DLM- 11

165 14 0
                                    


Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, Gus Al beserta kedua orang tuanya memutuskan untuk istirahat disebuah hotel di kota Pekalongan sebelum melanjutkan perjalanan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, Gus Al beserta kedua orang tuanya memutuskan untuk istirahat disebuah hotel di kota Pekalongan sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Empat orang itu kini tengah menikmati suasana didalam kamar yang mereka tempati, terutama Gus Al, netra hitam legamnya menatap hiruk pikuk kendaran dan beberapa stand makanan yang ada disekitar hotel, seketika semburat senyum menyambangi wajahnya karena teringat dimana dia berdiri sekarang.

" Masyaallah, bahagia banget ya Gus " Tanya seseorang yang kini tengah duduk di sofa yang ada dikamar

" Alhamdulillah asyi, saya juga gak nyangka bakal balik lagi ke kota ini, setelah beberapa tahun lalu sempat menjadi santri di salah satu pondok pesantren yang ada di kota ini " jelas Gus Al kepada orang yang dipanggil asyi itu

" Iya Gus, kotanya adem ya Gus, pemandangan kalo sore gini juga Masyaallah rame banget yang jualan makanan, jadi pengen " ucapnya sembari memberi kode kepada putra kyai yang dia anggap sebagai abangnya itu

" Ya udah ayo keluar, gitu aja pake kode-kode, bilang langsung kan bisa " ucap Gus Al

" Serius Gus, kita keluar nih jalan-jalan" Tanya asyi lagi sembari mengikuti langkah sang Gus yang kini tengah berdiri disalah satu pintu kamar hotel

Tok

Tok

Tok

" Assalamualaikum Abi umi " ucap Gus Al

Tak lama dari itu, suara pintu yang terbuka pun mengalihkan perhatian Al yang sebelumnya tengah memandangi suasana hotel.

" Wa'alaikumussalam, ada apa Gus " tanya umi Fara kepada sang putra

" Al izin pergi jalan-jalan sama khasyi ya umi, umi mau nitip sesuatu tidak " izin Al dan diakhiri pertanyaan untuk sang umi

" Umi titip martabak manis aja deh, kalo Abi..." Ucapan umi Fara seketika terhenti ketika lelaki paru baya hadir disebelahnya dan menjawab apa yang beliau inginkan

" Abi sop buah, martabak telur, keripik tempe, sama sale pisang ya Gus, Abi kangen soalnya, udah lama juga kan kita gak ngemil makanan khas Pekalongan, eh Alhamdulillahnya dapet calon mantu orang sini....ya gak umi" ucap Abi Ahmad sembari meminta persetujuan atas apa yang diucapkannya kepada sang istri.

" Iya Abi, umi juga mau tambah deh titipannya lengkap kaya Abi ya " ucap umi Fara dengan senyum manis andalannya

" Iya Abi umi Al belikan semuanya, kalo gitu Al pamit dulu, Assalamualaikum Abi umi " ucap Al sembari mencium punggung tangan keduanya diikuti oleh khasyi terkecuali, ketika bersama umi Fara khasyi hanya menangkupkan tangannya di dada dengan sopan.

" Wa'alaikumussalam" jawab keduanya sebelum kembali masuk kedalam kamar guna beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.

Kini dua orang lelaki nampak tengah berjalan kaki menyusuri satu persatu stand makanan untuk membeli apa yang mereka inginkan, satu berjalan didepan dengan gagahnya, dan yang satu mengikuti dibelakangnya dengan penuh rasa tawadhu' , bukan karena dekat dengan putra kyai menjadikannya sombong dan angkuh dalam bertindak, dihatinya selalu ditanamkan bahwa ridho kyai dan guru adalah kunci keberkahan dalam menjalani hidup.

Dibawah Langit MenaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang