"Udah coba ditelpon belum anaknya? Takutnya ketiduran."
Lelaki di depan Abe mendengus kesal. "Udah gua tanyain langsung tadi, katanya masih wawancara buku angkatan."
Abe dan Jake sore itu lagi duduk sila ngampar depan TV sambil bukain kardus-kardus besar yang isinya packing barang mereka. Abe pindahan dari asrama (dan rumah), sementara Jake pindahan dari kosannya.
Alesan kenapa Abe daritadi mempertanyakan keberadaan Jay adalah tidak lain karna walaupun dulunya dia sama Jake satu SMA, dulu cuma sempet kenalan sekilas dan gak deket-deket amat.
Ini bisa tahan hampir dua jam berdua doang aja modal bahan obrolan lelaki. Bola, rokok, action figure.
Ya walaupun sebenernya lelaki itu gak yakin juga atmosfirnya bakal oke-oke aja ketika Jay dateng karna.. tau lah ya.. Jay ama Jake dulu historinya nggak bagus bagus amat.
"Nyokap lu jadi dateng?" tanya Abe. Tangannya lincah ngeluarin figura figura dari box.
Jake ngangguk. "Hooh, besok tapi. Hari ini baru sampe di Indonesia, gua gak bolehin langsung nyetir kesini, capek."
"Oke deh," sahut Abe. "Eh tapi besok gua mau cabut kayaknya. Gapapa?"
"Santai, mau liat apartnya doang nyokap," Jake berdiri dari duduk silanya, mau jalan ke counter dapur buat ambil cutter. "Bokap nyokap lu gimana, mau dateng?"
Tulang rahang Abe mendadak kebas.
Dang.
Jake gak tau soal ini. Lupa dia.
"Ya engga lah ngapain, orang ini apartemen mereka dulunya," ujar Abe. As natural as possible meski kayaknya masih kentara tuh kakunya. Untungnya Jake iya iya aja.
Jake wara-wiri nyari cutter tapi gak ketemu. Nemunya silet di sebelah bak cuci. Diambil lah benda kecil nan tajam itu lalu dia jalan, mau balik ke depan TV sampai akhirnya bel apartemen bunyi.
"Kok gak nyala?" tanya Jake sambil pencet-pencet tombol intercom.
Abe melongo doang liatin layar intercom. "Dimatiin kayaknya. Palingan Jay, buka aja."
Dibuka lah pintu apartemen yang barusan belnya bunyi tersebut. Jake expect yang bakal nampak laki-laki dengan jaket hima dan helm bogo yang ditenteng (mungkin, kalo tuh anak masih bawa motor sama seperti SMA?).
Ternyata cewek, rambut panjang terurai agak acak-acakan.
Jake KAGET. Ini CEWEK SIAPA.
"Eh, hai.. sendirian kah?" ujar cewek tersebut, kikuk. "Kalo gitu nanti gue balik lagi deh.."
Sementara itu Abe di depan TV yang sempet balik fokus ke barang-barangnya akhirnya bingung, kok gak masuk-masuk si Jake beserta sang tamu (yang mana ia pikir Jay). Rebahan menyamping lah dia supaya bisa melongok ke lorong.
LAH. IRISH.
"LAH," Abe buru-buru berdiri lalu menghampiri keduanya. "Tadi katanya gak bisa mampir?"
Irish berdiri di ambang pintu, dua tangannya megang kotak dari bambu. Entah isinya apa, tapi kayaknya makanan. Bicara sama Jake canggung, ketika Abe muncul langsung cerah lagi mukanya.
AH ELAHHHHHHH.
"Kelasnya dicancel ternyata," jelas Irish. "Eh lagi sibuk ya? Gue mampir mau ngasih ini aja siih, mini congratulatory hehe."
"Nggak, masuk aja," bantah Abe. "Jake, awas."
Jake sendiri semenjak liat Irish di depan pintu mendadak diem yang bener-bener DIEM. Melongo aja dia di balik pintu.. lagi inget-inget ni cewek siapa dan dia pernah ketemu di mana, soalnya nggak asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
melting ice | sunghoon gaeul
FanfictionIrish jatuh hati, and she's ready to risk more of what she have. The thing is, is it the same another way around? © fenderking, 2022. #1 - Gaeul (220119) #1 - Aistumn (230214) #19 Sunghoon (220512)