Tom memijit keningnya saat mendengar keinginan sang putra untuk pembatalan pertunangannya dengan Narin. Bingung dia menghadapi Jira nanti.
"Terlepas dari bagaimana keluarga mereka kau sendiri yang meminta Narin waktu itu Meen. Mau ditaruh dimana muka Papa!!. Jira pasti mengira kita mempermainkan putrinya!", ucap Tom frustasi.
"Maaf Pa, kupikir aku bisa mencintai Narin. Tapi ternyata, itu tidak berhasil. Akan tidak adil jika terus berlanjut", jelas Meen memberi alasan. Ia tidak punya alasan apapun karena Meen tidak mau manceritakan masalah Perth pada orang tuanya.
"Ini belum satu bulan Meen, bagaimana kau bisa memutuskan ini berhasil atau tidak. Kau belum mencobanya nak. Lagi pula, Narin wanita yang cantik dan mandiri", ucap Pam, sang ibu yag sedang mengusap tenang lengan suaminya yang terlihat sakit kepala.
"Tapi aku bisa merasakan Ma, aku tidak bisa mencintai Narin!",
"Hhhhahhhh...sudah-sudah. Kita pikirkan nanti. Kau membuat kepala Papa semakin ingin meledak. Keluar-keluar", usir Tom.
Meen menghela nafas kecil. Tubuhnya berdiri untuk keluar dari ruang kerja ayahnya.
Saat dua kaki itu berada diluar. Meen dikejutkan dengan tepukan dipundaknya.
"Aku menguping tadi, bisa beritahu kenapa kau memutuskan pertunangan itu?", tanya Bai menatap adik satu-satunya.
"Aku tidak bisa menikahi wanita tanpa cinta",
"Memangnya siapa yang ingin kau nikahi?!",
Kening Meen mengkerut tidak mengerti dengan ucapan kakak perempuannya.
"Kau masih menyukai wanita kan Meen?",
Pertanyaan Baifern membuat Meen seketika bungkam. Semakin tidak mengerti dengan arah bicara Bai.
Melihat Meen diam, Bai menarik tangan Meen untuk membawanya kedalam kamarnya.
"Phi melihatmu dengan pria. Berciuman, didalam kamar asrama!. Aku tidak mengerti kenapa sesama pria melakukan itu jika hanya berteman. Jadi jangan katakan itu. Beritahu Phi dengan jelas!", todong Bai
Baifern tak sengaja melihatnya saat akan berkunjung ke asrama Meen. Melihat adiknya berciuman sesama pria membuatnya shock jadi ia tidak jadi masuk melainkan kembali pergi.
Meen menelan ludahnya susah. Ia belum terpikir untuk keluarganya tahu tentang hubungannya dengan Perth.
"Meen!!!",
"Phi masalah dengan hubungan sesama pria?",
Baifern melemas. Tubuhnya bahkan terduduk diranjang miliknya. Dengan pertanyaan yang baru adiknya itu lontarkan saja sudah cukup memberinya jawaban.
"Phi tahu hubungan seperti itu memang mulai diterima publik. Tapi bagaimana dengan orang tua kita? Papa dalam kondisi tidak baik Meen. Kenapa kau memilih pria? Apa dunia ini kekurangan wanita?!",.
"Bukan pria atau wanita Phi, tapi perasaan. Aku juga tidak terpikir akan menyukai pria. Tidak pernah terpikir sedikitpun Phi!!. Ini terjadi begitu saja!",
"Lalu bagaimana sekarang hah? Kau memutuskan pertunangan karena pria itu kan? Kau serius dengannya? Menikahi pria?",
Meen mengusak kasar rambutnya. Ia sudah pusing tadi, lalu ditodong pertanyaan yang membuatnya kian pusing. Jadi Meen terlihat kusut dengan rambut berantakan.
"Aku tidak tahu Phi!!!", lelah Meen.
Ia tatap dengan tangan yang meraih dua tangan kakaknya.
"Jangan beritahu mereka dulu, aku sendiri yang akan bicara nantim jadi please, Phi diam ya. Aku akan menyelesaikan masalahku sendiri!", mohon Meen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond Of Fate (END)
FanficIkatan takdir antara Meen dan Perth. Perjalan hidup Perth yang tidak mudah. Book pertama dengan tema pelangi. Start 070323-200924