RADEV: DUA

8K 373 33
                                    

Update sekarang, bagi yang lupa bisa baca ulang. Soalnya masih satu chapter, jadi gak mungkin lupa alurnya

Happy reading

Tandai typo kalau ada

________

Satu minggu kemudian, Aileen telah resmi menjadi adik tiri Radev. Acaranya diadakan disalah satu hotel milik papi Radev, setelah acara selesai mereka makan malam bersama di restoran hotel. Radev duduk bersebelahan dengan adik tirinya.

“Papi sama Mama akan menginap di hotel, besok kami juga akan berangkat ke Maldevis untuk honeymoon. Radev, Papi harap kamu bisa menjaga adikmu selama kami berada di luar negeri,” Artha menatap putranya.

“Papi tenang saja,” jawab Radev dengan merangkul bahu Aileen.

“Aku bakalan jaga adikku,” lanjutnya dengan menatap Aileen yang terlihat sedang menahan nafas.

“Papi dan Mama akan pergi dalam waktu sebulan, karena Papi harus pergi ke Jepang untuk bertemu rekan bisnis disana. Uang saku kalian sudah Papi masukkan dikartu kalian, kalau kurang bisa langsung hubungi Papi!” Radev mengangguk, sedangkan Aileen menatap mamanya yang melayangkan senyuman kepadanya.

Aileen kemudian mengangguk kepalanya, gadis itu tidak banyak bicara. Bahkan selalu melirik mamanya, sebelum menjawab setiap pertanyaan dari papi tirinya. Radev sendiri merasa aneh dengan tingkah mantan pacarnya—maksudnya adik tirinya.

“Kamu pulang dengan Radev, kamar Aileen bersebelahan denganmu,” ujar Artha dengan memberikan kunci mobil kepada Radev, dimana mobil itu baru datang dan hadiah yang Artha berikan untuk putranya.

“Mobil Aileen akan tiba dua hari lagi, Papi sudah memesankan sesuai keinginan kamu,” Artha mengusap puncak kepala putri tirinya, ia menyayangi Aileen seperti putrinya sendiri. Sejak pertama kali melihat Aileen, Artha tahu kalau putri tirinya adalah gadis yang  baik dan penyabar.

“Terima kasih, Pi.” Aileen membuka suaranya, hal itu membuat Radev berdecak pelan.

“Kami pulang dulu!” pamit Radev dengan menarik tangan Aileen.

Keduanya menuju ke lobi hotel, Radev langsung melepaskan genggamannya. Pemuda itu berjalan lebih dulu, meninggalkan Aileen yang memiliki kaki pendek. Gadis itu sampai berlari untuk bisa mengejar Radev.

“Lelet banget? Lo jalan apa ngesot?” tanya Radev dengan wajah kesalnya.

“Maaf kak,” ucap Aileen dengan mengatur nafasnya, padahal ia sudah berlari untuk mengejar langkah kakak tirinya.

Radev mengendarai mobil barunya dengan kecepatan tinggi, Aileen mencengkram erat safety beltnya. Gadis itu tidak bisa protes, karena ia tahu kalau Radev tidak sebaik itu. Beberapa hari ini, Aileen melihat sifat Radev sudah berubah total. Bahkan ia tidak dapat mengenalinya, Aileen tidak mau bertanya atau pun penasaran.

“Gue haus, lo beli minuman dingin buat gue!” mobil Radev berhenti didepan minimarket yang masih terbuka.

Aileen tidak banyak bertanya, gadis itu bergegas keluar untuk membelikan minuman yang diinginkan kakak tirinya. Melihat Aileen yang baru memasuki minimarket, Radev mengnjak gas mobilnya dan meninggalkan Aileen yang tidak tahu tempatnya berada.

Sepuluh menit kemudian, Aileen keluar dari minimarket. Gadis itu mencari mobil Radev, tetapi ia tidak menemukannya. Aileen mulai panik, gadis itu langsung mencari ponselnya untuk menghubungi kakak tirinya.

“Aku lupa ponselku lowbat,” Aileen menatap ponselnya yang tidak mau menyala.

“Apa aku jalan kaki aja ya?” Aileen melihat keadaan sekitar yang sangat sepi, tidak ada kendaraan umum yang lewat.

RADEV || Step DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang