Update sekarang, sekalian aku mau izin hiatus beberapa saat dulu. Soalnya aku ada project penting di akun satunya, nanti kalau selesai bakalan balik lagi kol. Doain gak bakalan lama hiatusnya.
Happy reading dan tandai typo
___
Artha dan Meira pulang lebih cepat, mereka mendengar kalau Aileen tenggelam dan mengalami kritis sampai koma. Mama gadis itu langsung tak sadarkan diri saat melihat kondisi putrinya, sehingga ikut di rawat pada ruangan bersebelahan dengan Aileen.
"Kenapa Aileen bisa tenggelam di sekolah? Padahal Papi percaya kamu bisa menjaganya dengan baik," Artha menatap putranya yang terlihat kacau.
"Diluar jangkauan Radev, Pi. Saat itu Radev berada didalam kelas, baru lima belas menit setelah bel masuk. Tapi Aileen pergi ke toilet sendirian, lalu ada yang tidak suka dengannya. Namanya Clara, dia tidak suka Aileen gara-gara dekat sama aku. Padahal Aileen adik aku, Papi tau banyak yang suka dan deketin aku. Tapi aku selalu nolak mereka, jadinya salah satu dari mereka marah dan bully Aileen. Padahal adikku tidak bisa berenang, mereka harus aku balas!"
Radev mengepalkan tangannya, matanya berkilat marah. Artha dapat melihatnya dengan jelas, Radev menerima Aileen sebagai adiknya dengan baik. Bahkan putranya itu terlihat sangat menyayangi Aileen, ada perasaan lega didada pria itu.
Namun keadaan Aileen membuat Artha sedih, gadis kecil itu sedang kritis. Tangan pria itu mengepal, ia akan mencari orang yang bernama Clara. Siapapun tidak boleh menyakiti putrinya, apalagi hampir membunuh Aileen.
"Papi akan mencari orang itu, dia harus membayar apa yang diderita Aileen," Artha mengetatkan rahangnya, pria itu berjanji akan membuat orang yang bernama Clara itu mendapatkan perlakuan yang lebih kejam dari apa yang dirasakan putrinya.
Samar-samar Radev menarik sudut bibirnya, pemuda itu sudah membereskan beberapa orang yang bisa saja mengatakan kalau Aileen terluka karenanya. Artha tidak akan pernah menemukan bukti apapun yang murujuk pada Radev, semuanya akan mengarah pada Clara yang memang membully Aileen tadi pagi.
"Kamu jaga Aileen, Papi mau ke kamar rawat Mama!"
Radev mengangguk, pemuda itu menatap punggung papinya yang menghilang dibalik pintu kamar rawat Meira. Radev berdiri, seseorang tiba-tiba datang dan berbisik kepadanya. Pemuda itu menyeringai, Radev menyuruh orangnya untuk segera pergi.
"Clara, Clara~" gumamnya sebelum memasuki kamar rawat Aileen.
Tatapan pemuda itu berubah, ia mendengus saat melihat kepala pelayan yang ada didalam. Ia kembali melangkah dan duduk di kursi dekat hospital bed, tempat Aileen terbaring lemah. Tatapan Radev terlihat khawatir, membuat kepala pelayan tak tega.
"Tuan Muda, Nona pasti akan sadar," hibur kepala pelayan kepada Radev yang terlihat sangat menyayangi Aileen.
"Bibi, kenapa Aileen mengalami hal seperti ini? Dia gadis yang baik, orang-orang itu seperti iblis. Menyakiti Aileenku," Radev menggenggam tangan Aileen yang tak terdapat selang infus, pemuda itu merasakan tangan dingin sang adik tiri.
"Ini cobaan untuk Nona, dia adalah sosok yang lembut dan penyayang, Tuhan sangat menyayanginya. Buktinya Nona masih bertahan, anda harus bersabar. Nona pasti sadar dan kembali seperti sedia kala," ujar kepala pelayan.
"Aku gagal menjaganya, padahal aku berada disana. Tapi aku telat menyelamatkannya," Radev mengusap pipi pucat adik tirinya.
"Tuan muda sangat menyayangi Nona, itu bukan kesalahan anda. Tuan Muda sudah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Nona," kepala pelayan ingat saat melihat penampilan Radev tadi, tuannya itu basah kuyup dengan mata memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADEV || Step Devil
RomanceYoung-adult; 18+ "Aku mau putus sama kak Radev," ucap seorang gadis berseragam SMP. Sebuah kalimat yang bisa membuat seorang Nathaleo Radev Ganaska menangis selama tiga hari tiga malam. Ini adalah pengalaman terburuk dalam hidup Radev, diputusin sa...