Seorang pria dengan balutan kaos hitam dipadukan blazer putih hitam dan celana jeans hitam tengah melangkah masuk kedalam kediam Sukumpantanasan.
Ia sudah rapih untuk party ulang tahun perusahaan milik Jira. Tapi sebelumnya, Jira meminta tiga putranya datang ke rumah sebelum ketempat acara. Untuk memastikan anak-anaknya tidak membuat ulah.
Membuka pintu ruang kerja Jira, Perth sudah melihat Tay dan Narin disana dengan Jira yang tampak tenang duduk dikursi kebesarannya.
Menyudahi apa yang ia lihat, pria paruh baya itu berjalan mendekat pada tiga anaknya yang sudah berdiri berjejer didepan meja kerjanya. Dan berhenti didepan Perth lalu melempar beberapa lembar foto yang ia dapat dari bawahan yang memang ia tugaskan mengawasi Perth kemarin.
Perth hanya diam dengan mata yang mengarah pada foto-foto kejadian tadi siang.
"Kupikir kau berubah setelah satu tahun lebih tidak berulah. Tapi apa itu!!!", kesal Jira.
Perth tampak tenang menatap Jira yang mencoba meredam amarahnya.
"Masalah apa lagi yang sedang kau buat hah!!! Kau baru masuk Perth, haruskah langsung membuat masalah diuniversitas.!!",
"itu bukan masalah",
"Bukan masalah katamu, berkelahi dilingkungan kampus adalah pelanggaran. Kau pikir tidak ada sanksi untuk itu!!",
"Tidak ada satu pun pihak kampus yang tahu, aku juga tidak dipanggil atau mendapat sanksi. Jadi apa masalahnya?. Ah benar, bukan itu masalahnya tapi...anda", datar Perth membuat Jira tersulut hingga mengangkat satu tangannya hendak menampar Perth namun terhenti diudara. Dan Perth dengan dagu tegaknya tanpa takut menatap Jira.
"Kenapa berhenti? Anda sudah lama tidak menamparku kan? Anda terlalu rindu untuk sekedar menamparku hingga mencari kesalahan yang tidak seharusnya menjadi masalah",
"Sejujurnya, aku sudah lelah untuk meladeni keinginan anda tapi...jika rasa ingin menamparku tinggi maka aku dengan senang hati mengabulkan keinginan anda tuan Jira yang terhormat. Mungkin selain itu, anda juga merindukan panggilan dari kantor polisi", tajam Perth lalu berbalik pergi tanpa permisi.
-----
@ballroom hotel tempat pesta ulang tahun perusahaan.
Jira menebar senyum lebar pada setiap tamu undangan yang hadir di acaranya. Ia sambut begitu sopan dan ramah dengan tiga anak-anaknya. Dan dalam basa-basi pembicaraan seputar bisnis, Jira selipkan untuk mengenalkan anak-anak penerus perusahaannya kelak.
Perth yang tidak menduga jika Jira akan mengenalkannya pada beberapa kolega bisnis ayahnya itu hanya bisa tersenyum palsu. Dan sedikit terkejut saat Jira mengatakan dirinya akan membantu dianak cabang perusahaan.
"Aku baru tahu dia anak dari keluarga Sukumpanthanasan. Tidak terlihat", ucap Boss. Kebetulan Boss, Jeff dan Meen dibawa orang tua mereka untuk ikut jadi tiga orang itu kini bersama dengan pandangan menatap pada Perth yang bersama Jira dan dua kakaknya.
"Tidak terlihat bagaimana, mobil yang ia bawa ke kampus saja sudah terlihat", sambung Meen memperhatikan Perth.
Ia masih tidak mengerti dengan pribadi Perth. Apalagi sekarang, terkadang melihat Perth tersenyum ramah tapi selepasnya terlihat datar dan murung. Lalu kembali mengingat saat Perth menangis diklinik tadi siang. Ditambah bagaimana cara Perth mengusap leher belakangnya terus terngiang dipikiran Meen hingga sekarang.
"Apa hanya aku ya...yang merasa jika Perth ada manis-manisnya", celetuk Boss membuat Jeff dan Meen seketika menoleh serempak dengan kening yang kusut tidak mengerti arti ucapan Boss
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond Of Fate (END)
FanficIkatan takdir antara Meen dan Perth. Perjalan hidup Perth yang tidak mudah. Book pertama dengan tema pelangi. Start 070323-200924