RADEV: TIGA

7.3K 324 46
                                    

Happy reading

Tandai typo kalau ada

________

Alieen merasakan cahaya sinar matahari menembus kelopak matanya, gadis itu melenguh pelan. Tak lama kemudian, ia terbangun. Hal pertama yang ia lihat adalah kamar asing yang bernuansa biru langit. Aileen beranjak dari tempat tidurnya, kaki telanjang nya menapak di lantai yang begitu dingin.

"Ini kamar siapa?" bingungnya.

Pandangannya terpaku pada pantulan dirinya lewat cermin, Aileen melihat bajunya yang sudah diganti dengan piama kebesaran.

"Ini bukan piamaku," Aileen mencium aroma Radev pada piama tersebut.

"Udah bangun putri tidur?" Aileen tersentak kaget, gadis itu melihat Radev yang sudah memakai seragam.

"Cepetan siap-siap, gue gak mau nungguin lo kalo lama!" perintah Radev sebelum pergi dari kamar adik tirinya.

Aileen teringat, ini adalah hari pertama masuk ke sekolah tempat yang sama dengan Radev. Segara ia bersiap-siap, takut Radev meninggalkannya. Tidak sampai lima belas menit, Aileen sudah rapi dengan seragam barunya. Gadis itu tidak sempat menyiapkan bukunya, sehingga ia membawa semuanya sekaligus.

Gadis itu melihat Radev keluar dari pintu sebelahnya, pemuda itu melempar tas miliknya ke arah Aileen. Beruntungnya Aileen sigap dan berhasil menangkapnya.

"Di sekolah, lo babu gue. Jangan panggil nama gue, tapi panggil gue TUAN. Gak ada yang tau kalo gue punya saudara tiri, lo cuma babu gue. Kalo lo berani ngomong siapa lo, maka gue sebar semua ini!" bisik Radev dengan menunjukkan sesuatu yang ada dilayar ponselnya, mata Aileen membelalak.

Mata gadis itu memanas, ia tidak menyangka kalau Radev sejahat itu kepadanya. Aileen menatap kakak tirinya, tidak ada ekspresi sama sekali. Gadis itu menahan air matanya, agar tidak terlihat lemah didepan kakak tirinya.

"Ngerti?" pemuda itu menatap tajam sang adik tiri.

"I-iya kak," Aileen mengangguk cepat, tidak ada pilihan lain. Aileen tidak mau Radev menyebarkan foto-foto tersebut.

Mereka berjalan ke arah lift, gadis itu sedikit berlari untuk mengejar langkah lebar Radev. Saat berada didalam lift, Radev menyandar dipojokkan. Sedangkan Aileen merasa waktu berjalan begitu lambat, gadis itu ingin segera keluar agar tidak hanya berduaan dengan Radev di ruangan yang sedikit sempit ini.

Tentang kejadian semalam, gadis itu ingin bertanya kepada kakak tirinya. Tetapi ia tidak berani, apalagi Radev memiliki sesuatu yang akan membuatnya malu. Aileen hanya mampu menundukkan kepalanya, gadis itu menahan rasa sakit di dadanya. Entah sejak kapan Radev yang ia kenal mulai berubah, Aileen benar-benar tidak dapat mengenalnya.

"Tuan muda dan Nona, sarapan sudah siap," kepala pelayan sudah menyambut keduanya di depan lift.

Aileen menghela nafas lega, berada di satu ruangan dengan Radev membuat jantungnya berdebar tak karuan. "Bibi bisa siapkan bekal untuk kami," kata Radev yang dibalas anggukan oleh kepala pelayan.

"Gue tunggu di mobil," kata Radev.

Aileen menatap punggung kakak tirinya, gadis itu menyeka air matanya yang jatuh tiba-tiba. Aileen sangat mencintainya, tetapi ia tidak bisa bersamanya. Dari dulu sampai saat ini, rasa itu masih tersimpan tersendiri didalam hatinya. Aileen tidak punya pilihan lain, banyak yang ia cintai. Sehingga ia harus mengorbankan perasaannya sendiri, seperti memutuskan hubungannya dengan Radev begitu saja.

RADEV || Step DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang