65

3.1K 114 2
                                    

Mulai jarang update karena tugas segudang apalagi aku mau asesmen akhir. Jadi maklumilah hayati ini ya teman-teman

Tandai typo!

***

"Anjirr, teman-teman gue udah pada berpawang semua. Lah gue? pawang ular aja kali ya," celetuk Berlian yang bosan menscroll tiktok.

Sita mendelik tak terima, "Gue juga belom!"

"Maap nih neng, sepupu gue Axel mau lo taruh di mana?" tukas Bela yang asik memanjakan kepala pacarnya, Saka.

Sita merona dibuatnya, ia memalingkan wajahnya. Memang benar tersebar desas-desus mengenai hubungannya dengan Axel yang terlihat lebih dekat dari sebelum-sebelumnya, kemana-mana selalu bersama terkecuali toilet atau kamar Sita saja. Tapi, sekarang anggota inti Andromeda minus ketua mereka tengah bermain basket.

Tak ada yang menyadari, senyum malu-malu yang ia tampakan tadi berubah menjadi ekspresi marah dengan tangan terkepal kuat.

"Eh iya, keadaan Erlang gimana, Vy?" tanya Sita pada gadis yang asik membaca novelnya.

Ivy menoleh. "Udah mendingan walau manjanya tambah keterlaluan," jawaban Ivy sontak mengundang tawa sahabat-sahabatnya.

"Emang segitunya, Vy?" Shelli memastikan sambil menahan tawa.

"Ho'oh, gak manja gak Erlang," balas Ivy sambil tatapannya mengarah pada 'dia'.

'Dia' merespon dengan tawa kecil walau dalam hati terasa panas. 'Sialan lo Vy!' makinya dalam hati.

Bella dan Berlian saling bertatapan ketika suasana yang ceria diliputi ketegangan entah karena apa. Dan hanya empat gadis lainnya yang tahu apa yang terjadi.

"Ngantin yok!" ajak Berlian memecah kesunyian.

Ivy tersenyum, "Pandai banget!" pujinya membuat Berlian terdiam. Gadis ini seakan tahu apa yang dipikirkannya.

"Lo sus banget, Vy jujurly," Berlian bergumam dan masih tertangkap di telinga mereka semua.

"Yup! hati-hati sama gue," nasehat Ivy penuh misteri mengundangan kegelisahan beberapa orang di sana.

"Ngapain bahas gini sih? mending makan," Sita menggandeng mesra sang sahabat, Ivy ke kantin meninggalkan yang lain yang masih penuh dengan tanda tanya.

Sesampainya di kantin, orang yang sama pagi tadi mendatangi meja Calypso yang asik menikmati setiap makanan yang disuapkan ke mulut mereka masing. Tanpa permisi, orang itu menarik tangan Ivy membuat mienya yang belum sempat ia isikan ke dalam mulut tumpah dan mangkoknya pecah karena bersenggolan dengan sebelah tangannya. Tak lupa tangannyayang lain menggerayangi bahu dan hampir menurun ke punggung gadis itu.

"Anj*ng!" umpat Ivy menyentak kasar tangan orang itu.

Dalam sekejap, kantin yang ramai hening karena umpatan Ivy yang sangat keras. Aura bossy Ivy menekan hawa di sana membuat beberapa orang merinding apalagi tatapannya bagai elang yang siap memakan mangsanya.

Bugh!

Orang itu limbung ke belakang dan kepalanya terantuk ke ujung meja sampai terdengar ringisan kecil dari mulut orang itu. Dan tibalah saatnya Ivy mengabsen semua nama binatang berhubung Erlang tak ada membuat ia bebas memaki dan jika Erlang adapun ia pasti mendukung Ivy karena tindakan kurang ajarnya tadi.

"Hik!" Sita langsung cegukan melihat kejadian yang baru terjadi.

Ivy mengalihkan tatapannya pada Sita dan masih tetap dengan pupil mata elangnya membuat Sita gemetar. Tangannya bergerak mengambil segelas air dan menyodorkan ke depan Sita. "Minum!"

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang