#flashback
*Plak
Sebuah tamparan keras menggema disebuah ruangan kerja Jira. Perth dengan luka kecil disudut bibirnya menarik senyum miring. Kebal dia, saking seringnya mendapat tamparan membuat ia mati rasa dengan sakit."Mau sampai kapan hah!!!, Mau sampai kapan kau terus berulah!!!",
*brak...
Sebuah map tertutup dengan isi berkas-berkas terlempar mengenai tubuh Perth. Untung tangan Jira jauh dari benda keras.Jira kepalang gemas plus lelah dengan tingkah Perth. Putra bungsunya baru kelas dua senior highschool tapi catatan buruknya melebihi gunung baik dikantor polisi ataupun disekolah. Ia tidak tahu lagi bagaimana harus menghadapi Perth.
Awal bulan, ia mendapat panggilan dari sekolah dengan kasus penindasan sesama siswa dengan cara memalak dengan tangan kasar. Lalu beberapa harinya Perth kedapatan membawa dan merokok diarea sekolah. Perth diskors karena dalam seminggu terdapat 2 kasus. Padahal sebentar lagi kenaikan kelas. Lalu pertengahan, ia mendapat panggilan dari polisi dengan Perth yang mabuk di bar dan menghajar orang. Dan ini, ia mendapat panggilan polisi dengan kasus pemukulan karena tidak sengaja kesenggol saat selesai balap liar. Perth yang memang gabut plus dibawah pengaruh miras menghajar habis orang tersebut hingga patah lengan dan lebam disekujur tubuh.
Sesering itu Perth keluar masuk kantor polisi. Bahkan para polisi jaga sampai hafal wajah Perth. Tapi sesering itu, ia tidak pernah mendekam dipenjara. Jira menyumpal mereka dengan sangat baik. Sekalipun Perth berakhir digampar.
Sekarang, Jira benar-benar habis kesabaran. Ia tidak tahu sejak kapan Perth penurut berubah menjadi brutal dan pembangkang. Anak bungsunya itu tidak pernah mengatakan alasannya.
"Jika satu kali lagi kau berbuat ulah, Pho tidak akan pernah membelamu!", tegas Jira.
Perth menyeringai. "Aku tidak butuh. Lagi pula, sejak kapan anda menjabat sebagai Pho ku. Seorang yang membuang wanita hamil lalu memungut anaknya kembali, apa masih bisa disebut Pho?. Pecundang bahkan lebih tinggi dibanding anda", kekeh Perth,
Jira semakin naik pitam. Kakinya melangkah dengan kedua tangan meraih kerah seragam Perth.
"Tersindir eh? Apa yang anda harap dari anak yang sudah kau buang lalu kau pungut Tuan Jira yang terhormat? Menurut untuk kau jadikan budak",
Kepalan tangan Jira terangkat, Perth yang tahu akan digampar kembali tidak bergeming takut sedikitpun. Wajahnya tetap terangkat tenang. Ia malah senang saat Jira tersulut hingga menghajarnya.
"Aku membesarkanmu bukan untuk menjadi pembangkang seperti ini. Kau pikir ibumu senang dengan sifat kerasmu ini!!!",
Raut wajah Perth berubah datar. "Jangan pernah membawa ibuku, mulutmu terlalu sampah un...",
*Plak..
Nafas Jira naik turun, emosinya langsung naik."Keluar dan jangan pernah kembali lagi kerumah ini!!!", teriak Jira.
Perth tertawa, "Kau pikir aku senang disini? Yang perlu anda tahu, rumah ini bahkan seperti neraka untukku. Sejak pertama anda membawaku kesini. Istri dan anak-anakmu bahkan mengucilkanku dengan keji. Harusnya kau tidak pernah muncul apalagi membawaku kesini. Akan lebih baik jika aku tidak pernah tahu tentang ayah kandungku. Aku muak mengakui ayah dengan pria yang lepas tanggung jawab sepertimu. Apalagi menutup mata dan telinga saat istri gilamu membunuh wanita tak bersalah karena takut tersaingi. Keluarga ini benar-benar luar biasa", ucap Perth penuh luka.
Jira terdiam mematung, tahu sudah kenapa putra bungsunya begitu membencinya. Pantas saja. Anak mana yang tidak akan membenci seseorang saat orang tersebut tahu siapa pembunuh ibunya namun malah menutup telinga dan mata hingga kasusnya ditutup begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond Of Fate (END)
FanfictionIkatan takdir antara Meen dan Perth. Perjalan hidup Perth yang tidak mudah. Book pertama dengan tema pelangi. Start 070323-200924