apasih," gerutu Irish. "Udah deh masuk buruan. Katanya hari ini mau jadi tukang angkut barang kan?"
"Jawab duluuu," Abe merengek. "Siapa tuh tadiiiii, kakak tingkat? Anak FK?"
Pertanyaan sepele nyerempet gak penting itu berakhir gak kejawab karna Irish ngacir masuk duluan ninggalin Abe di halaman rumah.
ㅡ
"Ketinggian ketinggian. TERLALU BAWAH.. nah udah segitu cukup!"
Masuk jam satu siang alias waktu sibuk-sibuknya, sekarang keempat mahasiswa di kontrakan baru tersebut lagi berkumpul di ruang tengah buat masangin benda-benda yang mau digantung. Abe seksi malu memalu, Jay seksi menopang barang, terus yang cewek-cewek bagian mengukur keseimbangan kiri kanan atas bawah.
"Tolong pakunya dong."
Dikasih lah satu sama Irish kan. Tapi habis itu belum sempet ditempelin di dinding, pakunya jatoh duluan.
"JATOH," pekik Abe.
"Lu ini gua bilang juga kagak berpengalaman," kritik Jay. "Gua aja sini kalo gak."
Diambil lagi pakunya sama Irish lalu dikembalikan ke telapak tangan Abe. "Amaaan."
"Ini figura dari siapa deh?" tanya Wina sambil ngeliatin figura berukuran medium yang dipegang Jay. "Lo masang figura segede ini di kamar asrama? Gak mungkin kan?"
Irish menggeleng. "Gue gak pernah masang paku satupun di dinding asrama. Ini tadi dipaketin, katanya yang ngirim Ko Kevin."
"KO KEVIN?!" Wina noleh. Anaknya mendadak HEBOH sendiri. "Ko Kevin yang suka buka kelas tutor itu? Kok bisa?!"
"IYAAA dia kan mentor gue pas ospek HEHEHEHE," Irish cengengesan sendiri. "Emang masih keep in touch sampe sekaranggg makanya lumayanㅡ"
"ARGHHHHH."
Kalimat Irish kepotong sama teriakannya Abe. Ketika perhatian semua orang di ruangan itu udah mengarah ke cowok tersebut, terlihat Abe lagi megangin jari jempol sama telunjuk kirinya.
"Lu kenapa sih ANJINGGG," sungut Jay. "Bisa maku gak sih? Yang bener ELAH."
Ngerti gak sih ekspresi Wina sama Jay tuh kayak ??? KENAPA SIH. Cuma Irish doang mukanya khawatir soalnya kayaknya si cowok beneran kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
melting ice | sunghoon gaeul
FanfictionIrish jatuh hati, and she's ready to risk more of what she have. The thing is, is it the same another way around? © fenderking, 2022. #1 - Gaeul (220119) #1 - Aistumn (230214) #19 Sunghoon (220512)