18. resmi berkencan

104 11 49
                                    

"Jadi kau mengacuhkan perasaanku?",

Perth menghela nafas lelah, "mengacuhkan bagaimana sih Phi?", sabar Perth.

"Aku sudah bilang tadi jika aku menyukaimu!!",

"Aku tahu, aku juga sudah mengatakannya tadi. Selayaknya....",

Ucapan Perth terpaksa berhenti karena Meen langsung membungkamnya dengan sebuah ciuman. Perth bahkan sampai membulatkan kedua matanya shock. Tidak pernah terlintas jika Meen akan menciumnya begini.

Begitupun Meen, ia juga shock dengan tindakannya sendiri. Tadi Meen kesal karena Perth belum mengerti ungkapan dirinya ditambah ucapan Perth yang menyebut teman dan teman selalu. Jadi dirinya reflek membungkam mulut Perth agar diam.

Saat bibir Meen menjauh, keduanya terlihat saling tatap dengan kecanggungan yang meliputi.

"Aku serius", ucap Meen

"Maaf jika aku terlambat menyadari ini tapi aku menyukaimu lebih dari teman. Aku...mencintaimu. Rasa kesal dan tidak sukanya Dew mendekatimu karena aku ingin hanya aku yang berada dekat denganmu", jujur Meen.

"Aku benar-benar mencintaimu Perth",

Perth diam dengan perasaan campur aduk. Ia tidak tahu bagaimana mengatasi hatinya yang membeludak senang ditambah shock karena Meen ternyata nemiliki rasa yang sama. Perth masih tidak menyangka.

°°°°°

Setelah pengakuan Meen setengah jam lalu. Keduanya kini masih saling diam duduk bersampingan dikarpet bulu dengan bersender diranjang Meen. Mereka masih berkutat dengan pikirannya masing-masing.

"Apa Phi tidak salah mengartikan perasaan Phi padaku? Phi straight", ucap Perth.

Tubuh Meen begerak untuk menghadap utuh kearah Perth.

"Aku sudah memikirkan ini sejak kemarin-kamrin. Semakin aku menjauh dan melihatmu dengan pria lain membuatku semakin gelisah. Rasa tidak suka hingga kesal selalu menyelimutiku. Itu benar-benar tidak mengenakan. Dan yang aku mau adalah kau. Hanya aku yang boleh dekat denganmu",

"Jadi itu kenapa Phi menjauhiku kemarin?, Phi tidak mau mengakui perasaan Phi?",

"Awalnya, tapi semakin hari aku tidak bisa menerima kedekatanmu dengan Dew",

Keduanya saling mengunci tatap untuk mencari kejujuran satu sama lain.
Tapi gerakan Perth selanjutnya membuat Meen terkejut.

Perth naik dipangkuan Meen,
Ternyata dalam jarak sedekat ini hingga tubuhnya menempel tanpa celah membuat getar hati Meen lebih tak karuan. Maka dari itu ia mencoba mengalihkan debarannya dengan menatap sembarang arah sebelum pertanyaan terakhir Perth membuat Meen kesedak liurnya sendiri.

"Kau yakin mencintaiku?. Ku beritahu sekali lagi, jika aku pria. Perlu kuperlihatkan milikku agar Phi sadar?", serius Perth menatap Meen yang mendadak gerogi. Telinga Meen bahkan sampai memerah

Ia tatap Perth yang masih menatapnya, "Coba perlihatkan padaku, tapi jika setelahnya terjadi sesuatu. Jangan salahkan aku",

Perth tersenyum miring lalu tanpa pikir panjang menangkup wajah Meen untuk ia cium. Hanya menempel, untuk memastikan. Tapi nyatanya tidak membutuhkan waktu lama bagi Meen yang langsung mengambil alih ciuman dengan menarik tengkuk Perth. Memagut lembut dengan sesekali menghisap bibir yang ikut mengimbangi kegiatan bibirnya. Saling meresapi apa yang menjadi pertanyaan hati, keduanya tampak menikmati satu sama lain.

"Ciuman barusan, sebagai bukti jika kau milikku mulai sekarang", ucap Meen setelah melepas tautan bibirnya. Perth tampak tenang menatap Meen.

"Kau tidak mendengar dulu bagaimana perasaanku padamu?", tanya Perth

Bond Of Fate (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang