Dew membawa Perth ke rumahnya. Dan sekarang, ia berada didalam kamarnya dengan aktifitas mengobati luka-luka diwajah Perth.
"Sejak kapan kau berteman dengan War dan lainnya?", tanya Dew menatap pria yang terus diam tanpa berkata apapun sejak dari area balap hingga sekarang.
"Yang ku tahu, mereka terkenal pembuat onar. Bukan tanpa bukti. Sejak aku mengisi panggung disana, beberapa kali aku mendapati mereka berkelahi diarea bar", jelas Dew.
Dew itu pengisi live music di bar tersebut sejak satu tahun yang lalu. Sedangkan Perth berhenti berulah sejak dua tahun yang lalu, jadi ia tidak tahu jika Perth adalah bagian dari circle War.
Perth melirik datar pada pria yang masih mengobati luka diwajahnya. Merasa tidak terima dengan tuduhan Dew pada teman-temannya. "Mereka tidak akan berulah jika tidak diganggu lebih dulu",
Dew menghela nafas lelah. Membereskan alat kesehatan lalu beranjak menuju lemari baju miliknya.
"Jadi sejak kapan?", tanya Dew mengambil kaos hitam miliknya beserta celana pendek.
"Sekolah menengah. Mereka bukan orang jahat, aku mengenal mereka dengan sangat baik",
Dew tersenyum, kembali menghampiri Perth.
"Tapi alangkah baiknya untuk menghindari perkelahian Perth, itu tidak ada gunanya. Ganti ini, malam ini tidur disini saja dulu. Sudah hampir pagi",
"Phi tau, aku merasa lebih ringan jika sudah menghajar seseorang. Jadi itu sangat berguna untukku. Dan satu lagi, aku tidak sebaik yang Phi kira sebelumnya. Jadi sebelum Phi menyesal. Berhenti dengan perasaan Phi padaku. Dia mungkin bisa. Tapi aku tidak bisa diatur dan dituntut", datar Perth berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Dew yang hanya bisa menghela nafas lelah.
°°°°
Perth keluar dari kamar mandi dengan balutan kaos hitam yang terlihat besar menilik posture tubuh keduanya yang jauh berbeda. Untungnya Dew memberi celana boxer tidak terlalu kebesaran.
"Sejak tadi ponselmu berbunyi", ucap Dew menyodorkan benda pipih berwarna hitam milik Perth. Tidak Dew angkat, karena ia memiliki rasa sopan. Dan ia yakin Perth tidak akan suka jika menyentuh barang miliknya.
Tertulis nama War dilayar ponsel. Perth langsung menerimanya.
"Kau selamat atau berada dikantor polisi?",
"Jangan khawatir, aku bersama temanku. Bagaimana yang lain?", tanya Perth.
Dew dibuat gemas dengan pria yang masih berdiri dihadapannya. Ingin ia tarik dan peluk tubuh yang terlihat mungil dibalik kaosnya. Apalagi model rambunya yang berponi depan. Terlihat makin manis.
"Aku bersama Bound dan juga Dunk. Tapi bagaimana motormu?",
Perth baru sadar dengan motornya yang tertinggal. "Aku meninggalkannya",
"Ayahmu pasti...",
"Jangan pikirkan itu", potong Perth. Ia seolah tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Dan Perth tidak perduli.
"Kalau butuh bantuan, kau bisa menghubungiku",
Perth terkekeh, yang lagi-lagi membuat Dew semakin terpikat. Andai sudah ada status resmi, sudah Dew tarik Perth hingga jatuh kepangkuannya. Jadi sekarang, ia hanya bisa menikmati dengan terus menatap Perth tanpa bosan.
"Aku butuh bantuan nanti untuk menghajar habis orang tua itu",
"Bukan hal sulit untuk kita menghabiskan waktu bersama selamanya dipenjara", kekeh War. Perth tersenyum dengan gelengan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond Of Fate (END)
FanfictionIkatan takdir antara Meen dan Perth. Perjalan hidup Perth yang tidak mudah. Book pertama dengan tema pelangi. Start 070323-200924