RADEV: DELAPAN

4.9K 236 17
                                    

Happy reading

Tandai typo kalau ada

________

Aileen mencengkeram lengan Radev, membuat garpu yang dipegang pemuda itu terjatuh sangat nyaring. Radev terdiam sejenak, wajah Aileen sangat memerah dan pernafasan adik tirinya mulai tersendat-sendat.

"Lo gak langsung mati 'kan?" tanya Radev dengan tenang.

Padahal beberapa pengunjung terlihat panik, apalagi manajer restoran yang kebetulan berada disana. Mereka menyuruh Radev untuk membawa Aileen ke rumah sakit, namun pemuda itu mengabaikan mereka semua.

"Aile—"

Bugh...

Ucapan Radev terhenti dengan pukulan keras di pipinya, wajah pemuda itu tertoleh ke samping dan pipinya terasa kebas. Matanya legamnya berkilat marah, ini kali pertama dirinya mendapatkan pukulan dari seseorang.

"Brengsek!" Radev menahan kepalan tangan seseorang yang belum diketahui namanya, namun tidak asing di matanya.

"Lo berani pukul gue? Mau gue patahin tangan lo?" orang itu terkekeh sinis.

"Lo banci! Lo mau bunuh Aileen, bangsat!" bentaknya dengan penuh emosi.

Aileen sedang ditangani oleh seorang dokter yang kebetulan ingin makan di restoran, beruntungnya sang dokter membawa inhaler untuk membantu pernafasan Aileen yang semakin memburuk. Semua orang menatap iba pada gadis itu, apalagi saat Radev hanya terdiam dengan tatapan tenangnya.

He's a cruel devil!

Bugh...

Perkelahian tidak dapat dielak, keduanya tampak tak seimbang. Dimana Radev terlihat mendominasi dan membuat lawannya terus mendapatkan pukulan keras, beberapa waiter mencoba menghentikan Radev. Namun mereka malah mendapatkan pukulan dari pemuda itu.

"Panggil polisi!" teriak seseorang yang takut lawan Radev tak selamat.

"Mau kemana? Kamu masih belum bisa berdiri!" Aileen mengabaikannya, ia harus menghentikan Radev yang hampir membunuh Evan.

Hug!

Tangan Radev terhenti, padahal sedikit lagi tangannya akan mengenai wajah tak berbentuk Evan yang terlihat sangat lemah. Pemuda itu bangkit dari tubuh Evan yang terkulai lemas, tatapannya kian menajam dan itu dilayangkan pada Aileen yang telah berani menghentikannya.

"Kak, jangan memukulnya lagi. Evan sudah terluka parah," Aileen hendak menghampiri Evan, namun Radev mencekalnya.

"Lo mau lihat gue bunuh dia?" Aileen menggeleng, ia takut Radev benar-benar membunuh Evan.

"Kita pulang!" Radev menyeret adik tirinya keluar dari restoran.

Tetapi sebelum mereka benar-benar keluar, salah satu orang kepercayaan Radev datang dan membereskan semua kekacauan dari tuannya. Dimana orang itu tidak diketahui oleh Artha, karena ia bekerja untuk Radev bukan untuk Artha.

Radev membawa mobilnya dengan kecepatan penuh, Aileen hanya memejamkan matanya. Gadis itu merasakan jantungnya berdebar tak karuan, Radev benar-benar gila. Tiba-tiba Aileen merasakan bahwa mobil telah berhenti, gadis itu membuka matanya dan ia terpekik saat melihat Radev menggeretnya memasuki sebuah Club.

RADEV || Step DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang