RADEV: ENAM BELAS

1.2K 70 23
                                    

Happy reading

Tandai typo kalau ada

-

Radev memasuki rumahnya dengan langkah tergesa-gesa, pemuda itu tidak menyadari sosok papinya yang duduk di sofa ruang tamu.

"Kenapa dia terlihat gelisah? Apalagi yang diperbuat oleh anak itu?" Artha beranjak dari duduknya.

Pria itu mengikuti sang putra yang masih belum menyadari keberadaannya.

Ternyata Radev mengemas buku-buku sekolahnya ke dalam tas dan juga beberapa baju.

"Mau kemana kamu?" tanya Artha kepada sang putra.

Radev hampir kelepasan mengumpat, ia mengira papinya belum pulang.

"Nginep di rumah Zay," jawabnya dengan berbohong.

"Lalu kemana adikmu? Ini sudah lewat jam pulang sekolah, kenapa Aileen belum pulang?" pria itu kembali mengajukan pertanyaan.

"Katanya ada kerja kelompok, nanti aku susul ke rumah temennya," bohong Radev.

"Benarkah? Tapi kenapa Aileen tidak memberitahu Papi atau Mamanya?"

Radev menghembuskan nafas pelan, papinya terlalu banyak bertanya dan membuat kepalanya menjadi pusing.

"Ponselnya lowbat, mungkin nanti dia ngabarin kalau ponselnya udah nyala," kata Radev sambil menyampirkan tas ke bahunya.

Artha terdiam, pria itu merasa ada yang disembunyikan oleh putranya.

"Dimana rumah teman Aileen?"

Radev menghentikan langkahnya, pemuda itu menatap papinya dengan jengah.

"Nggak tau, nanti Radev coba tanyain ke temen sekelasnya," jawab pemuda itu sebelum berlalu pergi.

Artha mengeluarkan ponselnya, pria itu menyuruh orangnya untuk mencari keberadaan Aileen.

Artha tidak terlalu mempercayai putranya, sebab beberapa orang suruhnya tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Setelah pria itu tugaskan untuk mengawasi Radev.

"Semoga Aileen baik-baik saja."

Artha tidak bisa tenang kalau putri angkatnya masih belum pulang.

Apalagi hari sudah hampir gelap dan seharusnya Aileen sudah pulang sejak beberapa jam yang lalu.

Sedangkan di posisi Radev, pemuda itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

Tujuan Radev adalah rumah sakit, karena Aileen masih belum sadar dan gadis itu harus di rawat selama beberapa hari ke depan.

Aileen memang sangat menyusahkan, kalau saja gadis itu jujur dari awal tentang kehamilannya, pasti sekarang anak mereka masih ada.

"Gapapa, nanti gue bisa hamilin dia lagi," kekeh Radev sebelum keluar dari mobilnya.

Pemuda itu mangayunkan langkahnya menuju ruang rawat sang adik.

Ceklek!

Radev masuk ke dalam, ternyata Aileen masih belum sadar.

Pemuda itu menaruh tasnya, ia hanya membawa beberapa bukunya secara acak, karena tidak ingin membuat papinya curiga.

Radev juga tidak bisa masuk sekolah besok, karena ia harus menjaga Aileen.

"Ck, jangan lama-lama tidurnya. Gue masih ada urusan sama lo!" pemuda itu mengapit dagu sang adik.

Tidak ada jawaban dari Aileen, gadis itu terlihat masih pucat dan suhu tubuhnya cukup hangat.

RADEV || Step DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang