Perth sepertinya tidak sadar jika Dew terus berada disekitarnya sejak hari pria tinggi itu mendapat no Perth. Kesibukannya membuat Perth tidak bisa sekedar melihat sekitar. Bahkan untuk memikirkan cara mendekati Meen pun terpaksa ia tunda. Pelatihan bulan bintang membuatnya mengkesampingkan semuanya.
Apalagi mengingat bonus yang akan Meen beri, jadi Perth yang malas berubah rajin. Setidaknya ia harus mendapat satu gelar untuk menagih bonus dari Meen.
Seperti malam ini, Dew dan beberapa teman fakultas teknik terlihat digedung tempat pelatihan bulan dan bintang. Menunggu untuk mengantarkan Perth pulang. Sedangkan teman lainnya ingin cuci mata melihat bintang-bintang bersinar digelapnya malam.
Jika Perth tidak sadar didekati Dew. Lain lagi dengan Meen. Pria tampan itu sudah tau saat pertama melihat Dew mengantar Perth. Terlihat jelas juga bagaimana Dew melihat Perth.
"Dew benar mengincar Perth. Apa Perth gay?", yang bertanya ini Boss, dia mulai penasaran dengan sexual Perth saat mengingat Perth yang tidak risih didekati Dew. Tapi nyatanya, Perth tidak risih karena belum tahu saja jika Dew bisex. Jadi Perth anggap seperti teman-teman lainnya. Lagipula juga, Dew tidak pernah menyentuhnya berlebihan. Mentok mengusap kepalanya saja, dan itu juga wajar. Karena Meen juga sering begitu.
"Jangan-jangan mereka diam-diam berkencan lagi", lanjut Boss.
Meen hanya diam menatap Dew yang juga tanpa sengaja menatap kearah Meen n the genk. Jadilah aksi saling tatap.
"Memang kenapa jika Dew mendekati bahkan berkencan dengan Perth? Kau cemburu Boss?", tanya Jeff.
"Ya tidak sih... Hanya saja... Mereka tampak serasi", ucap Boss dengan tampang tak berdosanya.
"Ngga guna banget omonganmu", kesal Jeff. Sedari tadi ia menyimak ucapan Boss. Dia pikir Boss memiliki rasa. Taunya ending yang mengesalkan.
"Perth memang ada manisnya, tapi...itu ada yang menarik mataku selain Perth. Tu dia...", ucap Boss mematap bulan fakultas teknik yang tengah bercanda bersama bulan lain.
"Kau benar-benar penyuka pria sekarang?",
"Tidak semua lah, khusus yang manis-manis. Biar bisa mengimbangi hidupku yang pahit",
Jeff tertawa. Tapi Meen diam, ia tidak masuk topik sedari tadi. Terlalu sibuk menatap Dew yang sudah bersama Perth.
Perth memilih mendekat pada Dew karena ia yakin Meen disini hanya untuk Pechaya.
Lalu pikiran Meen bundet di pertanyaan, 'apa benar mereka berdua berkencan?',
Saking teralihkannya fokus Meen pada Perth dan Dew yang saling tersenyum disela percakapan mereka, Meen tidak sadar jika Peach mencoba memanggilnya. Padahal wanita itu berada tepat dihadapan Meen.
"Lihat apa sih", jahil Boss mengusap wajah Meen.
"Sat, mau kupotong tanganmu", kesal Meen.
"Santai lah..Peach memanggilmu tapi kau diam terus", ucap Boss lalu bergerak menuju telinga Meen.
"Kau cemburu Dew dekat dengan Perth ya?", bisik Boss.
Meen menoleh datar pada Boss yang tampak menjengkelkan dengan senyuman penuh ledekan.
Memilih untuk tidak memperdulikan Boss. Meen beralih menatap wanita yang sudah duduk disampingnya.
"Jika Phi lelah, tidak perlu menjemputku selalu. Aku bisa pulang dengan temanku", ucap Peach
"Tidak, lagi pula. Tidak ada kegiatan lain yang bisa ku lakukan",
"Udah lah, gasss....mau sampai kapan sih gantung mulu", sindir Boss.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond Of Fate (END)
FanfictionIkatan takdir antara Meen dan Perth. Perjalan hidup Perth yang tidak mudah. Book pertama dengan tema pelangi. Start 070323-200924