RADEV: LIMA

6.2K 270 16
                                    


Cerita ini ratenya 18+ ya, jadi biar aman baca habis maghrib bagi yang lagi puasa

Happy reading

Tandai typo kalau ada

________

"Diem Aileen!" bentak Radev saat Aileen terus bergerak dan mengganggu aktivitasnya.

"Kak jangan! Aku mohon jangan menyentuhnya!" Aileen terisak, gadis itu sudah mengeluarkan semua tenaganya untuk menghentikan aktivitas Radev.

"Lo diem atau gue sebar semua foto-foto lo?" Aileen menggeleng, gadis itu tidak mau foto-foto di ponsel Radev tersebar.

"Makanya lo diem, lo cuma babu gue. Jadi lo harus diem dan terima semua perlakuan gue, paham?" tanya Radev dengan suara rendahnya.

Aileen mengangguk dengan tergugu, gadis itu menahan suaranya. Matanya terpejam, ia tidak bisa melihat apa yang dilakukan Radev kepadanya. Sedangkan Radev, ia terlihat senang melihat wajah pasrah Aileen. Tangan kembali melepaskan satu kain yang menutupi tubuh bawah gadis itu.

"Apa lo udah gak perawan?" Aileen membuka matanya, gadis itu dapat melihat tatapan penasaran dari Radev.

"Aku selalu menjaganya," jawab Aileen dengan mengalihkan pandangannya, gadis itu sangat malu mengatakannya.

"Lo gak bohongin gue 'kan?" bisik Radev didepan bibir adik tirinya.

"Aku gak bohong," jawab Aileen dengan menggelengkan kepalanya.

"Gue masih gak percaya, jadi gue harus cek sendiri!" Aileen menggeleng, tetapi tatapan Radev membuatnya kembali diam.

Sentuhan Radev membuat tubuhnya merinding, apalagi tubuhnya yang polos membuat Aileen semakin malu. Gadis itu merasakan gigitan kecil ditelinganya, ia tidak bisa mendorong Radev. Tangannya masih diikat, saat ia mencoba melepaskannya. Maka ikatannya semakin kuat dan menyakiti pergelangan tangannya.

"Jangan ganggu aktivitas gue!" Aileen mengangguk lemah, gadis itu sudah pasrah. Sejak tadi usahanya tidak berhasil, dirinya menjadi serba salah. Kalau melawan, Radev akan menyebarkan fotonya. Tapi kalau diam, ia bisa kehilangan mahkotanya.

"Dada lo kecil, tapi gue suka," Aileen tidak menjawabnya, gadis itu merasakan hisapan kuat di puncak dadanya.

"Sshh..." Aileen mengiris pelan, gigi Radev menggigit puncak dadanya.

"Kak," suara Aileen semakin melemah, Radev berdecak. Pemuda itu mengangkat Aileen ke pangkuannya, mereka berada di sofa usang yang terdapat di pojok gudang.

"Lo nikmati aja, gak usah banyak protes. Gue robek bibir lo!" Aileen mengantup bibirnya, gadis itu kembali memejamkan matanya saat bibir Radev berlabuh dilehernya.

"Lo gak boleh desah!" Aileen kembali mengangguk, gadis itu menggigit bibir bawahnya.

Sekuat tenaga Aileen menahan suaranya, bibir dan lidah Radev terus bergerak di tubuh atasnya. Gadis itu benar-benar diam seperti patung, Radev semakin bersemangat dengan kegiatannya. Setelah puas, ia menarik kepala Aileen dan menyatukan bibir mereka. Bibirnya melumat kasar bibir Aileen, tak mendapatkan balasan. Radev berdecak dan menggigit kuat bibir bawah Aileen sampai mengeluarkan darah.

RADEV || Step DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang