DLM- 4

235 12 2
                                    


Hai hai ketemu lagi nih sama Naura dan Al, gimana ada yang nungguin gak nih kira-kira?

Ada

Gak ada

Cielah kalo ada yang nungguin mah ngomong aja kali jangan gengsi, santai aja semuanya itu gratis kok

Heheh ya udah deh langsung lanjut aja ya

"Assalamualaikum " suara seseorang mengintruksikan ketiganya untuk menengok ke arah pintu masuk, dan ya seorang laki-laki tengah berdiri dengan wibawanya lengkap dengan segala berkas yang ada ditangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum " suara seseorang mengintruksikan ketiganya untuk menengok ke arah pintu masuk, dan ya seorang laki-laki tengah berdiri dengan wibawanya lengkap dengan segala berkas yang ada ditangannya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh " jawab semuanya yang ada diruang tamu

" Bagaimana Gus, santri putra semuanya sudah kembalikan" tanya Abi Ahmad kepada sang putra yang kini tengah duduk dihadapannya

" Sudah Abi Alhamdulillah, dan ini semua data santri lama maupun santri baru yang Abi minta tadi " jawab Al sembari memberikan map berisi beberapa data diri santri kepada Abi Ahmad

" Sudah, kamu saja yang pegang, lagian pesantren ini sebentar lagi Abi berikan kepada kamu kan Al " ucap Abi Ahmad dan mendapat anggukan ragu dari Al

" Kamu masih ragu gus" Tanya umi Fara kepada sang putra yang kini tengah menunduk

" Al, khawatir tidak bisa menjaga amanah dari Abi dan umi" jawab Al sembari mengangkat kepala dan menatap kedua orangtuanya

" Abi percaya sama kamu nak, dan kamu tidak perlu khawatir ada safwa yang nanti bantu kamu sama ustadz ustadzah yang lain juga" ucap Abi Ahmad meyakinkan sang putra

" Ya sudah kalo begitu Abi, Al izin menyimpan semua data dan berkas terkait pesantren ya dikamar Al, sekalian mau siap-siap untuk ke masjid sholat Maghrib" pamit Al kepada kedua orangtuanya dan sang adik yang sendari tadi hanya diam menyimak.

" Iya nak, safwa kamu juga siap-siap gih " Ucap umi dan mendapat anggukan dari keduanya.

Dilain tempat, lebih tepatnya sebuah kamar berwarna hijau muda lengkap dengan meja belajar dan dipan sebagai tempat istirahatnya, seorang gadis tengah menata seluruh barang bawaannya dilemari, sampai jemari tangannya tidak sengaja menyentuh sebuah kertas berwarna biru muda.

" Punya siapa" batinnya

" Na, kenapa kok diem, ayo siap-siap ke masjid sudah masuk waktunya sholat maghrib lho " ucap Anindya membuyarkan lamunan Naura

" Eh, iya tunggu sebentar ya aku ambil wudhu dulu" ucap Naura dan kembali meletakkan kertas itu kedalam koper dan menyimpannya.

" Oke aku tunggu didepan asrama ya" ucap Anindya dan mendapat anggukan dari Naura

Dibawah Langit MenaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang